Hari ini adalah hari terakhir pelaksanaan LDK, penyampaian pesan dan kesan menjadi tanda akhiran. Begitu juga sebagai tanda akhiran melihat senyumnya. Entah mengapa, aku tak ingin mengenal siapa namanya, mungkin karena aku tak siap jatuh cinta padanya atau lebih-lebih tepatnya tidak siap untuk merasakan patah hati. Meskipun begitu, senyumnya tetap terkembang di dalam hati.
      "El bangun, dasar manja sekali kamu ini, El bangun udah jam 10 ayo bangun mandi" Sentak ibuku yang tiba-tiba membangunkanku.
      "Ehmmm, iya ini lho aku bangun" Ternyata aku dari tadi ketiduran ya, makanya seperti dalam mimpi.
       Kembali merapikan barang-barangku di lemari tua, namun tidak dengan secarik kertas bertuliskan sajak itu, aku ambil dan kembali selipkan di buku diary baruku. Sudah hampir
       Sembilan tahun dari kejadian itu, senyumnya tetaplah terkembang di dalam hati. Sajak yang pernah aku tulis setelah duet pada malam itu, kini hanya menjadi sajak yang terbengkalai, entah kapan akan menjadi sajak yang tersampaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H