Hari ini, Selasa 26 Juli 2022, dunia sedang memperingati hari mangrove sesuai dengan ketetapan pada Konferensi Umum Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO). Betapa istimewanya tanaman ini, sejak 2015 hingga sekarang dunia selalu memperingatinya.Â
Tema hari mangrove sedunia tahun ini adalah "International Day of the Conservation of the Mangrove Ecosystem", dapat diterjemahkan menjadi Hari Internasional Konservasi Ekosistem Mangrove. Tujuannya adalah dengan adanya pelestarian eksositem mangrove, dapat menyelamatkan pantai dari gelombang arus laut, tsunami, naiknya permukaan laut dan erosi. Selain itu mangrove juga efektif dalam penyerapan karbon.
Mangrove atau disebut juga dengan bakau merupakan jenis tanaman yang hidup di habitat air payau dan air laut. Kumpulan tanaman mangrove membentuk biodiversitas ekosistem hutan mangrove atau hutan bakau.
Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang-surut pantai berlumpur. Berhubungan dengan air laut, tumbuhan ini dikenal tahan terhadap terjangan arus dan gempuran ombak laut.
Berdasarkan Peta Mangrove Nasional yang resmi dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2021, diketahui bahwa total luas hutan mangrove Indonesia seluas 3.364.076 Hekatre mencakup 20 hingga 25 persen luas ekosistem mangrove dunia yang seluas kurang lebih 17 juta hektare. Menjadikan Indonesia sebagai negara dengan hutan mangrove terbesar di dunia.
Salah satu keiistimewaan fisiologis mangrove adalah sistem pengudaraan di akar-akarnya. Dalam organ akar mangrove terdapat banyak sekali jaringan aerenkim yang berfungsi membantu transport oksigen dan menjadikan tumbuhan ini beradaptasi dengan baik di habitat berlumpur yang kurang kandungan oksigennya.
Beberapa jenis tanaman mangrove memiliki keunggulan seperti jenis Rhizopora yang mempunyai akar pajang untuk mencegah tumbuhnya semaian di sekitarnya. Adapula yang mempunyai akar napas bentuk pasak (akar yang muncul tegak di permukaan tanah) dari jenis Sonneria dan Avicennia serta adanya akar napas berbentuk lutut dari jenis Bruquiera adalah untuk memberikan kesempatan bagi oksigen untuk masuk ke dalam sistem perakaran.
Sejarah Hari Mangrove
Mengutip dari laman resmi SDG Knowledge Hub, Hari Mangrove Sedunia ini ditetapkan pada Konferensi Umum Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) pada tahun 2015. UNESCO memang menggunakan istilah proklamasi dalam keputusannya. Keputusan lengkapnya berbunyi "Proklamasi Hari Internasional untuk Konservasi Ekosistem Mangrove". Ekosistem mangrove sendiri terkait dengan beberapa program UNESCO antara lain:
- Man and the Biosphere (MAB)
- Local and Indigenous Knowledge Systems (LINKS)
- International Hydrological (IHP), serta World Heritage Convention
- Global Geoparks Network
Negara Ekuador lalu mengusulkan penetapan Hari Mangrove Internasional ini dengan dukungan GRULAC (Group of Latin America and the Caribbean). Peristiwa 26 Juli 1998 ini, menjadi cikal bakal bagi masyarakat Ekuador dan sekitarnya sehingga setiap tahun diperingati sebagai Hari Mangrove Sedunia oleh UNESCO.
Ekosistem Mangrove Adalah Pabrik Terbesar Penghasil Oksigen di Bumi
Hutan mangrove memiliki fungsi yang besar bagi lingkungan hidup seperti  menahan arus air laut yang mengikis daratan pantai, dengan kata lain tumbuhan mangrove mampu untuk menahan air laut agar tidak mengikis tanah di garis pantai, mangrove juga sebagai penyerap gas karbondioksida (CO2) dan penghasil oksigen (O2) serta berperan sebagai tempat hidup berbagai macam biota laut seperti ikan-ikan kecil untuk berlindung dan mencari makan. Selain binatang laut, bagi hutan mangrove yang ruang lingkupnya cukup besar sering terdapat jenis binatang darat di dalamnya seperti kera dan burung.
Namun, hutan mangrove mempunyai fungsi utama dan vital yaitu menghasilkan oksigen sebagai kebutuhan utama mahkluk hidup. Hutan mangrove mampu memproduksi oksigen dalam jumlah besar, produksi oksigen di hutan mangrove menggambarkan kualitas dari suatu perairan. Perairan yang sehat mengandung oksigen cukup sebagai habitat berbagai binatang berkembang biak, dampaknya secara ekonomi nelayan mendapatkan hasil tangkapan ikan, rajungan, dan udang yang meningkat. Sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terkerek naik.
Selain itu, hutan mangrove merupakan tempat yang ideal bagi plankton dan larva-larva biota laut untuk hadir dan mengawali kehidupan, karena tersedianya tempat dan pakan yang memadai. Menurut penelitian bahwa plankton menghasilkan sekitar 50 - 85% oksigen di bumi sedangkan tumbuhan (pohon) hanya sekitar 20%-an.Â
Hal ini yang mendasari bahwa keberadaan hutan mangrove adalah sebagai jantung kehidupan bagi planton untuk hidup, pabrik plankton dalam menghasilkan oksigen. Rusaknya eksositem hutan mangrove artinya merusak habitat planton di alam bebas. Padahal oksigen yang dihirup oleh semua mahkluk hidup di bumi ini, sumber terbesarnya adalah dari plankton. Plankton adalah sumber energi bagi mahkluk hidup, hilangnya plankton akan berpengaruh pada siklus hidup dalam ekosistem.
Plankton adalah mikroorganisme yang berukuran sangat kecil atau mikroskopis. Namun, peranannya cukup besar bagi kehidupan di bumi. Dari hasil kajian LIPI, plankton tidak hanya bermanfaat menghasilkan oksigen, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengikat karbondioksida dari atmosfer. Kemampuan tersebut membuat plankton berfungsi penting sebagai pengendali iklim global, tanpanya atmosfer dan iklim di bumi akan menjadi lebih panas.
Restorasi Hutan Mangrove Di Indonesia
Mengingat pentingnya hutan mangrove bagi kehidupan mahkluk hidup di bumi dan luasnya hutan mangrove di Indonesia, Pemerintah Republik indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menargetkan restorasi hutan mangrove seluas 600 ribu hektare hingga 2024. Capaiannya kini baru 10 persen.Â
Menurut pantauan WALHI, sumber utama yang menyebabkan kerusakan hutan mangrove itu diantaranya bersumber dari ekspansi area tambak, pembangunan infrastruktur, pembangunan kawasan pariwisata, dan pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) yang menyasar kawasan pesisir yang didalamnya terdapat ekosistem mangrove.Â
Perlu upaya serius dalam restorasi hutan mangrove, contoh nyata adalah dengan pengembangan berbasis kearifan lokal seperti di Surabaya adanya ekowisata hutan mangrove wonorejo. Tidak hanya menambah nilai ekologi namun nilai ekonomi, sosiologi juga berdampak pada masyarakatnya. Sehingga langkah-langkah seperti inilah yang dapat diterapkan di seluruh Indonesia.
Restorasi hutan mangrove merupakan bagian dari investasi hijau. Investasi yang fokus pada aspek-aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola baik (environment, social, dan governance/ESG), yang tujuannya menjaga kelangsungan perekonomian dan kehidupan di muka bumi. Selain itu, adanya restorasi hutan magrove artinya berusaha merawat kehidupan , karena dari sinilah oksigen di hasilkan. Seperti layaknya menanam pohon, menanam dan merawat ekosistem hutan mangrove pun salah satu cara kita menyiapkan kehidupan di masa depan yang lebih baik melalui investasi oksigen.Â
Salam lestari...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H