Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Enggan Tanam Padi, Petani Muda Lebih Tertarik Hortikultura

11 Juli 2023   06:00 Diperbarui: 12 Juli 2023   13:30 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani Angkut Bibit Padi (Dokpri)

Melansir dari survei Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) di tahun 2014 silam, survei dilakukan di Tegal, Kediri, Bogor dan Karawang menunjukkan hanya 37 persen anak muda yang mau meneruskan usaha tani orangtuanya yang bergerak di sektor pangan seperti usaha tani padi atau jagung. Sedangkan anak muda yang mau meneruskan usaha tani orangtuanya di sektor hortikultura masih cukup tinggi yaitu 46 persen.

Dewasa ini perkembangan pertanian hidroponik baik sayur-sayuran atau buah-buahan di dalam greenhouse banyak digandrungi oleh petani-petani muda. Menunjukkan sektor hortikultura masih cukup menarik bagi kalangan muda untuk menekuni usaha pertanian.

Terutama bagi anak-anak muda di perkotaan, yang menerapkan sistem pertanian "urban farming". Tingginya permintaan sayuran hidroponik, mendorong petani muda lebih tertarik bertani hidroponik.

Tidak hanya itu, perputaran uang dari usaha tani hortikultura seperti budidaya bawang merah, tanaman obat-obatan, bawang daun, atau buah-buahan, dinilai relatif lebih cepat dengan harga pasar yang relatif stabil. Dibandingkan dengan komoditi pangan seperti padi atau jagung yang membutuhkan banyak biaya budidaya dan harga yang cukup fluktuatif.

Alasan lain, mengapa sektor hortikultura cenderung lebih diminati oleh petani-petani muda, karena rendahnya intervensi pemerintah pada beberapa komoditi hortikultura seperti bawang merah dan cabai. Mekanisme pasar sepenuhnya sangat membentuk harga di pasar. Tidak seperti padi atau jagung yang harganya dibatasi oleh HPP Pemerintah. 

Tidak hanya itu, rantai pasok dan rantai distribusi komoditi hortikultura yang relatif pendek dan singkat menjadi kelebihan dalam melakukan usaha tani di komoditi hortikultura, tidak seperti komoditi pangan yang cenderung panjang dan banyak kaki tangan. Sehingga harga selisih jauh.

Kesenjangan antara usaha tani hortikultura dan usaha tani pangan itulah yang menyebabkan, petani-petani muda enggan tanam padi dan lebih tertarik tanam sayuran tidak sedikit juga yang tertarik ke tanaman buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun