Jenis pesawat ini yang membawa bom atom untuk mengakhiri perang  Dunia II di Front Pasifik
Sejarah dunia mencatat, dua tahun setelah Adolf Hitler menginvasi Polandia dan memicu dimulainya Perang Dunia II di Eropa, pagi hari tanggal 7 Desember 1941 Laksamana Isoroku Yamamoto mengerahkan ratusan armada pesawat tempur Angkatan Perang Kekaisaran Jepang untuk melakukan serangan dadakan terhadap pangkalan armada Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor- Hawaii. Serangan Jepang tanpa pernyataan perang tersebut menandai dimulainya Perang Dunia II di front Pasifik dan kampanye militer Jepang di seluruh wilayah Asia Pasifik.Â
Dalam perang tersebut tidak hanya para prajurit dari kedua belah pihak yang bertempur habis-habisan di garis depan medan laga, namun pertempuran juga terjadi di antara para ilmuwan dan para insinyur teknik di labolatorium mereka untuk menciptakan senjata-senjata efektif yang dapat digunakan untuk memenangkan pertempuran.
Salah satu senjata yang dibuat dan digunakan pihak Sekutu dalam hal ini pasukan Amerika Serikat (AS) untuk medan Perang Pasifik adalah pesawat pengebom (Bomber) B-29 Superfortress. Bomber tercanggih pada masanya ini hanya digunakan di medan perang Pasifik dalam Perang Dunia II. Pada saatnya pesawat pengebom dari jenis ini digunakan  Sekutu untuk menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki Jepang pada bulan Agustus 1945 yang  memaksa Jepang  menyerah tanpa syarat kepada pihak Sekutu segera setelahnya sekaligus menandai berakhirnya Perang Dunia II.
Berikut 5 fakta pesawat Bomber B-29, pesawat pengebom yang paling ditakuti di perang Pasifik.
1. B-29 Superfortress, pesawat pengebom buatan pabrikan Boeing
Melansir informasi dari boeing.com,  Perusahaan Boeing telah mengajukan proposal untuk pesawat pengebom berat jarak jauh B-29 ke pihak militer Amerika Serikat pada tahun 1940 sebelum  Amerika Serikat memasuki kancah Perang Dunia II. Proposal yang diajukan oleh  Boeing tersebut disetujui oleh militer Amerika Serikat. Pesawat pengebom berat dengan 4 mesin tersebut kemudian dirancang untuk membawa persenjataan berat dengan kapasitas muat bom yang besar sehingga menjadikannya sebagai pesawat terberat yang pernah diproduksi di dunia pada saat itu.Â
Terbang perdana pada tahun 1942, B-29 dibuat di 5 pabrik yang tersebar di Amerika Serikat dan dalam dua tahun telah operasional sekitar 500 unit B-29 di medan perang Pasifik. B-29 generasi awal dibuat sebelum seluruh uji diselesaikan sehingga untuk kebutuhan perang, pihak militer AS mendirikan pusat modifikasi, Â sebuah tempat di mana perubahan-perubahan pada menit-menit terakhir dapat dilakukan dan disesuaikan tanpa memperlambat jalannya proses produksi.
 2. B-29 merupakan bomber pertama yang menggunakan teknologi kabin bertekanan udara
Salah satu inovasi teknologi pada pesawat bomber B-29 adalah teknologi kabin bertekanan udara (pressurized cabin) . Kabin bertekanan adalah sebuah teknologi untuk menjaga suasana lingkungan pesawat tetap nyaman bagi awak pesawat ketika pesawat terbang di ketinggian. Bomber  B-29 adalah pesawat pengebom pertama yang dilengkapi dengan teknologi kabin bertekanan ini  sehingga pilot dan para awak pesawat tidak perlu menggunakan masker oksigen ketika pesawat sedang menjelajah di ketinggian  yang tinggi. Inovasi teknologi ini tentu menambah kenyamanan pada seluruh awak pesawat dalam menjalankan misi pengeboman jarak jauh.
Gambar di atas menunjukkan kabin bertekanan (pressurized cabin)  di bagian belakang pesawat bomber B-29 yang dilengkapi ranjang susun untuk istirahat crew selama misi jarak jauh. Kabin bertekanan memberikan kenyamanan kepada seluruh awak B-29 sehingga bisa berkonsentrasi penuh selama menjalankan misi.
3. B-29 mempunyai daya muat bom yang besar pada masanya dan senjata berat untuk beladiri
Pesawat Bomber B- 29 merupakan pesawat pengebom jarak jauh tercanggih dan termutakhir  pada masanya. Melansir informasi dari laman boeing.com, berdasarkan spesifikasi teknisnya pesawat ini memiliki  beberapa keunggulan untuk dioperasionalkan dalam Perang Pasifik yaitu : memiliki jarak jelajah maksimum hingga  lebih dari 7,000 km, memiliki ketinggian operasional hingga 31.850 kaki (atau sekitar 9.000m lebih) yang sangat menyulitkan sistem persenjataan anti pesawat Jepang untuk menjangkaunya. Lalu terdapat dua keunggulan utama lainnya: B-29 memiliki daya muat bom yang besar pada masanya yaitu hingga 10 ton dan dilengkapi persenjataan berat untuk beladiri.
Khusus untuk persenjataan beladiri, dalam menjalankan misi pengeboman jarak jauh pada masa itu terkadang bomber B-29 tidak bisa dikawal oleh pesawat pemburu karena pesawat pemburu memiliki daya jelajah yang sangat terbatas dan belum  berkembangnya teknologi pengisian bahan bakar di udara (air refuel) yang aman diaplikasikan pada masa Perang Dunia II, meski konsep itu pernah diuji coba pada tahun 1923. Untuk membela dirinya dari pesawat pemburu Jepang, B-29 dilengkapi sejumlah senjata berat yang ditempatkan di beberapa bagian strategis pesawat yaitu: 12 senapan mesin berat kaliber 0,5 inch dan 1 cannon kaliber 20mm. Salah satu fitur  kecanggihan lainnya adalah senjata-senjata tersebut juga mampu dioperasikan secara remote control.
4. B-29 merupakan arsenal perang yang menakutkan di Perang Pasifik
Dengan sejumlah keunggulannya Bomber B-29 merupakan arsenal perang yang sangat ditakuti Jepang di Perang Pasifik. Melansir informasi dari laman cnn.com, pada tahun 1944  pulau-pulau utama di Kepulauan Mariana seperti pulau: Saipan, Tinian, dan Guam berhasil dikuasai seluruhnya oleh pasukan Sekutu  sehingga misi untuk mengebom daratan utama Jepang dalam sekali terbang dapat dilakukan oleh armada-armada B-29 yang berbasis di  pangkalan-pangkalan udara yang dibangun di pulau-pulau tersebut.
Sejumlah pengeboman dilakukan atas kota-kota di Jepang oleh Bomber B-29 yang berpangkalan di Kepulauan Mariana, salah satu yang terkenal adalah operasi pengeboman kota Tokyo dengan sandi Meetinghouse. Sekitar lebih dari 300 pesawat B-29 menjadi bagian dari operasi ini dan menjatuhkan bom-bom api /bom bakar di atas kota Tokyo pada pagi hari tanggal 10 Maret 1945 Â dari ketinggian yang rendah.Peristiwa serangan udara tersebut membakar dan meluluhlantakkan area kota Tokyo seluas hampir 16 mil persegi.
Peristiwa pengeboman Tokyo di bulan Maret 1945 menjadi salah satu peristiwa serangan udara paling merusak  dan mematikan dalam sejarah peperangan. Melansir informasi dari laman cnn .com dan Encyclopaedia Britannica.com meski jumlah kematian tidak diketahui secara pasti namun perkiraan jumlah korban jiwa  yang sebagian besar adalah warga sipil akibat serangan udara tersebut dalam semalam  mencapai sekitar 100.000 orang dan jutaan orang mengalami luka-luka, jumlah korban jiwa dalam semalam tersebut  melampaui angka kematian initial blast (efek pertama ledakan) akibat bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki.  Sebagaimana dikutip oleh cnn.com dari US Department of Energy: ledakan bom atom (initial blast) membunuh seketika 70,000 orang di kota Hiroshima dan 46,000 orang di kota Nagasaki.
5. B-29 Enola Gay dan B-29 Bockscar membawa bom atom yang mengakhiri Perang Dunia II
Salah satu Bomber B-29 yang terkenal adalah Enola Gay.  Melansir informasi dari laman britannica.com, nama Enola Gay diambil dari nama Ibu seorang pilot  yang menerbangkannya dalam misi pengeboman ke Hiroshima yaitu Letnan Kolonel Paul Warfield Tibbets, Jr.  B-29 Enola Gay menjadi terkenal, karena sejarah dunia mencatat pesawat inilah yang pertama kali membawa bom atom bernama Little Boy dan menjatuhkannya di atas kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945.
Setelah itu pada tanggal 9 Agustus 1945 sebuah B-29 lain yang bernama Bockscar dan dipiloti oleh Mayor Charles W. Sweeney menjatuhkan bom atom bernama Fat man di kota Nagasaki. Bom-bom atom tersebut meluluhlantakkan kota Hiroshima dan Nagasaki dengan jumlah korban jiwa yang sangat besar dan efek radiasi nuklir yang mengerikan.
Setelah dua buah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang segera menyerah tanpa syarat kepada pihak Sekutu dan berakhirlah seluruh rangkaian peristiwa Perang Dunia II. Sejarah dunia mencatat era Perang Dunia II sebagai satu-satunya masa dimana senjata nuklir digunakan dalam peperangan dan semoga ini tidak pernah terulang kembali. Bomber B-29 masih digunakan setelah Perang Dunia II selesai dan memasuki masa purna tugasnya pada tahun 1960. Setelahnya perkembangan teknologi mesin jet mendominasi dunia kedirgantaraan dunia.
Demikian 5 Fakta Bomber B-29, pesawat pengebom yang paling ditakuti di Perang Pasifik. Â Setiap peperangan selalu menunjukkan wajahnya yang mengerikan terhadap kemanusiaan dan dari sejarah kelam peperangan tersebut kita mendapatkan pembelajaran yang sangat berharga agar jangan sampai terjadi peperangan lagi baik untuk saat ini maupun di masa yang akan datang.
Referensi:
- "Anniversary of the Tokyo Firebombing" . URL:Â https://www.britannica.com/story/anniversary-of-the-tokyo-firebombing
- "B-29 Aircraft." URL: https://www.britannica.com/technology/B-29
- "B-29 Superfortress." URL:Â https://www.boeing.com/history/products/b-29-superfortress.page
- Charles William Sweeney American pilot. URL:Â https://www.britannica.com/biography/Charles-William-Sweeney
- Enola Gay. URL:Â https://www.britannica.com/topic/Enola-Gay
- Lendon, Brad and Emiko Jozuka. cnn.com ."History's deadliest air raid happened in Tokyo during World War II and you've probably never heard of it". URL: https://edition.cnn.com/2020/03/07/asia/japan-tokyo-fire-raids-operation-meetinghouse-intl-hnk/index.html.
- National Geographic Archives: Up From Hiroshima. URL: https://www.nationalgeographic.com/news/2015/08/150806-hiroshima-nagasaki-archive-anniversary-wwII-atomic-bomb/
- Ojong, P.K. 2008. "Perang Pasifik." Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara Â
- Prattama, Aswab Nanda. kompas.com (2019). "Hari Ini dalam Sejarah: Saat Bahan Bakar Pesawat Diisi di Udara untuk Kali Pertama". URL: https://nasional.kompas.com/read/2019/06/25/12123481/hari-ini-dalam-sejarah-saat-bahan-bakar-pesawat-diisi-di-udara-untuk-kali?page=allÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H