Melansir dari survei Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) di tahun 2014 silam, survei dilakukan di Tegal, Kediri, Bogor dan Karawang menunjukkan hanya 37 persen anak muda yang mau meneruskan usaha tani orangtuanya yang bergerak di sektor pangan seperti usaha tani padi atau jagung. Sedangkan anak muda yang mau meneruskan usaha tani orangtuanya di sektor hortikultura masih cukup tinggi yaitu 46 persen.
Dewasa ini perkembangan pertanian hidroponik baik sayur-sayuran atau buah-buahan di dalam greenhouse banyak digandrungi oleh petani-petani muda. Menunjukkan sektor hortikultura masih cukup menarik bagi kalangan muda untuk menekuni usaha pertanian.
Terutama bagi anak-anak muda di perkotaan, yang menerapkan sistem pertanian "urban farming". Tingginya permintaan sayuran hidroponik, mendorong petani muda lebih tertarik bertani hidroponik.
Tidak hanya itu, perputaran uang dari usaha tani hortikultura seperti budidaya bawang merah, tanaman obat-obatan, bawang daun, atau buah-buahan, dinilai relatif lebih cepat dengan harga pasar yang relatif stabil. Dibandingkan dengan komoditi pangan seperti padi atau jagung yang membutuhkan banyak biaya budidaya dan harga yang cukup fluktuatif.
Alasan lain, mengapa sektor hortikultura cenderung lebih diminati oleh petani-petani muda, karena rendahnya intervensi pemerintah pada beberapa komoditi hortikultura seperti bawang merah dan cabai. Mekanisme pasar sepenuhnya sangat membentuk harga di pasar. Tidak seperti padi atau jagung yang harganya dibatasi oleh HPP Pemerintah.Â
Tidak hanya itu, rantai pasok dan rantai distribusi komoditi hortikultura yang relatif pendek dan singkat menjadi kelebihan dalam melakukan usaha tani di komoditi hortikultura, tidak seperti komoditi pangan yang cenderung panjang dan banyak kaki tangan. Sehingga harga selisih jauh.
Kesenjangan antara usaha tani hortikultura dan usaha tani pangan itulah yang menyebabkan, petani-petani muda enggan tanam padi dan lebih tertarik tanam sayuran tidak sedikit juga yang tertarik ke tanaman buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H