Mohon tunggu...
Dodi Bayu Wijoseno
Dodi Bayu Wijoseno Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, membuat hidup lebih indah

Penyuka Sejarah, hiking dan olah raga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menjadi Salah Satu Palagan Terberat di Pasifik bagi Marinir AS, Ini 5 Fakta Pertempuran Iwo Jima di Tahun 1945

18 Juli 2020   07:00 Diperbarui: 18 Juli 2020   07:13 1691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan gambar: Penyerbuan Pasukan Marinir AS ke Pulau Iwo Jima  di bulan Februari 1945. Sumber gambar: W.Wolny / wikimedia.org

Pertempuran di Pulau Iwo Jima yang terjadi pada bulan Februari hingga Maret 1945 menjadi salah satu pertempuran paling dahsyat yang pernah terjadi di  palagan Perang Pasifik ketika peperangan tersebut mencapai titik kulminasinya. Dalam Perang Dunia II di medan tempur Pasifik, Pasukan Sekutu, dalam hal ini Pasukan Marinir Amerika Serikat (AS) melakukan strategi penguasaan pulau demi pulau yang dikuasai Jepang di Pasifik untuk menghancurkan kekuatan Angkatan Perang  Kekaisaran Jepang, namun di Iwo Jima, di sebuah pulau yang lebarnya hanya 8 mil  persegi mereka menemui salah satu episode terberatnya.

Sistem pertahanan yang tidak biasa di Pulau Iwo Jima telah menjadikan pulau tersebut sebagai "neraka" bagi puluhan ribu Pasukan Marinir AS yang diperintahkan untuk merebutnya. Pertahanan  Iwo Jima dipimpin oleh salah satu Jenderal  Angkatan Darat terbaik Jepang,  Jenderal Tadamichi Kuribayashi. Para komandan tempur pasukan AS kagum akan sosok Kuribayashi karena kepemimpinan dan strateginya selama berkecamuknya perang di Iwo Jima. Sosok Jenderal ini pernah digambarkan dalam film karya sutradara Clint Eastwood yang berjudul: "Letters from Iwo Jima" (2006). Aktor Ken Watanabe memerankan secara apik sosok Jenderal Kuribayashi dalam film tersebut.

Berikut 5 Fakta pertempuran Iwo Jima di tahun 1945:

1. Arti Penting Pulau  Iwo Jima bagi pasukan AS di Perang Pasifik

Pulau Iwo Jima adalah pulau yang terletak sekitar 750 mil (sekitar 1.200 km) dari Tokyo, Gunung Suribachi adalah titik tertingginya dengan ketinggian sekitar 169 m.  Melansir informasi dari laman history.com , Pulau Iwo Jima memiliki tiga landasan udara yang dapat digunakan untuk kepentingan strategis pihak Pasukan Sekutu, dalam hal ini Pasukan AS.

Keterangan gambar: Pulau Iwo Jima dan Gunung Suribachi. Sumber gambar: Phan Lee McCaskill, USN/wikimedia.org
Keterangan gambar: Pulau Iwo Jima dan Gunung Suribachi. Sumber gambar: Phan Lee McCaskill, USN/wikimedia.org

Dengan direbutnya Pulau Iwo Jima, maka operasi pengeboman oleh pesawat-pesawat pengebom jarak jauh  B-29  ke daratan utama Jepang bisa dilakukan dari pulau tersebut. Operasi pengeboman akan semakin efektif karena jarak Iwo Jima dengan Tokyo lebih dekat dibandingkan dengan jarak Pulau Saipan  yang saat itu menjadi pangkalan pesawat pengebom B-29  ke Tokyo. Namun bila pangkalan B-29 tetap berada di Saipan, maka landasan udara di Pulau Iwo Jima bisa dijadikan landasan untuk pendaratan darurat bagi pesawat-pesawat B-29 yang rusak parah karena hantaman senjata penangkis udara atau serangan pesawat pemburu Jepang ketika mereka melakukan misi pengeboman dan tidak mampu melanjutkan perjalanan hingga ke pangkalannya di Pulau Saipan.

Selain itu, dengan menguasai  Pulau Iwo Jima, Pasukan Sekutu bisa membangun beberapa fasilitas di Iwo Jima yang dapat digunakan untuk mendukung rencana operasi invasi Sekutu ke daratan utama Jepang, namun seperti diketahui invasi ke daratan Jepang tidak jadi dilakukan karena Jepang segera menyerah tanpa syarat kepada Sekutu di bulan Agustus 1945 setelah pesawat pengebom jarak jauh B-29  milik AS menjatuhkan bom atom di atas kota Hiroshima dan Nagasaki. 

2. Pertahanan Iwo Jima dipimpin oleh Jenderal  Tadamichi Kuribayashi

Keterangan gambar: Jenderal Tadamichi Kuribayashi. Sumber gambar: wikimedia.org
Keterangan gambar: Jenderal Tadamichi Kuribayashi. Sumber gambar: wikimedia.org

Pertahanan Pulau Iwo Jima dipimpin oleh salah satu Jenderal Angkatan Darat terbaik Jepang, Letnan Jenderal Tadamichi Kuribayashi. Jenderal Tadamichi Kuribayashi dilahirkan pada tahun 1891 dan memulai karier militernya sebagai perwira kavaleri. Pada tahun 1928 ketika berpangkat Kapten, Kuribayashi pernah mendapatkan tugas sebagai atase militer di Amerika Serikat dan tinggal  selama 3 tahun di sana. Selama di Amerika Serikat Kuribayashi mempelajari banyak hal dan memahami betul hubungan dekat antara militer dan industri di sana. 

Setelah Perang Pasifik meletus dan mencapai titik kulminasinya, pada tahun 1944 ketika telah berpangkat Letnan Jenderal, Kuribayashi diperintahkan untuk mempertahankan Pulau Iwo Jima. Setelah kedatangannya di Iwo Jima, Kuribayashi melakukan evaluasi strategi pertahanan yang akan dilakukan bersama dengan para stafnya dan sebagaimana dituliskan dalam buku berjudul:  "Perang Pasifik"  karya P.K. Ojong  (2008: 271)  Jenderal Kuribayashi memerintahkan para insinyurnya untuk mendirikan benteng-benteng pertahanan di bawah tanah, di dalam gunung Iwo Jima dibandingkan dengan membuat pertahanan terbuka di sepanjang garis pantai. Lubang di bawah tanah (tunnel) sepanjang 5.000 meter telah digali Jepang, yang satu sama lainnya saling berhubungan seperti jala laba-laba. Senjata-senjata berat dengan efektif juga berhasil disamarkan sehingga tidak dapat dilihat oleh pesawat pengebom Sekutu.

Strategi Jenderal Kuribayashi terbukti efektif. Selama 72 hari sebelum Pasukan Marinir AS mendarat,  Iwo Jima dibombardir oleh pesawat pengebom Sekutu dan hingga tiga hari sebelum pendaratan, kapal-kapal perang AS memuntahkan ribuan ton peluru ke Iwo Jima tetapi pertahanan Kuribayashi tetap utuh. Ada satu lagi perintah tegas Jenderal Kuribayashi kepada pasukannya, selama masih bisa melawan pasukannya tidak boleh melakukan serangan bunuh diri dan harus mengakibatkan kerugian yang besar terhadap pihak penyerbu.

Perang di Iwo Jima berkecamuk dengan dahsyat, namun sekuat apapun pertahanan yang dibangun Jenderal Kuribayashi tanpa bala bantuan dari Markas Besar, pertahanan seluruh Iwo Jima akhirnya jatuh juga pada hari ke-36 pertempuran. Ketika perang sedang berkecamuk hebat di Iwo Jima, Tokyo menaikkan pangkat Kuribayashi menjadi Jenderal penuh meskipun tidak diketahui apakah berita ini sampai kepadanya atau tidak. Di hari-hari terakhir peperangan Jenderal Kuribayashi diminta untuk menyerah oleh para Panglima Pasukan AS dan dijamin akan diperlakukan dengan terhormat, namun sejarah mencatat setelah mengucapkan salam perpisahannya kepada Markas Besar, Jenderal Kuribayashi terus memimpin pasukannya dan tidak menyerah sampai akhir. 

Diyakini Jenderal Kuribayashi terluka berat dan melakukan harakiri  di salah satu bagian pulau pada hari-hari terakhir pertempuran, namun pasukan AS tidak pernah berhasil menemukan jasadnya.

3. Penyerbuan Marinir AS ke Iwo Jima

Keterangan gambar: Pasukan Marinir AS di pantai Pulau Iwo Jima. Sumber gambar: W.wolny/wikimedia.org
Keterangan gambar: Pasukan Marinir AS di pantai Pulau Iwo Jima. Sumber gambar: W.wolny/wikimedia.org

Pada tanggal 19 Februari 1945 pukul: 09.00 pagi digelar operasi dengan sandi "Operation Detachment" untuk menguasai dan menduduki Pulau Iwo Jima. Melansir informasi dari  laman britannica.com , sekitar 70.000 pasukan Marinir AS dikerahkan untuk menyerbu dan menduduki Pulau Iwo Jima 

Pendaratan Pasukan Marinir AS pada pagi itu mula-mula berjalan sesuai rencana. Kendaraan pendarat pasukan  Amtrac (Amphibious Tractor)  yang dipenuhi oleh Pasukan Marinir segera memenuhi pantai Iwo Jima. Setelah pantai dipenuhi oleh Pasukan Marinir AS maka Jenderal Kuribayashi segera memerintahkan pasukannya untuk menembak. Rentetan senapan mesin dan tembakan senjata berat lainnya dari tempat yang tersembunyi di dalam tanah dan gua menjadi pembuka rangkaian malapetaka bagi pasukan penyerbu di Pulau Iwo Jima.

Mengutip apa yang dituliskan pada buku  berjudul:  "Perang Pasifik"  karya P.K. Ojong  (2008: 272) Jepanglah yang memaksa Amerika harus merebut Iwo Jima menurut cara yang telah ditetapkan oleh Kuribayashi. Pasukan Amerika harus merebut Iwo Jima meter per meter, benteng per benteng, sambil merangkak dengan perut dan tidak mungkin menggali lubang perlindungan di medan dengan pasir vulkanis. Selain itu tidak mungkin pasukan penyerbu melakukan manuver untuk mengurung musuh sebab musuh sudah terkurung tetapi di dalam tanah dan di dalam gua-gua.

Perhitungan bahwa Iwo Jima dapat direbut dalam 4 atau 5 hari ternyata meleset. Pasukan Marinir Amerika harus bertempur habis-habisan selama sekitar 36 hari dengan korban yang sangat besar di pihak pasukan penyerbu sebelum akhirnya berhasil merebut Iwo Jima.

4. Mortir raksasa, senjata maut di Iwo Jima

Keterangan gambar: Sisa mortir raksasa dengan diameter 320mm yang digunakan Jepang dalam pertempuran Iwo Jima. Sumber gambar: wikipedia.org
Keterangan gambar: Sisa mortir raksasa dengan diameter 320mm yang digunakan Jepang dalam pertempuran Iwo Jima. Sumber gambar: wikipedia.org

Salah satu senjata mengerikan yang digunakan Jepang  dalam mempertahankan  Iwo Jima adalah mortir raksasa dengan ukuran diameter 320mm dan merupakan mortir terbesar yang pernah digunakan di medan Perang Pasifik. Sejumlah saksi dan pelaku pertempuran melaporkan  luka-luka yang diakibatkan oleh pecahan serpihan mortir ini sangat mengerikan . Mortir ini tidak hanya menyebabkan luka fisik hebat  bagi mereka yang terkena senjata ini, bagi para veteran Marinir AS lainnya yang selamat dari pertempuran ini,  senjata ini juga merobek  psikologis mereka secara hebat  hingga  pertempuran Iwo Jima ini masih terus menghantui mereka berpuluh-puluh tahun kemudian.  

5. Jumlah Korban Pasukan Marinir AS sama dengan Jumlah Pasukan Jepang yang mempertahankan Iwo Jima

Keterangan gambar: Jenderal Kuribayashi bersama para stafnya di lapangan. Sumber gambar: http://www.iwojima.com/battle/lbattlg.gif 
Keterangan gambar: Jenderal Kuribayashi bersama para stafnya di lapangan. Sumber gambar: http://www.iwojima.com/battle/lbattlg.gif 

Salah satu fakta unik dalam pertempuran Iwo Jima adalah korban di pihak penyerbu pasukan Marinir AS sama dengan jumlah pasukan Jepang yang mempertahankan Pulau Iwo Jima. Melansir informasi dari laman nationalgeographic. com untuk menduduki Iwo Jima dalam pertempuran selama 5 minggu,  sekitar 20.000 Pasukan Marinir AS dan personel militer lainnya terluka serta korban tewas Pasukan AS mencapai 6.000 orang. Sedangkan di pihak Jepang 21.000 Pasukan Jepang menduduki Pulau Iwo Jima dan sebagian besar bertempur hingga mati, hanya ada sekitar 216 Pasukan Jepang yang ditangkap hidup-hidup.

Iwo Jima telah menjadi tempat pembuktian kepemimpinan Jenderal Tadamichi Kuribayashi dan pasukannya yang bertempur hingga saat terakhir.

Demikian 5 Fakta Pertempuran Iwo Jima tahun 1945, salah satu palagan terberat bagi Pasukan AS di Pasifik. Akhir kata, peperangan telah menjadi bagian dari perjalanan sejarah umat manusia. Dalam  peperangan kita bisa melihat ambisi,  kebrutalan namun juga kebijaksanaan. Kita semua setuju bahwa sejarah kelam peperangan di masa lalu tersebut telah selesai dan ada pelajaran berharga yang bisa dipetik, bahwa seharusnya peperangan sudah tidak ada lagi untuk saat ini dan untuk masa yang akan datang karena setiap peperangan akan merendahkan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun