Mohon tunggu...
Dodi Faedlulloh
Dodi Faedlulloh Mohon Tunggu... -

Menulis dan provokasi. Mendeklarasikan diri sebagai seorang manusia koperasi, ingin menolong diri sendiri (self help) dengan cara-cara bekerjasama dan menciptakan masyarakat setara sebagai cara hidup ; bagi semua, laki-laki -perempuan, tua-muda, orang yang beragama-atheis, kaya-miskin. Tanpa ada deskriminasi sedikitpun. Tujuan akhir adalah menciptakan masyarakat dunia yang humanistik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendambakan Pendidikan Gratis: Belajar dari Jembrana

17 Oktober 2010   04:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:22 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komitmen Pemimpin

Pada awalnya pendidikan bersubsidi sempat memunculkan kontoversi. Namun pada akhirnya Kabupaten Jembrana, Bali sukses membuktikan bahwa pola pendidikan bersubsidi ini bisa diterapkan dan bukan hanya sebuah kebijakan populis yang hanya akan menguntungkan posisi bupati kepala daerah (I Gede Winasa) agar lebih popular di mata masyarakat

Kunci keberhasilan tersebut tiada lain terletak pada peran aktif pemerintah kabupaten setempat dalam mendukung dan membantu agar kegiatan belajar-mengajar tersebut berjalan lancar, tanpa harus menarik biaya pendidikan dari kalangan yang tidak mampu.

Kabupaten Jembrana merupakan satu- satunya daerah di Indonesia yang berani membebaskan sekolah negeri dari semua bentuk pungutan. Di lain tempat pemerintah pusat dan sejumlah kepala daerah sering berkoar-koar telah membebaskan seluruh siswa dari SPP. Realitanya justru sebaliknya. SPP dihapus, tetapi pungutan bertambah. Akibatnya banyak sekolah negeri yang saat ini memasang tarif jauh lebih mahal dibandingkan sekolah swasta. Dampak ikutannya sudah pasti. Akses masyarakat miskin terhadap pendidikan makin tertutup.

Pendidikan gratis bukanlah hal yang mustahil. Andai kata semua pemimpin di Indonesia mempunyai kemauan dan komitmen yang kuat, pendidikan gratis bukanlah suatu hal yang utopis, setidaknya ini telah dicontohkan oleh pemerintah daerah Jembrana. Ada baiknya para pemimpin daerah segera menghilangkan egosentirsmenya, lihatlah satu bukti nyata. Jembrana yang dulunya hanyalah daerah kecil namun kini telah mampu membuktikan diri bahwa pemerintah seharusnya mampu memberikan pelayanan pendidikan kepada warganya, bukan justru dikomersialisasikan.

Satu kata yang menjadi hal penting disini : komitmen pemimpin. Di Jembrana ada sesosok I Gede Winarsa yang menjadi seorang pemimpin dengan komitmen nilai yang tinggi. “Kalau mau pasti bisa”, itu jargon yang selalu dikumandangkan olehnya. Hebat memang, harus ada sesosok pemimpin yang demikian, yang benar-benar peduli dan memperhatikan warganya. Jadi kini, kalau Jembrana bisa kenapa yang tidak bisa ? []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun