Tembakau dapat dipanen diusia empat hingga lima bulan, tergantung dengan ketinggian lokasi penanaman. Semakin tinggi lokasi penanaman, maka umur panen tembakau semakin lama.
Daun tembakau yang dapat dipetik panen memiliki warna kekuningan merata, petik daun diawali dari daun yang paling bawah secara bertahap hingga daun paling atas.
Daun paling bawah konon merupakan daun yang memiliki kualitas rendah, dan daun paling atas merupakan daun dengan kualitas terbaik.
Hiruk pikuk panen raya tembakau Temanggung dapat dirasakan di bulan Maret hingga Oktober disetiap tahunnya.Â
Sepanjang perjalanan dari Kecamatan Kledung hingga Temanggung Kota dijumpai banyak rigen-rigen tertata rapi dengan diatasnya tembakau yang sudah dirajang dan dicampur dengan gula rafinasi yang sedang dijemur.
Beberapa pekerja menunggu di tepian lapangan jemur dan ada yang bergiliran membolak-balikkan tembakau rajangan dengan harapan dapat kering secara merata.Â
Di tengah cuaca yang cerah, tembakau rajangan dapat kering merata kurang lebih empat hari jemur. Bau khas tembakau menjadi aromatik memanjakan indera penciuman.
Truk-truk besar bermuatan keranjang-keranjang tembakau berlalu lalang memenuhi jalanan utama. Pabrik-pabrik rokok besar yang ada di Temanggung mulai terlihat geliat aktifitasnya.Â
Tembakau yang ada di petani sebagian besar dibeli oleh tengkulak atau grader resmi yang sudah memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) dari pabrik-pabrik rokok tersebut. Harga tembakau ditentukan oleh kualitas dari daun tembakau rajangan yang sudah kering.
Klasifikasi grade kualitas tembakau Temanggung dapat dilihat dari warna, ketebalan daun, dan aroma.
Tembakau khas Temanggung yang memiliki harga jual tinggi yakni tembakau Srinthil dikelompokkan ke dalam grade F, G, H, I (tertinggi I) dengan kadar nikotin tinggi yakni sekitar 20%, memiliki warna daun hitam mengkilap dan aroma keras harga jualnya mencapai Rp. 1.250.000/Kg.