Hal semacam inilah yang membuat generation gap dalam dunia pertanian sangat terlihat. Gen Z akan membentuk perkumpulan petani sesuai generasinya sendiri,begitupun juga gen X, Z dan baby boomer. Arus informasi dan transfer pengalaman akan berhenti jika hal semacam ini terjadi.
Lalu bagaimana menyikapi generation gap dalam dunia pertanian?
1. Membangun Komunikasi yang Efektif
Komunikasi itu sangat penting, untuk menghindari kesalahpahaman atau membangun hubungan yang baik. Begitupun juga dalam membangun dunia pertanian. Gen Z yang lebih muda ketika berinteraksi dengan generasi "tua" berusaha untuk tidak menggurui.Â
Bagaimanapun generasi tua memiliki pengalaman yang kaya daripada gen Z dalam dunia pertanian.Â
Begitupun juga dalam alih teknologi baru, generasi tua lebih suka diberi contoh langsung melalui pelatihan-pelatihan atau lahan-lahan percobaan (demplot) daripada sekadar teori-teori saja.
Yang lebih sulit dalam membangun komunikasi pertanian antar generasi adalah perbedaan pola pikir dalam alih transfer teknologi mekanisasi pertanian baru contohnya seperti transplanter padi dan jagung atau combine harvester.
2. Kolaborasi Bersama
Jika komunikasi sudah terjalin dengan baik, maka dalam menentukan tujuan bersama bukanlah hal yang sulit. Semua pasti sepakat, tujuan dalam melakukan usaha tani adalah meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan mengurangi biaya usaha tani seefisien mungkin.
Salah satu caranya adalah dengan penerapan teknologi pertanian yang masif. Gen Z sebagai generasi yang melek teknologi sebagai informan dan generasi tua yang kaya pengalaman sebagai praktisinya. Kolaborasi inilah yang dibutuhkan, agar generation gap di dunia pertanian dapat dikurangi.
3. Memiliki Target yang Jelas
Target yang jelas menentukan langkah yang akan kita ambil. Gen Z cenderung ambisius dalam mencapai target.Â
Bagi petani gen Z orientasi usaha tani kini tidak hanya sebatas dalam pemenuhan kebutuhan saja melainkan sudah berorientasi pada bisnis yang berkelanjutan.
Selain itu, bagi gen Z, modal yang dikeluarkan dalam usaha tani haruslah dicatat dan dihitung dengan matang, berbeda dengan generasi tua yang cenderung abai dengan catatan.