Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) melaporkan Indeks Harga Pangan dunia melonjak dan mencapai level tertinggi sepanjang sejarah. Di tengah krisis pangan global, berbagai komoditi pangan mencatatkan kenaikan harga yang fantastis.Â
"Indeks Harga Pangan Dunia rata-rata mencapai 159,3 poin pada Maret 2022, naik 17,9 poin atau 12,6% dibanding Februari 2022, melompat ke level tertinggi baru sejak tahun 1990," tulis FAO di situs resminya, Jumat (8/4/2022).Â
Sementara rata-rata harga komoditas dunia sepanjang tahun ini telah naik 17,73% (ytd) dan juga naik 22,85% (yoy).
Berdasarkan data dari Databoks, kenaikan harga pangan dunia Bulan Juni 2022 disumbang dari indeks rata-rata harga minyak nabati global yang naik 34,3% dibanding Juni 2021 , biji-bijian (serealia) dengan indeks harga globalnya naik 27,6% (yoy) , bahan makanan dari susu (dairy) naik 24,9% (yoy), daging naik 12,7% (yoy) dan gula naik 8,9% (yoy).
Merilis data investing.com, harga gandum dunia di sesi perdagangan Jumat, 19/8/2022 Â berada di posisi US$ 7,54 per bushel. Posisi ini sebernarnya tidak jauh berbeda dengan periode 25 Agustus 2021 atau sebelum perang Rusia dan Ukraina meletus yaitu di harga US$ 7,11 per bushel.
Namun, harga gandum menunjukkan tren kenaikan yang signifikan sejak awal Maret 2022 atau setelah Rusia menyerang Ukraina. Harga gandum saat itu mencapai US$12,52 per bushel di 7 Maret 2022.Â
Harga kemudian melandai dan berfluktuasi di bawah US$11 per bushel. Harga gandum kembali melonjak ke US$12,77 di 17 Mei 2022 hingga kemudian terus melandai ke posisi saat ini dengan tren bergerak naik.
Penurunan harga gandum seiring dengan potensi stok yang positif, serta sinyal dari Rusia dan Ukraian yang sepakat membuka jalur ekspor untuk gandum.
Selain dampak perang Rusia-Ukraina, krisis iklim yang melanda berbagai negara dibelahan dunia disinyalir menyebabkan gagal panen, dan berdampak pada stok pangan yang berkurang sehingga kenaikan harga komoditi pangan diprediksi akan berlangsung lama.
Bagaimana Dengan Harga Beras ?
FAO mengungkapkan, harga beras di bulan Mei 2022 naik ke level tertinggi dalam setahun. Berada di posisi level 109,2 poin, naik 3,5% dibandingkan April 2022. Lonjakan tajam terjadi untuk semua jenis beras.Â
Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) pada hari Minggu, (21/8/2022) menunjukkan, harga rata-rata nasional beras di pasar tradisional kualitas bawah I dan II di posisi Rp 10.750 dan Rp 10.500 per kg, tidak ada kenaikan harga dibandingkan hari sebelumnya. Meski naik dibandingkan tanggal 12/8 harga beras kualitas bawah II diangka Rp. 10.450 per kg.
Begitupun juga dengan beras kualitas medium I bertahan di Rp 11.900 dan kualitas medium II bertahan di Rp 11.650 per kg.
Sedangkan menurut website foodstation.id, harga beras IR (IR 64) periode Agustus 2022 menunjukkan angka Rp 9.961 per kg, naik dibandingkan periode Juli 2022 yang sebesar Rp 9.793 per kg.
Sementara di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta Hari Kamis (18/8/2022), terpantau harga beras muncul I Rp 10.650 per kg dan harga Beras IR 42 Rp 10.550, tidak ada kenaikan signifikan dibandingkan periode sebelumnya.
Fluktuasi harga beras nasional ini disebabkan oleh naiknya biaya operasional usaha tani di tingkat petani dan produksi hasil panen yang rendah dampak cuaca kemarau basah yang sedang melanda Indonesia. Sehingga turut mengerek harga gabah.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada bulan Januari 2022 adalah Rp  5.010 per kg, turun menjadi Rp 4.369 per kg di Bulan April, dan kembali naik di Bulan Juli menjadi Rp 4.569 per kg
"Selama Juli 2022, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp 4.569,00 per kg atau naik 0,68% dan di tingkat penggilingan Rp 4.682,00 per kg atau naik 0,71% dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam rilis resmi BPS di Jakarta, Senin(1/8/2022).
Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah pada Juli 2022 dibandingkan dengan Juli 2021 untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 6,22%; 6,42%; dan 8,34%.
Hal ini lantas mengerek harga beras menjadi naik sebesar 2,41%; 2,31%; dan 5,00% yaitu untuk harga beras premium, medium dan luar kualitas dibandingkan periode Juli 2021.
Mungkinkah Harga Beras Nasional Naik?
Presiden Joko Widodo menyampaikan meski harga pangan dunia naik, harga beras di Indonesia relatif stabil.
"Alhamdulillah rakyat kita utamanya petani masih produksi beras dan sampai saat ini harganya belum naik. Semoga tidak naik. Sudah tiga tahun kita tidak impor beras. Biasanya kita impor 1,5 juta hingga 2 juta ton. Ini sudah tidak impor lagi," ujar Kepala Negara di Medan (7/7).
Dalam kesempatan lain, Ekonom Senior Core Indonesia Dwi Andreas Santosa mengatakan, kenaikan harga beras global tidak perlu dikhawatirkan karena produksi global cenderung meningkat.
"Untuk harga beras nggak begitu tinggi kenaikannya dibandingkan gandum. Menurut saya nggak perlu dikhawatirkan. Karena produksi beras global juga naik, tahun 2020/2021 naik, tahun 2021/2022 juga naik, dan katanya tahun depan juga naik," katanya mengutip dari CNBC Indonesa, Senin (13/6/2022).
Meski, Bulan Maret 2022 lalu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) kabarnya telah merumuskan Harga Eceran Tertinggi (HET) baru untuk beras konsumsi.
Pernyataan ini disampaikan oleh Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika dalam keterangan pers secara virtual, Jumat (18/3/2022).
Ombudsman sendiri mengusulkan pemerintah merevisi Harga Eceran Tertinggi untuk produk beras. Supaya petani bisa lebih sejahtera.
"Kalau petani kita dipatok HET lama dan tidak ada kenaikan maka dipastikan kesejahteraan mereka tidak akan berujung lebih baik," kata Yeka.
Pasalnya, sudah 5 tahun sejak 2017 HET beras tidak ada penyesuaian. Padahal inflasi pertahun sekitar 2% dan ongkos logistik juga naik.
Harga pupuk NPK Custom non-subsidi saja Bulan Agustus ini sudah diangka Rp 12.500 per kg, padahal sebelumnya di Bulan Juni-Juli Rp masih Rp 11.250 per kg.Â
Peraturan Menteri Perdagangan RI (Permendag) No. 57/M-DAG/PER/8/2017 tentang penetapan Harga Eceran Tertinggi beras menyebutkan HET beras untuk wilayah Jawa, Lampung dan Sumatera Selatan ditetapkan Rp 9.450/kg untuk medium dan Rp 12.800/kg untuk premium.
Sementara di Papua, HET beras medium adalah Rp 10.250/kg dan beras premium  Rp 13.600/kg
Merujuk data PIHPS nasional per Hari Senin (22/8/2022) Â menunjukan harga beras kualitas medium II di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, DI yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sudah mencapai Rp 9.850 per Kg.Â
Sehingga sudah waktunya harga beras konsumsi dievaluasi kembali. Kali ini pemerintah dituntut harus mencari formula yang tepat agar penyesuaian harga beras tidak memberatkan konsumen juga merugikan petani padi.
Disamping itu, Kementan harus mendampingi petani untuk lebih efisien dalam melakukan usaha tani padi. Karena harga beras Indonesia menjadi yang termahal di Asia Tenggara. Faktor  penyebabnya adalah ongkos usaha tani di Indonesia yang mahal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H