Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Masa Bera Tiba, Anak-Anak Puas Main Bola di Sawah

28 Juli 2023   06:00 Diperbarui: 28 Juli 2023   06:29 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang berakhirnya Bulan Juli, wilayah Kabupaten Indramayu kususnya bagian selatan yaitu Kecamatan Gantar sebagian besar sudah memasuki masa bera. Berbeda dengan wilayah Kabupaten Indramayu lainnya yang masih masuk masa penanaman hingga bersiap memasuki masa panen.

Sama hal-nya dengan beberapa tempat di wilayah Sragen, sebagian sudah nampak memasuki masa bera. Hal ini terlihat saat kunjungan kerja beberapa waktu yang lalu ke Sragen, nampak anak-anak kecil dengan puasnya bermain sepak bola di sawah hingga larut petang.

Pemandangan yang sering terlihat di pedesaan saat masa bera sawah sudah tiba. Umumnya petani akan mendiamkan sawahnya satu hingga dua bulan sebelum memasuki masa tanam berikutnya atau mendiamkan sawahnya hingga sumber pengairan sudah ada.

Momen ini tidak dilewatkan begitu saja oleh anak-anak untuk bermain sepak bola. Mengandalkan pintu gawang yang terbuat dari tumpukan sandal atau bebatuan, mereka begitu piawai memainkan bola plastik di kakinya.

Biasanya anak-anak memulai aktivitas main bolanya setelah adzan asyar tiba yaitu sekitar pukul tiga sore hingga terdengar adzan maghrib tiba yaitu pukul 6 sore.

Jika lupa waktu, mereka baru pulang setelah mamak mereka datang sambil mengayunkan sandal di tangan kanannya, untuk meminta anak-anaknya segera bergegas pulang.

Di desa, anak-anak tidak perlu berebut tempat dengan pemuda-pemuda desa untuk sekadar bermain bola. Cukup mencari sawah bera yang belum ada aktivitas usaha tani apapun di areanya.

Jika hujan tiba, makin rianglah anak-anak, area sawah menjadi basah berlumpur. Sambil bertelanjang dada, menanggalkan kaosnya, mereka semakin semangat memainkan bolanya.

Di kota, gambaran aktivitas anak-anak semacam ini, tidak mudah ditemukan. Jangankan mencari tempat lapang untuk bermain bola, sekadar ruang untuk memparkirkan mobil saja harus mengambil badan jalan.

Belajar dari desa, bagaimana kota seharusnya memainkan perannya untuk menyediakan ruang bagi anak-anak mengeksploitasi kemampuan dan potensi dalam dirinya, seperti bermain bola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun