Selama ini kita mengenal dan melihat tanam padi umumnya dilakukan dengan jalan mundur atau disebut "tandur" akronim dari tanam mundur.Â
Teknik tanam padi jalan mundur ini diklaim memudahkan petani untuk melakukan tanam padi dibantu dengan tali kenteng (tali tambang sebagai garis tanam padi agar lurus dan rapi) dan tujuan lainnya adalah agar bibit padi yang sudah ditanam tidak rusak karena terinjak.
Lalu bagaimana jika tanam padi dilakukan dengan jalan mundur?
Beberapa waktu yang lalu sempat heboh dan ramai, tokoh publik yang sedang tanam padi bersama ibu-ibu petani dengan teknik jalan maju. Teknik yang tidak lazim dikenal dan dilihat oleh masyarakat Indonesia. Apakah salah?
Mencoba mencermati fenomena teknik tanam padi jalan maju, nyatanya beberapa wilayah di Indonesia sejak dulu sudah menerapkan teknik tanam padi jalan maju, selain juga menerapkan teknik padi jalan mundur.
Teknik padi jalan maju dikenal sebagai teknik "Tanju" atau Tanam Maju.  Di Indramayu, sudah lazimnya ibu-ibu  menanam padi dengan teknik jalan maju begitu juga petani-petani di Bali dan sebagian wilayah di Jawa Tengah. Jadi, apa yang terlihat tidak lazim, ternyata cukup lazim di daerah lain.Â
Teknik tanam padi jalan maju, mempunyai beberapa kelebihan daripada teknik tanam padi jalan mundur. Itulah sebabnya petani di beberapa wilayah di Indonesia mempertahankan teknik tanju dalam penanaman bibit padi.
1. Pemanfaatan Waktu Yang Lebih Efisien Dan Efektif
Teknik tanam padi jalan maju, memberikan kecepatan dalam pengerjaannya. Umumnya sebelum tanam padi, petani akan membuat pola garis tanam dari bambu atau arti lain petani sudah buat garis tanam, sehingga pengerjaannya lebih mudah dan cepat. Cara ini sering di jumpai di wilayah Pantura Subang.
Di Bali, cara ini biasanya disebut dengan caplakan. Semacam alat dari bambu yang digunakan untuk membuat pola garis penanaman padi yang sudah disesuaikan dengan jarak tanam yang dikehendaki.Â