Mohon tunggu...
Dodi Bayu Wijoseno
Dodi Bayu Wijoseno Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, membuat hidup lebih indah

Penyuka Sejarah, hiking dan olah raga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Memiliki Penampilan Unik, Ini 5 Fakta Garda Swiss Pengawal Sri Paus

23 September 2021   19:20 Diperbarui: 23 September 2021   19:25 1760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
potret prajurit militer Swiss dalam sebuah latihan tempur. sumber gambar: wri-irg.org

Jika pernah mengunjungi Vatikan atau kebetulan melihat acara-acara keagamaan umat Katolik seperti Misa Minggu Paskah yang sebelum pandemi Covid-19 melanda biasa dirayakan di lapangan Santo Petrus dan disiarkan oleh media elektronik dari Vatikan, seringkali terlihat sosok pasukan pengawal  yang menarik perhatian dengan pakaian serta perlengkapan yang terlihat seperti berasal dari abad pertengahan. 

Ialah Pontifical Swiss Guard  atau garda Swiss pengawal Sri Paus yang bersama Pontifical Gendarmerie (Polisi Vatikan) mengawal keamanan Sri Paus dan kota Vatikan.

Dengan jumlah sekitar 130 orang, garda Swiss pengawal Sri Paus merupakan salah satu unit militer aktif terkecil di dunia saat ini. Kisah keberanian, loyalitas serta ketangguhannya telah terkenal sejak masa lalu dan tercatat dalam lembaran sejarah. Ingin tahu lebih lanjut tentang garda Swiss pengawal Sri Paus? Berikut ulasannya!

1. Lahir dari kelompok prajurit tangguh di abad pertengahan

Sebagaimana dilansir laman the thelocal.ch dalam artikelnya yang berjudul"Swiss history: When Switzerland was a nation of warriors", di abad pertengahan Swiss bukanlah negara yang makmur seperti saat ini, sehingga karena didorong oleh faktor ekonomi banyak warganya yang bekerja sebagai tentara bayaran untuk melindungi dan mengawal para raja-raja Eropa beserta keluarganya. Tentara bayaran Swiss memiliki reputasi sangat disiplin, loyal dan sering memenangkan pertempuran dengan strateginya yang hebat.

ilustrasi gambar karya Diebold Schilling dari abad ke-15 mengenai tentara bayaran Swiss sedang melintasi Gunung Alpen: Sumber gambar: wikimedia.org
ilustrasi gambar karya Diebold Schilling dari abad ke-15 mengenai tentara bayaran Swiss sedang melintasi Gunung Alpen: Sumber gambar: wikimedia.org

Mereka mahir dalam menggunakan tombak panjang dalam sebuah formasi tempur yang sangat sulit ditembus oleh pihak musuh, jasa mereka selalu dicari oleh penguasa-penguasa Eropa di masa lalu.  

Kelompok prajurit tangguh asal Swiss tersebut yang menjadi cikal bakal garda Swiss yang juga akan menjadi pasukan pengawal Sri Paus di Vatikan.

Sebagai tambahan informasi, di kota Lucerne, Swiss terdapat sebuah monumen dalam bentuk pahatan singa jantan besar yang terluka dan sedang menghadapi ajalnya untuk mengenang keberanian para garda Swiss yang kehilangan nyawanya ketika melindungi Raja Louis XVI saat Revolusi Prancis meletus di tahun 1792.

monumen di kota Lucerne, Swiss untuk mengenang keberanian garda Swiss ketika melindungi Raja Louis XVI.Sumber gambar: wikimedia.org/Gürkan Sengün 
monumen di kota Lucerne, Swiss untuk mengenang keberanian garda Swiss ketika melindungi Raja Louis XVI.Sumber gambar: wikimedia.org/Gürkan Sengün 

2. Garda Swiss pengawal Sri Paus dibentuk pada awal abad ke-16

potret garda Swiss yang sedang berbaris di dalam Basilika Santo Petrus setelah selesainya sebuah acara. Sumber gambar: wikimedia.org/Alberto Luccaroni
potret garda Swiss yang sedang berbaris di dalam Basilika Santo Petrus setelah selesainya sebuah acara. Sumber gambar: wikimedia.org/Alberto Luccaroni

Sri Paus adalah pemimpin spiritual umat Katolik sedunia, namun jauh di masa lalu pernah ada suatu masa di mana seorang Paus yang menjabat juga memilki kekuasaan dan wewenang politik sehingga merasa perlu untuk memiliki pasukan pengawal.

Sebagaimana dilansir laman thelocal, garda Swiss pengawal Sri paus dibentuk pada tahun 1506 oleh Paus Julius II dengan tugas mengawal Paus dan tempat kediamannya. 

Salah satu kisah keberanian mereka tercatat dalam sebuah peristiwa di tahun 1527, ketika melindungi Paus Clement VII dari serangan pasukan pemberontak Raja Charles V.

Pada peristiwa tersebut, 147 orang garda Swiss termasuk komandannya gugur ketika menahan pasukan penyerang yang jumlahnya jauh lebih banyak dari mereka, sedangkan sejumlah kecil lainnya berhasil mengawal dan membawa Clement VII ke tempat yang aman. 

Sejak pertama kali dibentuk pada tahun 1506, secara tradisi garda Swiss tetap mengawal Sri Paus dan Vatikan hingga hari ini.

3. Berasal dari anggota militer terlatih

potret prajurit militer Swiss dalam sebuah latihan tempur. sumber gambar: wri-irg.org
potret prajurit militer Swiss dalam sebuah latihan tempur. sumber gambar: wri-irg.org

Di masa modern ini syarat utama menjadi garda Swiss pengawal Sri Paus adalah: pria lajang berusia 19-30 tahun, berkewarganegaraan Swiss dan beragama Katolik, memiliki tinggi minimal 174 cm, memiliki titel diploma atau seorang profesional di bidangnya. 

Syarat terpenting lainnya agar mereka dapat diterima dalam keanggotaan garda Swiss adalah sudah menempuh pelatihan dasar militer di Swiss, yang artinya mereka berasal dari prajurit pilihan militer Swiss.

Meskipun garda Swiss seringkali terlihat dalam upacara seremonial di Vatikan dengan pakaian warna-warni uniknya, namun di balik pakaian seremonialnya mereka adalah prajurit yang mahir dalam bela diri tangan kosong dan ahli dalam penggunaan senjata api. 

Tombak panjang yang disebut halberd  dalam genggaman tangan mereka adalah senjata yang paling ditakuti musuh pada masa lalu dan masih dapat difungsikan.

Selain bertugas untuk acara seremonial, tugas utama menjamin keselamatan Sri Paus merupakan tanggung jawab besar mereka mengingat sejumlah insiden penyerangan pernah terjadi, seperti penembakan terhadap Paus Yohanes Paulus II di lapangan Santo Petrus pada tahun 1981.  

Selain pakaian seremonial, anggota garda Swiss yang  melakuan pengawalan jarak dekat juga menggunakan setelan jas hitam sebagaimana layaknya para pengawal kepala negara lainnya.

4. Satu-satunya garda Swiss yang masih aktif hingga hari ini

potret formasi garda Swiss dalam sebuah acara seremonial di Vatikan. Sumber gambar: houseofswitzerland.org
potret formasi garda Swiss dalam sebuah acara seremonial di Vatikan. Sumber gambar: houseofswitzerland.org

Negara Swiss modern sudah lama dikenal sebagai negara netral, namun mereka menjaga netralitasnya dengan tradisi wajib militer untuk kepentingan pertahanan. 

Sebagaimana dilansir laman  swissinfo.ch dalam artikelnya yang berjudul "A call for Swiss women to do compulsory military service" untuk semua pria warga negara Swiss yang berusia 19 tahun dan dianggap mampu wajib menjalani wajib militer sementara untuk wanitanya adalah pilihan. 

Jadi terlihat bahwa tradisi militer masih kental di negara ini

Di bawah undang-undang negara Swiss modern, menjadi tentara bayaran adalah tindakan melawan hukum sejak tahun 1927, namun garda Swiss pengawal Sri Paus yang secara tradisi telah mengawal Sri Paus selama lebih dari 500 tahun hingga hari ini dikecualikan dari aturan tersebut.

Garda Swiss pengawal Sri Paus merupakan  salah satu unit militer aktif terkecil di dunia dan satu-satunya garda Swiss yang masih aktif hingga hari ini.

5. Pekerjaan yang menawarkan pengalaman hidup yang tidak biasa

potret garda Swiss yang sedang berjaga di salah satu bangunan Vatikan Sumber gambar: pexels.com/Yan Stavchansky
potret garda Swiss yang sedang berjaga di salah satu bangunan Vatikan Sumber gambar: pexels.com/Yan Stavchansky

Garda Swiss pengawal Sri Paus adalah pekerjaan yang menawarkan pengalaman hidup yang tidak biasa bagi para pemuda Swiss yang menyukai kedisplinan, loyalitas dan pengabdian kepada gereja Katolik Roma. 

Tidak hanya pengalaman dari sisi militer, melalui pekerjaan ini mereka juga bisa mempelajari banyak hal baru, seperti: seni bermusik,  karena ada acara-acara tertentu di mana para garda Swiss juga dituntut untuk mahir memainkan sejumlah alat musik.

Atau bagi para penyuka seni dan sejarah, Roma adalah tempat yang tepat untuk mempelajari sejarah dan seni budaya karena Roma adalah kota yang kaya akan peninggalan karya seni seniman-seniman ternama pada masanya yang menjadi salah satu pencapaian tertinggi sebuah kebudayaan. 

Tidak menutup kemungkinan para garda Swiss akan mendapatkan keterampilan baru yang kelak akan berguna bila mereka tidak ingin melanjutkan karier militernya setelah selesai masa tugasnya di sana.

Banyak kisah integritas, keberanian dan loyalitas dari masa lalu yang bisa diambil sisi positifnya untuk menjadi inspirasi dalam menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari. Sejarah bisa menjadi salah satu sumber pembelajaran untuk menjalani kehidupan yang berintegritas sekaligus memupuk nilai-nilai keutamaan di dalamnya.

Referensi:

123456789101112

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun