Mohon tunggu...
Dodi Bayu Wijoseno
Dodi Bayu Wijoseno Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, membuat hidup lebih indah

Penyuka Sejarah, hiking dan olah raga

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Upaya Pendakian Puncak Gunung K2 di Periode Musim Dinginnya, Mission Impossible?

3 Januari 2021   17:58 Diperbarui: 3 Januari 2021   19:19 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di masa lalu ketika para surveyor melakukan survey gunung di sana mereka memberikan nomor K kepada setiap gunung berdasarkan ketinggian puncaknya dan  kemudiaan menuliskannya sebagai K1, K2, K3 dan seterusnya. Setelah itu mereka bertanya kepada orang lokal sebutan untuk gunung-gunung tersebut.

Khusus untuk Gunung K2 tidak pernah ada nama lokal yang disepakati karenanya hingga hari ini tetap disebut sebagai Gunung K2 meskipun terdapat sejumlah nama tidak resmi salah satunya adalah Gunung Godwin Austen, yang diambil dari nama orang yang pertama kali mendakinya.

Gunung K2 adalah salah satu gunung dan tempat paling berbahaya di planet bumi

Gunung K2 dijuluki  
Gunung K2 dijuluki  "gunung kejam" oleh para pendaki karena banyaknya korban jiwa yang jatuh ketika mendakinya. Sumber gambar: Maria Ly/wikimedia.org

Gunung K2 dengan ketinggian 8,611 meter dari permukaan laut (mdpl) adalah salah satu gunung dan tempat paling berbahaya di planet Bumi. Dikenal sebagai puncak tertinggi kedua di dunia  setelah Gunung Everest ( 8,848 mdpl) namun di kalangan pendaki profesional Gunung K2 jauh lebih sulit untuk didaki daripada Gunung Everest.

Gambaran statistik pendakian antara Gunung Everest dan Gunung K2 dapat dijelaskan sebagai berikut: mengutip informasi dari artikel karya Freddie Wilkinson yang berjudul "Want to climb Mount Everest? Here's what you need to know"  di laman nationalgeographic.com dituliskan bahwa setidaknya dari tahun 2000 hingga tahun 2018 telah terdapat sekitar 7,990 summit puncak Gunung Everest yang dilakukan oleh lebih dari 4,000 orang dengan angka kematian 123 orang.

Sedangkan untuk Gunung K2 mengutip informasi dari laman bbc.com setidaknya hingga tahun 2018  terdapat 355 pendaki yang berhasil mencapai puncak K2 dan 82 orang meninggal dalam proses pendakian.

Persentase rasio kematian dibandingkan dengan keberhasilan mencapai puncak di 14 Gunung dengan ketinggian di atas 8,000 mdpl. Sumber gambar: bbc.com
Persentase rasio kematian dibandingkan dengan keberhasilan mencapai puncak di 14 Gunung dengan ketinggian di atas 8,000 mdpl. Sumber gambar: bbc.com
Dari tabel di atas, Gunung K2 adalah salah satu gunung dengan ketinggian di atas 8,000 mdpl  dengan persentase kematian tertinggi bila dibandingkan dengan keberhasilan pendaki mencapai puncaknya yaitu sekitar 23 % jauh lebih tinggi dari persentase kematian di Gunung Everest. 

Saya pernah membaca buku berjudul  "Menapak Tiang Langit- Pendakian 7 puncak benua" terbitan PT. Gramedia (2012) yang mengisahkan sebuah  kisah perjalanan penaklukkan 7 puncak benua oleh  pendaki Xaverius Frans dan Tim Indonesia 7 summit expedition Mahitala Unpar.

Dari buku tersebut saya mendapatkan pengetahuan bahwa untuk pendakian gunung-gunung tinggi dan bersalju terdapat banyak sekali bahaya mematikan yang mengintai antara lain:  jurang yang tersamarkan salju tipis (crevasse), longsoran salju (avalanche), radang beku (frostbite),  badai salju yang membutakan,  oksigen tipis, temperatur rendah minus puluhan derajat Celcius hingga penyakit di ketinggian.

Membaca kisah mereka, saya dapat membayangkan betapa sulitnya perjalanan untuk menggapai  puncak  gunung tertinggi di setiap benua tersebut. Dibutuhkan kekuatan fisik dan mental yang  prima, persiapan peralatan terbaik dan perencanaan yang sangat matang agar dapat melakukan pendakian dengan aman.

Perjalanan tersebut tentu mengambil waktu terbaik untuk pendakian namun  meski sudah memperhitungkan secara matang mengenai waktu terbaik untuk pendakian namun kenyataan di lapangan bisa berbeda sama sekali dan sejumlah hambatan berat harus dilalui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun