Mohon tunggu...
Dody Wibowo
Dody Wibowo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti bidang Pendidikan Damai

Konsultan untuk bidang pendidikan damai dan studi perdamaian.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indonesia untuk Mereka

16 Agustus 2015   22:36 Diperbarui: 16 Agustus 2015   22:36 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tadi sore saya sedang bongkar-bongkar file, mencari koleksi foto yang kiranya bisa saya gunakan untuk menyambut 70 tahun kemerdekaan Indonesia. Akhirnya saya menemukan sebuah foto yang saya ambil di SDN Tamanan Kediri beberapa tahun lalu. Foto beberapa murid yang duduk bersama sambil tertawa riang.

***

Kemarin dunia media sosial diramaikan dengan peristiwa seorang pengendara sepeda yang menghalangi kelompok pengendara motor besar yang akan menerobos lampu merah dengan pengawalan polisi. Setelah itu banyak berita saling bergantian mencoba untuk menunjukkan siapa yang benar.

Sebelumnya ada berita tentang kerusuhan berlatar agama yang terjadi di tanah Papua. Selain itu masih banyak berita-berita yang mempertontonkan bagaimana bangsa ini merespon suatu masalah - yang kebanyakan direspon menggunakan urat dan otot.

Bukan hanya berita berita perang urat dan otot. Peristiwa-peristiwa kriminal terjadi. Pembunuhan Engeline, pemerkosaan anak tiri, pembunuhan ayah kepada anak, melengkapi barisan berita-berita yang membuat saya kemudian berpikir ketika melihat foto anak-anak SD tadi.

***

Anak-anak ini adalah masa depan Indonesia. Anak-anak ini yang nantinya akan menjadi penerus dan pemimpin bangsa Indonesia. Sudahkah kita memberi mereka bekal yang tepat agar mereka kelak menjadi penerus dan pemimpin yang baik?

Semua tindakan yang dilakukan para orang dewasa, yang beritanya tersebar di berbagai media, sudahkah menjadi contoh yang baik bagi anak-anak ini? Ingatkah kita bahwa anak-anak adalah peniru. Anak-anak belajar dari lingkungannya, dari yang mereka lihat.

Saya teringat pada sebuah video yang dibagikan oleh teman saya. video tindakan asusila yang dilakukan oleh dua anak usia SD yang direkam temannya sendiri. Anak-anak yang melakukan tindakan itu melakukannya dengan tertawa-tawa, yang saya yakin sebenarnya mereka tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan. Mengapa mereka bisa melakukan hal seperti itu? Jawaban paling sederhana adalah, karena hal itu yang mereka lihat lebih dari sekali dan kemudian mereka mengingatnya. Oleh karena itu tindakan itu mereka contoh.

***

Mau dibawa kemana bangsa Indonesia ini? itu semua tergantung kepada kita. Indonesia yang maju akan tercapai tidak dalam hitungan satu dua tahun, butuh proses yang panjang. Dan siapa yang akan menjalaninya nanti? anak-anak ini... mereka yang akan mengalaminya. Dan untuk menuju ke sana, diperlukan jalur pembukanya yang disiapkan oleh kita, orang dewasa yang ada saat ini. Tapi apakah kita, para orang dewasa, sudah memberi jalan pembuka dan bekal yang tepat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun