Mohon tunggu...
Dodi Bayu Wijoseno
Dodi Bayu Wijoseno Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, membuat hidup lebih indah

Penyuka Sejarah, hiking dan olah raga

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengenal Jet Tempur Gripen yang Pernah Ditawarkan Swedia kepada Indonesia

14 Maret 2020   19:58 Diperbarui: 14 Maret 2020   21:14 3322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jet Tempur JAS-39 Gripen AU Swedia. Sumber foto: Wallycacsabre

Beberapa waktu yang lalu sejumlah media massa memberitakan  Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia Prabowo Subianto  tertarik untuk membeli jet tempur buatan industri pertahanan salah satu negara Eropa yaitu Perancis. Berbagai ulasan mengenai rencana pembelian dan spesifikasi jet tempur tersebut telah mengemuka ke ruang publik hingga saat ini meski rencana tersebut masih terus dikaji karena terkait dengan keputusan politis straregis pertahanan jangka panjang, terlebih pada saat ini  telah santer terdengar  bahwa jet tempur Sukhoi  Su-35 asal Rusia telah dipilih untuk menggantikan sejumlah armada jet tempur F-5  Tiger TNI-AU yang akan dipensiun.

Wacana pembelian jet tempur dari negara Eropa membuka wawasan publik mengenai jet-jet tempur yang  telah dikembangkan oleh negara-negara Eropa, karena  selama ini alutsista kekuatan udara Indonesia sebagian besar adalah buatan Amerika Serikat (AS)  atau Rusia. 

Kita mungkin sudah familiar dengan nama jet tempur varian Mig dan Sukhoi asal Rusia, atau jet tempur F-5 Tiger, dan  F-16 asal AS.  Sementara nama-nama jet tempur asal Eropa seperti:  Rafale (Perancis),  Eurofighter Typhoon (dibuat oleh konsorsium 4 negara Eropa Barat) dan Gripen (Swedia) yang akan dibahas dalam tulisan ini masih terdengar agak asing bagi publik Indonesia.

Sebagai tambahan informasi, era mesin jet  dimulai ketika pada masa akhir Perang Dunia II di palagan Eropa. Angkatan Udara Jerman  Luftwaffe  berhasil mengoperasionalkan teknologi jet  pada pesawat tempur jet pertama  mereka Messerschmitt Me-262.  Messerschmitt Me-262 memiliki kecepatan yang jauh lebih cepat dari pesawat pemburu tercepat yang dimiliki Sekutu kala itu yang masih menggunakan teknologi piston baling-baling.

Namun kehadirannya di medan perang Eropa sudah sangat terlambat dan teknologi baru tersebut tidak mampu mengubah jalannya pertempuran hingga pada akhirnya Jerman menyerah tanpa syarat kepada pihak Sekutu pada tahun 1945. Setelah Perang Dunia II berakhir, negara pemenang perang seperti Amerika dan sekutunya mengembangkan teknologi mesin jet tersebut dan melahirkan pesawat jet tempur yang semakin canggih dari waktu ke waktu, perkembangan jet tempur pun dibagi ke dalam beberapa generasi dari generasi ke-1 hingga yang paling mutakhir saat ini, generasi ke-5.

Salah satu negara Eropa yang mengembangkan jet tempurnya secara mandiri adalah Swedia. Melalui industri pertahanannya SAAB (Svenska Aeroplan Actiebolag), Swedia memiliki jet tempur Gripen atau yang juga dikenal dengan nama JAS-39 Gripen yang sudah mengusung teknologi canggih sebagai bagian dari pertahanan negerinya.

Pada tahun 2015 yang lalu Swedia pernah menawarkan Jet tempur Gripen kepada Indonesia ketika Indonesia berencana mencari jet tempur baru sebagai pengganti sejumlah armada jet tempur TNI-AU yang akan dipensiunkan. 

Dalam  artikel karya jurnalis Abraham Utama (Cnn Indonesia, 2015) yang berjudul "Saingi Sukhoi, Swedia tawarkan Jet Tempur ke Indonesia" dan artikel karya jurnalis Dicky Christanto (The Jakarta post, 2015) yang berdudul "SAAB Offers Solution for RI Defense Ambitions , diulas mengenai keseriusan Swedia dalam menawarkan proposal kontrak kerja sama pengadaan jet tempur Gripen untuk Indonesia.

Jet tempur Gripen memiliki beberapa keunggulan fitur yang mampu bersaing dengan jet-jet tempur asal AS, Rusia atau negara-negara Eropa lainnya. Generasi terbarunya, Gripen varian E/F (Gripen Next Generation) sebentar lagi akan memasuki dinas operasional dan mengusung kecanggihan teknologi generasi jet tempur 4+.  Berikut 5 Fakta tentang jet tempur Gripen  buatan industri pertahanan SAAB Swedia:

1. Jet tempur Gripen adalah tekad mandiri Swedia dalam Pengadaan Alutsistanya

JAS-39 Grippen C (kursi tunggal)  AU Swedia. Sumber foto: Hak Cipta SAAB/www.saab.com
JAS-39 Grippen C (kursi tunggal)  AU Swedia. Sumber foto: Hak Cipta SAAB/www.saab.com

Jet tempur Gripen dibuat oleh industri pertahanan SAAB (Svenska Aeroplan Actiebolag), dan merupakan tekad mandiri Swedia dalam  mengembangkan alutsista  kekuatan dirgantaranya. Sejak dahulu, Swedia adalah negara yang memiliki kebijakan netral dalam politik luar negerinya. Meskipun bergabung dengan Uni Eropa tetapi Swedia tidak menjadi anggota Pakta Pertahanan  Atlantik Utara (NATO).  

Karena menjaga netralitas politik tersebut maka Swedia mewujudkan kepemilikan senjata yang diupayakan secara mandiri atau diproduksi di dalam negeri dengan lisensi, meski demikian untuk pengembangan jet tempur yang berteknologi kompleks Swedia juga terbuka untuk bekerja sama dengan pihak luar.

Berdasarkan informasi dari artikel berjudul "SAAB JAS-39E /F Gripen Mandiri Gaya Swedia (dalam Edisi koleksi Majalah Angkasa No.96, 2015) Nama Gripen (Griffin atau Gryphon) diambil dari nama makhluk dalam mitologi Yunani yang berupa makhluk bertubuh dan berekor singa namun bersayap dan berkepala Rajawali dengan kaki depannya memiliki cakar panjang dan tajam. Lebih lanjut artikel tersebut juga mengulas, selain mencerminkan karakter buas, nama makhluk gabungan itu dipilih karena  mencerminkan penggabungan mutiperan dalam satu pesawat tempur.

Selain tekad mandiri Swedia dalam pembuatan dan pengembangan jet tempur Gripen, mengutip dari situs SAAB.com, jet tempur Gripen adalah sebuah konsep pesawat tempur yang unik yang membawa keseimbangan yang sempurna antara kinerja operasional yang handal, teknologi tingkat tinggi, efisiensi biaya, dan kerjasama industrial dalam satu sistem yang dikenal dengan smart fighter system. Karenanya jet tempur Gripen dikenal dengan nama "The smart fighter".

2. Meski memiliki dimensi ukuran yang lebih "mungil" bila dibandingkan dengan jet-jet tempur lainnya namun kecanggihan jet tempur Gripen tidak bisa dianggap remeh 

Jet Tempur JAS-39 Gripen memiliki dimensi tubuh yang lebih kecil dibandingkan dengan jet tempur lainnya. Sumber foto: Hak Cipta SAAB/www.saab.com
Jet Tempur JAS-39 Gripen memiliki dimensi tubuh yang lebih kecil dibandingkan dengan jet tempur lainnya. Sumber foto: Hak Cipta SAAB/www.saab.com

Bila dibandingkan dengan ukuran jet-jet tempur asal AS, Rusia maupun negara-negara Eropa lainnya, dimensi ukuran jet tempur Gripen ini akan tampak lebih "mungil" bila dibandingkan dengan jet-jet tempur tersebut. Namun seperti pepatah bijak yang mengatakan Don't judge the book by its cover juga berlaku bagi jet tempur Gripen ini, sosoknya memang kecil tetapi jangan remehkan kecanggihan, kekuatan dan kapabilitasnya di udara serta biaya operasionalnya yang diklaim lebih rendah dibandingkan dengan jet-jet tempur lainnya, apalagi jet tempur ini hanya menggunakan satu mesin yang akan menghemat biaya operasionalnya.

Saat ini jet tempur Gripen yang operasional di Angkatan udara Swedia dan angkatan udara beberapa negara lainnya adalah varian C (kursi tunggal) dan varian D (kursi ganda). Pesawat Jet tempur Gripen  yang dapat melesat dengan kecepatan supersonic ini sudah mampu melakoni  multi peran yang  menjadi tuntutan setiap pesawat tempur dalam dunia modern saat ini karena dalam sejarah konflik-konflik yang pernah terjadi, salah satu unsur kekuatan yang bisa merespon konflik dengan cepat adalah kekuatan udara. 

Tidak hanya melulu mengenai supremasi atau pertahanan udara, jet-jet tempur saat ini juga harus bisa melakoni berbagai peran seperti serangan presisi ke target-target di daratan atau wilayah perairan, misi pengintaian ataupun melakukan misi close air support untuk memberikan perlindungan udara terhadap gerak maju pasukan darat.

Jet tempur Gripen mampu melakoni  semua peran yang disebutkan tersebut. Berdasarkan informasi dari artikel berjudul "SAAB JAS-39E /F Gripen Mandiri Gaya Swedia" (dalam Edisi koleksi Majalah Angkasa No.96, 2015), Gripen adalah jet tempur bermesin tunggal yang mampu melakoni tiga peran sekaligus yaitu tempur (Jakt), serang darat (Attack) dan intai taktis (Spaning).

Ketiga huruf awal peran (dalam bahasa Swedia) yang kelak menjadi desainasi resmi penempur generasi baru tersebut: JAS-39 Gripen. Sistem integrasi senjata yang  flexible dengan dukungan satu platform hardware dan software  yang canggih membuat Gripen menjadi salah satu jet tempur yang dapat dengan mudah mengintegrasikan berbagai macam senjata untuk berbagai macam misi tempur.

Selain flexibilitas senjata, melansir dari situs saab.com , jet tempur Gripen juga menggunakan radar dan sensor yang canggih sehingga informasi yang diketahui oleh satu pesawat akan diketahui oleh jet-jet tempur Gripen lainnya. Tidak hanya terbatas pada hal tersebut, pilot jet tempur Gripen selain dapat memberikan informasi kepada anggota pesawat tempur yang lain juga terhubung dengan unit-unit tempur lainnya baik  pasukan darat maupun kapal perang di laut sehingga keputusan strategis dan taktis untuk menetralisir ancaman musuh dapat segera dilakukan. Semua komunikasi dilakukan pada saluran aman yang terenkripsi sehingga tidak mudah diretas oleh pihak musuh.

3. Jet tempur Gripen memiliki kemampuan take off dan landing dari jalan raya.


Video dari youtube channel milik account SAAB (https://www.youtube.com/watch?v=2-2Xde54xz4) memperlihatkan kemampuan jet tempur Gripen untuk lepas landas dan mendarat di jalan raya. Salah satu keunikan yang tidak ditawarkan oleh pabrikan lain adalah kemampuan jet tempur Gripen untuk beroperasi dari jalan raya. Dari video di atas terlihat bahwa jet tempur Gripen mampu lepas landas dan mendarat di jalan raya atau di landasan yang cukup pendek (sekitar 600m-800m).

Mengutip informasi dari  artikel berjudul "Kecil-Kecil Cabe Rawit" (dalam Edisi koleksi Majalah Angkasa No.96, 2015), desain Gripen tak bisa lepas dari faktor geografis dan geopolitik Swedia sendiri. Dengan kepadatan populasi yang rendah, Swedia tetap membangun jaringan jalan raya terpadu di mana jalur utamanya semacam jalan nasional di Indonesia. Jalan-jalan tersebut didesain untuk mampu didarati pesawat karenanya tidak ada tiang atau kabel listrik yang berseliweran di sekitar area jalan raya, semuanya ditanam di dalam tanah.

Dalam kondisi darurat, jet tempur Gripen  memiliki kemampuan beroperasi (lepas landas dan mendarat), pengisian bahan bakar hingga pemuatan senjata  dari jalan-jalan raya di Swedia oleh awak darat yang terlatih. Salah satu kelebihan lain dari jet tempur ini adalah bisa dengan cepat disiapkan untuk berbagai misi tempur oleh awak darat yang terlatih, bahkan bila harus dipersiapkan dari jalan raya dan bukan dari pangkalan udara. Pesawat tempur ini juga mampu melakukan misi jarak jauh karena mampu melakukan pengisian bahan bakar di udara (air refueling).

4. Negara-Negara Pengguna Jet Tempur Gripen

Jet Tempur Gripen milik Angkatan Udara Afrika Selatan. Sumber foto: Hak Cipta SAAB/ www.saab.com/gripen/our-fighters/users/

Melansir informasi dari situs saab.com, selain Angkatan Udara Swedia, jet tempur Gripen juga digunakan oleh Angkatan Udara negara berikut ini:

  1. Brasil. Brasil telah menandatangani kontrak pembelian 36 unit jet tempur Gripen E/F Next generation (28 kursi tunggal / varian E dan 8-kursi ganda/varian F) . Pesawat tempur baru Brazil ini telah menjalani uji terbang di Swedia tahun 2019 lalu dan Brazil akan menerima semua jet tempur baru ini pada tahun 2021. Tidak hanya jual beli jet tempur Gripen, pihak Swedia juga memberikan paket transfer of technology  yang juga akan memungkinkan perakitan beberapa Gripen di Brazil.
  2. Czech Republic. Czech Republic adalah anggota NATO yang membeli 14 buah jet tempur Gripen varian C /D  (12 kursi tunggal/ varian C  dan 2 kursi ganda/ varian D) untuk memenuhi kebutuhan pertahanan nasionalnya dan kebutuhan pertahanannya sebagai anggota NATO.
  3. Angkatan Udara Hungaria. Angkatan Udara Hungaria adalah anggota NATO yang membeli 14 buah jet tempur Gripen varian C/D  (12 kursi tunggal/ varian C dan 2 kursi ganda/ varian D) untuk memenuhi kebutuhan pertahanan nasionalnya dan kebutuhan pertahanannya sebagai anggota NATO.
  4. Afrika Selatan. Afrika Selatan membeli 26 jet tempur Gripen ( 17 kursi tunggal / varian C dan 9 kursi ganda/ varian D). Jet tempur Gripen tersebut ditempatkan di Pangkalan Udara Makhado.
  5. Thailand. Thailand  membeli 12 jet tempur Gripen ( 8 kursi tunggal /varian C dan 4 kursi ganda/varian D)

Keberhasilan industri pertahanan SAAB dalam menjual pesawat buatannya ke negara lain dapat menjadi bukti nyata kalau pesawat-pesawat hasil produksinya tersebut  dapat diandalkan untuk kebutuhan pertahanan udara negara-negara pembeli.

5. Gripen Varian E/F (Next Generation) varian paling canggih yang akan segera masuk dinas operasional

SAAB JAS-39E Gripen (Gripen Next Generation) yang akan segera dioperasikan. Sumber Foto: Hak Cipta SAAB/www.saab.com
SAAB JAS-39E Gripen (Gripen Next Generation) yang akan segera dioperasikan. Sumber Foto: Hak Cipta SAAB/www.saab.com

Varian jet tempur Gripen yang paling canggih adalah varian E (kursi tungggal) /F (kursi ganda) yang dikenal sebagai Gripen Next Generation. Selain Angkatan Udara Swedia yang akan segera menggunakan varian ini dalam waktu dekat (2021), tercatat Brasil telah menandatangani kontrak pembelian 36 buat jet tempur jenis ini. Jet tempur Grippen varian E/F memiliki performa yang lebih baik dari varian sebelumnya seperti memiliki mesin yang bertenaga lebih besar  dan dapat menenteng hampir semua senjata standar NATO.

Melansir informasi dari situs saab.com Gripen varian E/F yang merupakan bagian dari E-series dibuat untuk menetralisir dan menghadapi segala macam ancaman di masa yang akan datang. Jet tempur Gripen E-series memiliki mesin baru dengan performa yang lebih baik serta lebih bertenaga, memiliki radius tempur yang lebih jauh, mampu membawa senjata dan muatan yang lebih banyak. Lebih lanjut Gripen varian E/F akan dilengkapi dengan radar canggih AESA terbaru, sistem  pencarian dan tracking inframerah paling muktahir serta teknologi canggih untuk kebutuhan peperangan elektronik. Gripen E-series mendefinisikan kembali kekuatan udara di abad-21 dengan meluaskan kemampuannya.

Para pemerhati dan pengamat penerbangan memiliki pendapat bahwa jet tempur terbaru Gripen ini cukup dapat bersaing bila disandingkan dengan jet-jet tempur buatan Amerika Serikat, Rusia ataupun negara-negara Eropa lainnya. Akankah Angkatan Udara Indonesia melirik kembali jet tempur "mungil" yang memiliki kemampuan besar ini di kemudian hari? 

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun