Ketika mengudara pesawat tersebut dapat mengubah posisi rotor ke arah depan dan merubah dirinya menjadi pesawat turboprop yang mampu terbang dengan kecepatan dan ketinggian yang lebih tinggi dibandingkan dengan helikopter.
3. Handal untuk mobilitas udara yang cepat dan berdurasi panjang
V-22 Â dapat diandalkan untuk mobilitas udara yang cepat dan berdurasi dalam jangka waktu yang cukup panjang. Sebagaimana informasi yang dituliskan dalam situs resmi Boeing, secara teknis kecepatan V-22 mampu mencapai 500 km/jam, jauh lebih cepat daripada helikopter dan memiliki jangkauan hingga lebih dari 950 km karena mampu melakukan pengisian bahan bakar di udara.
Dibandingkan dengan  matra lain di angkatan bersenjata AS, pasukan Marinir AS menjadi pengguna utama varian V-22 yaitu MV-22 dan menjadikan pesawat tersebut sebagai kuda beban untuk melakukan mobilasi udara baik untuk membawa personel anggotanya maupun kargo militer secara cepat di medan tempur. Bagi Marinir AS, V-22 adalah instrumen penting untuk menunjukkan kekuatan mereka dari lautan hingga medan tempur di daerah pendaratan yang menjadi tugas mereka
Selain untuk operasi angkut tempur militer, karena keunikan desain dan teknisnya, V-22 juga efektif untuk misi-misi lainnya seperti: operasi pencarian SAR, operasi angkutan bantuan kemanusiaan di daerah bencana, hingga operasi pesawat mata-mata dan anti kapal selam.
4. Bukan pengganti helikopter
Meski memiliki kemampuan lepas landas, mendarat dan terbang statis (hover) layaknya  sebuah helikopter namun sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumya bahwa pesawat V-22 Osprey bukanlah pengganti helikopter karena pesawat ini dibuat untuk mengisi "celah" yang saling melengkapi antara kemampuan sebuah helikopter dan pesawat fixed wing turboprop. Secara teknis kecepatan, ketinggian dan jarak jangkau V-22 jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan kemampuan helikopter angkut lainnya.
Sebagai informasi, bila dibandingkan dengan helikopter angkut terkenal CH-47 Chinook, V-22 mampu melaju hingga kecepatan 500 km/jam dibandingkan dengan Chinook yang memiliki kecepatan jelajah sekitar 290 km/jam. Dari sisi jangkauan V-22 mampu mencapai sekitar 950 km dibandingkan Chinook yang hanya 370 km , namun Chinook mampu mengangkut pasukan dua kali lebih banyak dari V-22 yaitu sekitar 55 personel.
Kemampuan lebih dari V-22  harus ditebus dengan harga dan biaya operasional yang  jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan harga dan biaya operasional helikopter Chinook. Sebagaimana dilansir laman ukdefencejournal, perkiraan biaya per jam operasi V-22 adalah sekitar USD 11,000 dibandingkan dengan biaya per jam Chinook yang hanya USD 4,600  Kesesuaian kebutuhan menjadi pertimbangan utama ketika sebuah negara akan memilih membeli V-22 atau helikopter angkut berat lainnya.Â
5. Negara di luar AS yang menggunakan V-22 OspreyÂ
Di luar negara AS, saat ini baru Jepang yang menggunakan pesawat V-22 Osprey. Dilansir laman bellflight ,V-22 pertama telah diserahkan pemerintah AS kepada  Jepang pada bulan Juli 2020 yang lalu. Pesawat tersebut  akan digunakan oleh pasukan Angkatan Darat Bela Diri Jepang.