Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Nasib Beras yang Mulai Kalah Pamor dari Gandum

12 Agustus 2022   17:00 Diperbarui: 27 Agustus 2022   05:39 1549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mie instan 4,07 bungkus, 3,81 bungkus, 3,63 bungkus, 3,76 bungkus, dan 3,47 bungkus ukuran 80 gram per bulan.

Kini, dampak perang Ukraina dan Rusia, distribusi gandum dunia mengalami perlambatan, akibatnya harga gandum naik signifikan.

Indonesia sebagai negara importir gandum, harus berjibaku mencari alternatif negara yang bersedia mengekspor gandumnya ke Indonesia.

Padahal saat ini Indonesia sudah dikatakan swasembada beras nasional. Tetapi hegemoninya tidak begitu terasa, karena kalah pamor dengan gandum.

Mungkinkah 10 atau 20 tahun mendatang, beras akan tergantikan oleh gandum sebagai makanan pokok orang Indonesia?

Bagaimana nasib petani padi ke depan yang setiap musimnya selalu merugi, harga beras tetap namun operasional naik?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun