Rasa ingin mengerti dan berkenalan lebih dalam pada kopi sindoro sumbing-pun terjawab. Pagi ini Pak Amid petani dari lereng Sumbing dan Pak Didik petani dari lereng sindoro yang dulu sempat menjadi petani binaan kami datang berkunjung ke rumah.
"Aroma dan cita rasa kopi Sindoro Sumbing sudah tidak terbantahkan lagi kenikmatannya" Kata Pak Amid.Â
Pak Amid menjelaskan Kopi Sindoro Sumbing sebenarnya memiliki ciri khas masing-masing, baik dari sisi budidaya maupun pengolahan paska panennya.Â
Kopi yang dibudidayakan di lereng sumbing menurutnya memiliki ciri khas cita rasa asam yang menonjol dan sedikit pahit, sehingga kopi sumbing baik diolah melalui proses pengolahan secara natural, honey, wash atau fullwash dan wine.Â
Wine Arabika Sumbing diolah dengan cara buah kopi yang selesai dipetik difermentasikan selama 30 Hari tujuannya adalah untuk mempertajam aroma cita rasa wine.Â
Lanjutnya kopi lereng sumbing paling banyak dinikmati hasil dari pengolahan secara natural, fullwash dan honey berdasarkan pemintaan dari pelanggannya selama ini.
Pak Didik menambahkan, berbeda dengan lereng sumbing, kopi yang dibudidayakan dan pengolahan paska panennya di lereng sindoro banyak digemari yang diolah melalui proses natural dan honey.Â
Wine Arabika Sindoro difermentasikan dengan sistem fermentasi 4 jam jemur 2 jam diteduhkan mulai dari 5,4,3,2,1 hari artinya dibutuhkan 15 hari fermentasi.Â
Meskipun Wine Arabika Sindoro terkenal aroma dan cita rasanya, wine arabica sindoro masih bersifat eksklusif hingga saat ini karena prosesnya yang panjang dan membutuhkan penanganan jeli, pelanggannya biasanya dari Jakarta, Jepang dan Korea Selatan.
Aroma dan cita rasa yang khas menjadikan kopi sindoro sumbing tak perlu diragukan lagi. Menduduki status sebagai kopi yang cukup popular di Indonesia kopi sindoro sumbing terus berinovasi untuk mengembangkan brandnya.Â
Seperti yang dilakukan oleh petani lereng Sumbing yang menciptakan kopi alpukat, kopi yang beraroma alpukat.Â