Mohon tunggu...
Dodi Bayu Wijoseno
Dodi Bayu Wijoseno Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, membuat hidup lebih indah

Penyuka Sejarah, hiking dan olah raga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Hal Tentang Keraton Kesultanan Yogyakarta dan Kisah Sejarah Besarnya

6 April 2020   06:00 Diperbarui: 6 April 2020   06:02 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagelaran Keraton Yogyakarta. Sumber foto: Gunawan Kartapranata/Wikimedia Commons

2. Keraton Kesultanan Yogyakarta didirikan oleh Pangeran Mangkubumi.

Keraton Yogyakarta dari arah Alun-Alun Utara. Sumber foto: dok.pribadi
Keraton Yogyakarta dari arah Alun-Alun Utara. Sumber foto: dok.pribadi

Sepeninggal Sultan Agung, Kerajaan Mataram mengalami pasang surut dengan konflik suksesi dan peralihan kekuasaaan yang diperburuk dengan intervensi  penjajah Kolonial VOC atau yang  dikenal dengan nama kumpeni Belanda. Berdasarkan apa yang ditulis dalam situs Keraton Yogya (www.kratonjogja.id), era tahun 1740 adalah masa-masa yang berat bagi bumi Mataram dengan pemberontakan  yang merajalela terutama pemberontakan yang dipimpin oleh Pangeran Sambernyawa. Untuk memadamkan pemberontakan Sambernyawa, Susuhunan Paku Buwono II raja Mataram saat itu,  mengadakan sayembara yang disambut dan dimenangkan oleh Pangeran Mangkubumi putra Sunan Amangkurat IV. Ketika Pangeran Mangkubumi bermaksud mengendalikan pesisir utara Jawa untuk mengurangi pengaruh VOC di bumi Mataram, ia dikhianati oleh Patih Pringgoloyo yang didukung oleh VOC sehingga menyebabkan Pangeran Mangkubumi memutuskan keluar dari istana dan memulai serangan terbuka terhadap VOC. Pangeran Mangkubumi memiliki banyak pengikut karena sifatnya yang gemar mengembara dan melakukan pendekatan kepada masyarakat.

Keputusan tersebut didukung oleh Pangeran Sambernyawa dan akhirnya bersama Pangeran Sambernyawa, Pangeran Mangkubumi berhasil membebaskan beberapa daerah dari cengkraman VOC. Kelicikan kumpeni Belanda memanfaatkan situasi internal istana Mataram berkaitan dengan suksesi juga mendorong Pangeran Mangkubumi untuk semakin sengit memberikan perlawanan kepada VOC. Garis depan pasukan VOC terdesak, banyak pasukannya yang tewas. Dalam hitungan bulan hampir seluruh wilayah Kerajaan Mataram ada di bawah kekuasaan Pangeran Mangkubumi

Perlawanan sengit yang dilakukan oleh Pangeran Mangkubumi menyebabkan tekanan besar pada para petinggi Hindia Belanda saat itu, Gubernur Jawa Utara Baron van Hohendroff   mengundurkan diri karena hal itu. Kerugian sangat besar yang dialami oleh VOC karena serangan Pangeran Mangkubumi juga  memberikan tekanan besar kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang berkuasa di Batavia saat itu: Baron van Imhoff yang menyebabkan sang Gubernur Jenderal jatuh sakit dan meninggal.

Akhirnya kekuasaan Gubernur Jawa Utara diserahkan kepada Nicholas Hartingh yang memiliki ide untuk melakukan perundingan dengan Pangeran Mangkubumi. Setelah sejumlah perundingan pada tanggal 13 Februari 1755 Perjanjian Giyanti ditandatangani. Perjanjian Giyanti membagi Kerajaan Mataram menjadi dua yaitu: Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang dipimpin oleh Susuhunan Paku Buwono III dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat atau yang lazim disebut sebagai Kesultanan Yogyakarta yang dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi. Pada tanggal 13 Maret 1755, Pangeran Mangkubumi dinobatkan sebagai Raja pertama Yogyakarta dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I dan sejak saat itu dimulailah babak awal Kesultanan Yogyakarta yang telah melintasi waktu hingga hari ini.

3. Keraton Yogyakarta di bawah Kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono I dan suksesi setelahnya

Taman Sari, salah satu bangunan buah pemikiran Sultan Hamengku Buwono I. Sumber foto: dok.pribadi 
Taman Sari, salah satu bangunan buah pemikiran Sultan Hamengku Buwono I. Sumber foto: dok.pribadi 

Sifat tegas ditunjukkan Sultan Hamengku Buwono I kepada pihak penjajah Kolonial dan segala upaya dilakukan untuk mencegah intervensi pihak VOC untuk ikut campur dalam pemerintahannya. Ketegasannya tersebut menjadikannya salah satu pribadi yang paling disegani kumpeni Belanda di Tanah Jawa . Sejumlah sumber mengungkapkan bahwa perang melawan Pangeran Mangkubumi adalah salah satu perang terberat yang pernah dihadapi VOC di tanah Jawa. Sebagai tambahan informasi, beberapa waktu kemudian, masih ada bangsawan yang berasal dari Keraton Yogyakarta yang juga mengobarkan perang besar kepada penjajah kolonial Belanda, yaitu Pangeran Diponegoro. Pihak penjajah Belanda juga mengalami kerugian sangat besar dalam  Perang Diponegoro ini.

Selain dikenal sebagai ahli strategi militer yang ulung, Sultan Hamengku Buwono I juga dikenal sebagai ahli arsitektur ,tata kota dan kesenian yang mumpuni. Selain bangunan Keraton Yogyakarta yang megah serta  memiliki konsep tata letak yang baik dan nilai seni tinggi, salah satu buah pemikirannya adalah kompleks pemandian Taman Sari atau yang dalam katalog wisata disebut dengan Water Castle yang tidak pernah dilewatkan oleh para wisatawan ketika sedang berkunjung di Yogyakarta. 

Mengutip pada apa yang dituliskan dalam situs kratonjogja.id,  selain memberikan sentuhan kepada pembangunan fisik Keraton,  Sultan Hamengku Buwono I juga memberikan falsafah kehidupan yang semuanya menjadi nilai-nilai utama yang menjadi pedoman karakter tidak hanya bagi Keraton tetapi juga bagi masyarakat Yogyakarta secara keseluruhan. Lebih lanjut beberapa tarian, seni Wayang Purwo dan beberapa Gendhing juga diciptakan pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I. Sultan Hamengku Buwono I wafat pada tanggal 24 Maret 1792 dan dimakamkan di Imogiri. Beliau mendapatkan gelar Pahlawan Nasional atas jasa-jasanya memperjuangkan jati diri bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun