Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

3 Pendidikan Politik dari Film Tilik The Series

13 Mei 2023   22:12 Diperbarui: 13 Mei 2023   22:16 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam hari menjelang hari pemungutan suara, Pak Hartono melalui suruhannya melakukan serangan fajar dengan membagikan amplop bergambar foto Pak Hartono berisi uang kepada warga desa. Amplop-amplop tersebut diselipkan di bawah pintu rumah-rumah warga.

Meski Pak Hartono sudah berbuat curang, tetap Bu Tejo yang menang dan terpilih menjadi kepala desa. Menunjukkan bahwa warga desa cerdas dan tidak terpengaruh cara kotor yang sudah dijalankan kubu Pak Hartono.

Politik uang hanya akan menghasilkan pemimpin yang korup dan mementingkan kelompoknya saja, sehingga harus dihilangkan agar tidak menjadi budaya dan dianggap lumrah dimasyarakat, patut di contoh.

Cermat dan Periksa Fakta Setiap Mendapat Berita

Konflik rumah tangga Pak Tejo dan Bu Tejo, dimanfaatkan kubu Pak Hartono untuk melakukan negative campaign. Kubu Pak Hartono menyebar berita hoax bahwa Pak Tejo dan Bu Tejo sudah cerai, sehingga Bu Tejo menjadi janda.

Kondisi ini dimanfaatkan kubu Pak Hartono, karena mengerti warga desa tidak ingin memiliki kepala desa janda seperti kepala desa sebelumnya.

Kuatnya berita hoax yang sudah menyebar di masyarakat, membuat kubu Bu Tejo bekerja keras untuk melawan berita bohong tersebut. Kemenangan Bu Tejo, menunjukkan bahwa warga desa tidak terpengaruh berita hoax.

Penyebaran berita hoax memang salah satu cara kotor yang sering digunakan untuk menjatuhkan lawan politik, sehingga penting bagi masyarakat untuk selalu mencari fakta dan kebenaran dari setiap berita yang berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun