Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Heran, 3 Kelebihan Tanam Padi Jalan Maju

1 Agustus 2023   17:28 Diperbarui: 1 Agustus 2023   18:04 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu-Ibu Petani Di Indramayu Tanam Padi Jalan Maju (Dokpri)


Selama ini kita mengenal dan melihat tanam padi umumnya dilakukan dengan jalan mundur atau disebut "tandur" akronim dari tanam mundur. 

Teknik tanam padi jalan mundur ini diklaim memudahkan petani untuk melakukan tanam padi dibantu dengan tali kenteng (tali tambang sebagai garis tanam padi agar lurus dan rapi) dan tujuan lainnya adalah agar bibit padi yang sudah ditanam tidak rusak karena terinjak.

Lalu bagaimana jika tanam padi dilakukan dengan jalan mundur?

Beberapa waktu yang lalu sempat heboh dan ramai, tokoh publik yang sedang tanam padi bersama ibu-ibu petani dengan teknik jalan maju. Teknik yang tidak lazim dikenal dan dilihat oleh masyarakat Indonesia. Apakah salah?

Mencoba mencermati fenomena teknik tanam padi jalan maju, nyatanya beberapa wilayah di Indonesia sejak dulu sudah menerapkan teknik tanam padi jalan maju, selain juga menerapkan teknik padi jalan mundur.

Teknik padi jalan maju dikenal sebagai teknik "Tanju" atau Tanam Maju.  Di Indramayu, sudah lazimnya ibu-ibu  menanam padi dengan teknik jalan maju begitu juga petani-petani di Bali dan sebagian wilayah di Jawa Tengah. Jadi, apa yang terlihat tidak lazim, ternyata cukup lazim di daerah lain. 

Teknik tanam padi jalan maju, mempunyai beberapa kelebihan daripada teknik tanam padi jalan mundur. Itulah sebabnya petani di beberapa wilayah di Indonesia mempertahankan teknik tanju dalam penanaman bibit padi.

1. Pemanfaatan Waktu Yang Lebih Efisien Dan Efektif

Teknik tanam padi jalan maju, memberikan kecepatan dalam pengerjaannya. Umumnya sebelum tanam padi, petani akan membuat pola garis tanam dari bambu atau arti lain petani sudah buat garis tanam, sehingga pengerjaannya lebih mudah dan cepat. Cara ini sering di jumpai di wilayah Pantura Subang.

Di Bali, cara ini biasanya disebut dengan caplakan. Semacam alat dari bambu yang digunakan untuk membuat pola garis penanaman padi yang sudah disesuaikan dengan jarak tanam yang dikehendaki. 

Berbeda dengan wilayah di Jawa Timur, yang masih menggunakan tali kenteng untuk menanam padi, sehingga waktu yang dibutuhkan semakin lama, karena sedikit-sedikit harus memindahkan tali kenteng ke lajur tanam selanjutnya, apalagi penanamannya menggunakan teknik tanam jalan mundur. 

Jangkauan tangan dan penglihatan yang lebih luas, jika jalan maju, memudahkan petani untuk melakukan penanaman , sehingga waktu yang digunakan pun lebih cepat.

2.  Jarak Tanam Lebih Rapi

Penerapan cara caplakan atau pembuatan pola garis tanam pada teknik tanam padi jalan maju, memberikan hasil yang lebih rapi tanpa takut untuk menginjak tanaman yang sudah tertanam. Selain itu, dengan jalan maju, kemungkinan titik tanam terlewat sangat kecil.

Umumnya sistem tanam jajar legowo dapat diterapkan menggunakan teknik tanam jalan maju. Berbeda dengan sistem Tabela yang mengharuskan jalan mundur.

3. Cocok Untuk Semua Metode

Mekanisasi pertanian mendorong pelaksanaan penanaman padi menggunakan mesin tanam atau sering disebut transplanter. Pengoperasian transplanter untuk tanam padi dilakukan dengan teknik jalan maju sehingga hasilnya lebih rapi dan waktu lebih cepat.

Begitupun juga metode konvensional atau manual, jalan maju memberikan kemudahan bagi penanam dan menghindari risikso tinggi lubang tanam tak tertanam.

Jadi, teknik tanam padi jalan maju, tidak salah, hanya belum lazim saja dikenal. Ke depan masyarakat pertanian kususnya petani padi harus terbiasa dengan teknik tanam jalan maju menggunakan mesin transplanter untuk efisiensi biaya usaha tani padi.

Pertanian akan terus berkembang, begitupun juga dengan cara dan metode yang diterapkan. Cara lama yang memperlambat pekerjaan dan menghabiskan biaya tinggi harus pelan-pelan ditinggalkan.

 Semua cara dan metode tersebut pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tinggal cara mana yang paling efektif fan efisien digunakan, itulah yang perlu dikembangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun