Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Belajar Ngopi dengan Petani Kopi Sindoro Sumbing

6 Agustus 2022   08:31 Diperbarui: 6 Agustus 2022   08:36 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngopi Dengan Background Gunung Sindoro (Dokpri 2021)

Langit di ufuk timur mulai menampakkan ronanya dari balik tubuh Sumbing. Terukur 19 derajat celsius temperatur suhu pagi ini yang terpantau dari laporan cuaca di ponsel. Secangkir kopi hitam nan panas menjadi kawan duduk manis di Sabtu pagi. 

Gunung Sindoro Sumbing yang berdiri gagah berhadap-hadapan seolah tak ingin ketinggalan dengan momen ini. Keramahan penduduk lokal semakin menambah kenikmatan. 

Menengok kanan kiri rumah sepanjang penglihatan mata terlihat hamparan perkebunan kopi. Rasa ingin mengertipun muncul, laptop kembali dibuka mencoba mengenalinya. 

Kopi tak terbantahkan  sudah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Komoditi kopi-pun kini menjadi andalan perekonomian Indonesia, terlihat produksi kopi Indonesia pada tahun 2019 menyumbang 7.6  % atau setara dengan 760.963 ton dari produksi dunia yang  sebesar 10.035.576 Ton berdasarkan data dari Food and Agriculture Organization (FAO). 

98.6 % produksi kopi Indonesia menurut status pengusahaan tahun 2019  dilansir dari data Badan Pusat Statistika adalah perkebunan rakyat. Demikian data yang didapatkan dari mesin pencarian masa kini.

Indonesia dikenal sebagai surganya kopi dunia. Aroma dan kenikmatan yang khas  menjadi bahan buruan yang banyak dicari penikmat kopi. 

Banyak daerah-daerah di Indonesia yang populer menghasilkan kopi terbaik seperti kopi arabika gayo aceh, kopi toraja, kopi arabika Ijen dan kopi arabika sindoro sumbing.

Kopi sindoro sumbing banyak dibudidayakan di daerah lereng Gunung Sindoro Sumbing meliputi Kabupaten Temanggung, Magelang dan Wonosobo Jawa Tengah. 

Data BPS Temanggung  luas perkebunan kopi Sindoro Sumbing  578 Hektare dengan Produksi 555 Ton pada tahun  2015. Potensi yang besar untuk mengembangkan dan semakin mempopulerkan kopi sindoro sumbing. 

Kopi sindoro sumbing yang banyak dibudidayakan adalah varietas arabika, sesuai dengan ketinggian wilayahnya kisaran 1000 sampai dengan 1800 Meter diatas Permukaan Laut.

Rasa ingin mengerti dan berkenalan lebih dalam pada kopi sindoro sumbing-pun terjawab. Pagi ini Pak Amid petani dari lereng Sumbing dan Pak Didik petani dari lereng sindoro yang dulu sempat menjadi petani binaan kami datang berkunjung ke rumah.

"Aroma dan cita rasa kopi Sindoro Sumbing sudah tidak terbantahkan lagi kenikmatannya" Kata Pak Amid. 

Pak Amid menjelaskan Kopi Sindoro Sumbing sebenarnya memiliki ciri khas masing-masing, baik dari sisi budidaya maupun pengolahan paska panennya. 

Kopi yang dibudidayakan di lereng sumbing menurutnya memiliki ciri khas cita rasa asam yang menonjol dan sedikit pahit, sehingga kopi sumbing baik diolah melalui proses pengolahan secara natural, honey, wash atau fullwash dan wine. 

Wine Arabika Sumbing diolah dengan cara buah kopi yang selesai dipetik difermentasikan selama 30 Hari tujuannya adalah untuk mempertajam aroma cita rasa wine. 

Lanjutnya kopi lereng sumbing paling banyak dinikmati hasil dari pengolahan secara natural, fullwash dan honey berdasarkan pemintaan dari pelanggannya selama ini.

Pak Didik menambahkan, berbeda dengan lereng sumbing, kopi yang dibudidayakan dan pengolahan paska panennya di lereng sindoro banyak digemari yang diolah melalui proses natural dan honey. 

Wine Arabika Sindoro difermentasikan dengan sistem fermentasi 4 jam jemur 2 jam diteduhkan mulai dari 5,4,3,2,1 hari artinya dibutuhkan 15 hari fermentasi. 

Meskipun Wine Arabika Sindoro terkenal aroma dan cita rasanya, wine arabica sindoro masih bersifat eksklusif hingga saat ini karena prosesnya yang panjang dan membutuhkan penanganan jeli, pelanggannya biasanya dari Jakarta, Jepang dan Korea Selatan.

Aroma dan cita rasa yang khas menjadikan kopi sindoro sumbing tak perlu diragukan lagi. Menduduki status sebagai kopi yang cukup popular di Indonesia kopi sindoro sumbing terus berinovasi untuk mengembangkan brandnya. 

Seperti yang dilakukan oleh petani lereng Sumbing yang menciptakan kopi alpukat, kopi yang beraroma alpukat. 

Tanaman kopi dibudidayakan bersama tanaman alpukat, karena biji kopi bersifat higroskopis. Diharapkan dengan dibudidayakan bersama tanaman alpukat, cita rasa kopi alpukat sudah terbentuk mulai dari awal.

Kopi akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya penikmat kopi. Kini kopi tidak hanya dipandang sebagai gaya hidup saja melainkan sudah sebagai kebutuhan primer yang keberadaanya cukup digemari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun