Mohon tunggu...
Dodi Bayu Wijoseno
Dodi Bayu Wijoseno Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, membuat hidup lebih indah

Penyuka Sejarah, hiking dan olah raga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

5 Fakta Pesawat Stuka, Legenda Suara Sirene Horor dari Langit Era PD II

29 Desember 2021   18:33 Diperbarui: 29 Desember 2021   18:53 9441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
potret sejumlah Ju-87 Stuka dalam sebuah operasi tempur. Sumber gambar: battleofbritain1940.com

Pada bulan September 1939 Adolf Hitler mengejutkan dunia ketika mengerahkan kekuatan militernya untuk menginvasi Polandia sekaligus memicu terjadinya Perang Dunia II (PDII) di Eropa, sebuah perang terbesar dalam sejarah peradaban umat manusia. Dengan ideologi Nazinya, Hitler berambisi untuk menguasai Eropa.

Kekuatan udara Jerman menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan serangan kilat ke Polandia di awal perang. Salah satu pesawat tempur yang menjadi tulang punggung Luftwaffe (AU Jerman) dalam melakukan serangan adalah pesawat pembom tukik 2 awak Junkers Ju-87 Stuka atau yang lebih dikenal dengan nama Stuka. Stuka adalah kependekan dari Sturkampfflugzeug yang memiliki arti "pesawat  serang tukik".

Meskipun kinerjanya sempat diragukan di awal peperangan, namun Stuka pada akhirnya menjadi pesawat yang melayani Luftwaffe dari awal hingga berakhirnya PD II di tahun 1945. Suara raungan horor sirenenya ketika menukik menjadi sebuah legenda tersendiri dalam sejarah PD II.

Ingin tahu lebih jauh tentang pesawat pembom tukik Junkers Ju-87 Stuka yang melegenda? Berikut ulasannya!

1. Pesawat tempur pembuka Perang Dunia II di Polandia

Stuka di atas Polandia. Sumber gambar: weaponsandwarfare.com
Stuka di atas Polandia. Sumber gambar: weaponsandwarfare.com

Stuka merupakan salah satu tulang punggung Luftwaffe ketika Hitler melakukan invasi ke Polandia pada tanggal 1 September 1939. Pesawat tersebut merupakan salah satu pesawat pertama yang menjatuhkan muatan bomnya ke sasaran-sasaran di Polandia yang sekaligus membuka PD II di Eropa.

Dilansir laman Airforce Magazine, pada tanggal 1 September 1939 dunia melihat sepak terjang pengebom tukik luar biasa milik Jerman ini. Pada hari itu tidak kurang dari 9 grup Stuka yang terdiri dari lebih 330 pesawat menyerang Polandia dengan serangan fajar yang sangat mengejutkan. Kelebihan dari pesawat pembom tukik adalah mampu memilih sasarannya secara spesifik.

Stuka adalah satu pesawat tempur yang paling menakutkan dalam perang. Dilansir laman militaryhistorynow, Stuka melakukan 6.000 sortie tempur ketika Jerman menginvasi Polandia. Hanya 31 pesawat Stuka (dari total 285 pesawat tempur Nazi) yang rusak atau ditembak jatuh dalam 2 minggu operasi di Polandia. Stuka merupakan kontributor penting terhadap sejumlah kemenangan Jerman di tahun-tahun awal PD II.

2. Dikenal dengan raungan suara sirene horornya ketika menukik


Pengebom tukik Stuka dikenal dengan lengkingan suara sirenenya yang menyerang psikologis lawan ketika pesawat tersebut menukik untuk melepaskan muatan bom yang dibawanya. Suara tersebut berasal dari alat yang diletakkan di tepi depan sayap atau di rumah roda pendaratnya, ketika menukik alat tersebut diputar oleh udara dan semakin melengking seiring dengan bertambahnya kecepatan pesawat.

Dalam film berjudul "Dunkirk" (rilis 2017) karya sutradara Christopher Nolan yang mengisahkan kisah nyata operasi evakuasi besar-besaran pasukan Inggris dan pasukan Sekutu dari Prancis ke Inggris pada tahun 1940 digambarkan betapa horornya suara sirene tersebut ketika Stuka datang menyerang. Hal tersebut dapat dilihat dari potongan film di kanal youtube milik akun movieclips di atas. Dalam sejumlah wawancara dengan para veteran setelah perang selesai, mereka yang selamat mengisahkan bagaimana horornya suasana ketika sejumlah pesawat Stuka secara intensif melakukan serangan di wilayah pantai tempat evakuasi dilakukan.

3. Memiliki kemampuan mumpuni dalam menyerang kapal perang di lautan

Ju-87 Stuka juga efektif dalam menyerang kapal di lautan. Sumber gambar: militaryhistorynow.com/Jerman Federal Archives 
Ju-87 Stuka juga efektif dalam menyerang kapal di lautan. Sumber gambar: militaryhistorynow.com/Jerman Federal Archives 

Meskipun Stuka didesain untuk melakukan serangan terhadap sasaran darat namun fakta menunjukkan bahwa Stuka juga efektif dalam menyerang kapal-kapal di lautan. Dilansir laman militaryhistorynow , Stuka juga memiliki catatan kesuksesan ketika menghancurkan kapal-kapal Angkatan Laut Inggris. Salah satu contohnya, ketika Jerman melakukan operasi militer di Norwegia, sejumlah Stuka menenggelamkan  dua kapal perusak, melumpuhkan sejumlah kapal penjelajah serta menjadi ancaman yang mematikan bagi operasi Angkatan Laut Inggris.

Kemudian Stuka juga membuktikan ketangguhannya di Laut Mediterania ketika merusak kapal induk Angkatan Laut Kerajaan Inggris HMS Illustrious sehingga tidak bisa beroperasi di bulan Januari 1941. Di Front timur, pesawat-pesawat Stuka memberikan pukulan mematikan kepada armada laut Soviet di Laut Hitam dan Laut Baltik.

4. Tidak efektif ketika berlaga di perang udara "The Battle of Britain"

potret sejumlah Ju-87 Stuka dalam sebuah operasi tempur. Sumber gambar: battleofbritain1940.com
potret sejumlah Ju-87 Stuka dalam sebuah operasi tempur. Sumber gambar: battleofbritain1940.com

Meskipun Stuka mencatatkan sejumlah kisah sukses dari awal PD II pecah hingga di sejumlah medan laga selanjutnya namun kiprah suksesnya tidak tercatat dalam salah satu perang udara terbesar di PD II yaitu: "The Battle of Britain". Dilansir laman history "The Battle of Britain" adalah pertempuran udara besar antara RAF (AU Inggris) dengan Luftwaffe (AU Jerman) yang berlangsung dari bulan Juli hingga Oktober 1940.

Dalam pertempuran tersebut Luftwaffe yang kuat berambisi untuk menaklukkan Inggris secara cepat dan menguasai wilayah udaranya namun sejarah membuktikan bahwa Angkatan Udara Inggris tebukti sebagai lawan yang tangguh dan sulit ditaklukkan.

Dilansir laman militaryhistorynow, Stuka terlibat dalam pertempuran ini namun karena buruknya kemampuan manuver dan kecepatan yang lebih rendah dibandingkan dengan kecepatan pemburu AU Inggris terbaru seperti Hurricane dan Spitfire, tanpa pengawalan, Stuka rentan menjadi sasaran empuk pesawat-pesawat AU Inggris tersebut. Karena banyaknya Stuka yang dihancurkan, Panglima Luftwaffe  Herman Goring akhirnya menarik Stuka dari medan perempuran di  Inggris. Meskipun tidak berjaya di Inggris namun Stuka tetap bisa memberikan kontribusi besarnya di palagan-palagan Luftwaffe lainnya.

5. Diproduksi lebih dari 6.000 unit dalam sejumlah varian

potret sebuah Ju-87G Stuka yang dikembangkan menjadi pesawat anti tank. Sumber gambar: airforcetimes.com
potret sebuah Ju-87G Stuka yang dikembangkan menjadi pesawat anti tank. Sumber gambar: airforcetimes.com

Dilansir laman warhistoryonline, pesawat Stuka diproduksi lebih dari 6.000 unit dalam rentang waktu antara 1936 hingga 1944. Sebenarnya pada tahun 1937, Stuka sudah mulai terbang dan terlibat dalam perang saudara di Spanyol yang berlangsung pada tahun 1936-1939.

Panjangnya waktu produksi juga membuktikan bahwa Stuka adalah salah satu pesawat Luftwaffe yang terlibat dalam semua peperangan di semua front dari awal PD II hingga menjelang berakhirnya perang di tahun 1945 dengan sejumlah kisah suksesnya sehingga pesawat tersebut juga mendapat julukan sebagai Swastika terbang merujuk pada lambang yang juga menjadi lambang Nazi di bagian ekornya. 

Terdapat sejumlah varian utama dari pesawat Stuka yaitu varian A hingga Varian G. Khusus untuk Stuka Varian G merupakan model terakhir dari pesawat Stuka yang dikembangkan menjadi pesawat anti tank. Stuka Varian G digunakan di seluruh pertempuran front timur ketika Jerman menggempur Uni Soviet. Saat ini hanya terdapat 2 Stuka yang masih utuh yang disimpan di Museum Sains Chicago dan Museum Royal Air Force di London.

Dalam sejarah PD II, teknologi dirgantara berkembang dengan pesat. Jerman mengejutkan pihak Sekutu dengan menampilkan sejumlah teknologi maju ketika perang masih berkecamuk. Setelah perang berakhir teknologi tersebut juga memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan dunia dirgantara dunia. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan  mengenai salah satu teknologi pesawat legendaris dari era PD II ya!

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun