Hal ini pasti berpengaruh pada hasil panen padi. Karena di bulan April-Mei masuk musim panen raya padi. Akibatnya hasilnya turun dan kualitasnya rendah, sehingga harganya murah.
Selain itu, Pak Carsa, petani dari Kecamatan Patrol, menerangkan, akhir-akhir ini suhu terasa sangat panas ketika malam hari, padahal harusnya bulan Juni suhu malam hari sedang dingin-dinginnya.
2. Mengapa Terjadi Perubahan Iklim?
Menurut Prof. Yunita, sektor pertanian disinyalir juga berperan aktif dalam perubahan iklim. Contohnya penggunaan racun (Kata ganti pestisida kimia), dan CO2 yang dihasilkan dari pembakaran jerami dan mesin-mesin pertanian.
Gas-gas yang dihasilkan dari proses pembakaran seperti gas methane dan gas CO2 terperangkap di lapisan atmosfer (ozon) Â membentuk yang dinamakan gas rumah kaca.
Akibatnya cahaya matahari yang masuk ke permukaan bumi, sulit untuk dipantulkan kembali ke atmosfer karena terperangkap oleh gas-gas yang membentuk rumah kaca.
Itulah mengapa, suhu di permukaan bumi terasa panas. Dampaknya pasti berpengaruh pada perubahan komponen pembentuk cuaca dan iklim seperti kelembaban, sinar matahari dan curah hujan.
3. Perlukah Petani Belajar Untuk Bisa Tanggap Pada Risiko Perubahan Iklim?
Pak Yusup, salah satu petani PPTPI menyampaikan pentingnya petani belajar untuk bisa tanggap pada risiko perubahan iklim. Karena hal itu sangat berguna untuk petani dalam melakukan budidaya tanaman.
Karena cuaca sifatnya dalam lingkup local dan dalam periode waktu yang sempit (maksimal 2 minggu), maka cuaca setiap wilayah pasti berbeda. Oleh sebab itu penting sekali untuk petani melakukan pengamatan cuaca salah satunya melalui indikasi curah hujan.
Curah hujan adalah satu komponen iklim yang mudah diamati menggunakan alat sederhana yang dinamakan omplong. Curah hujan diukur setiap hari setiap pagi. Kemudian ditabulasi setiap bulan atau 3 bulan sekali untuk mengetahui jumlah bulan basah dan jumlah bulan kering.
Melalui pengamatan tersebut, akan diketahui pola agroklimat dalam suatu budidaya tanaman pertanian. Serangan hama dan penyakit apa yang terjadi di setiap vase pertumbuhan tanaman baik vegetative maupun generative. Sehingga dalam pelaksanaan pemeliharaan tanaman  seperti pemupukan atau penyemprotan pestisida dapat dilakukan secara efektif. Tidak boros, tidak buang-buang biaya dan hasilnya tetap tinggi.
Lokakarya 1 ditutup dengan evaluasi yang dipandu oleh MC yaitu Pak Wartijah. Harapannya dengan dilaksanakannya lokakarya 1 petani dapat lebih tanggap dan aktif dalam menyikapi perubahan iklim.