Mohon tunggu...
Dodi Bastiansyah
Dodi Bastiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pascasarjana Universitas Pamulang

Keep moving forward, I am just human and try to've humanity

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Buntut Teknologi eSAF: Keputusan Beretika oleh Honda Apakah Sudah Tepat?

15 September 2023   13:15 Diperbarui: 15 September 2023   13:19 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merk motor Honda di Indonesia memiliki kontribusi berarti di ranah otomotif karena sejarah panjang nya yang merupakan pelopor industri kendaraan sepeda motor di tanah air. Didirikan di Indonesia dengan nama awal PT Federal Motor, saat ini Honda dikenal dengan nama PT Astra Honda Motor (AHM).

Seiring waktu pabrikan asal jepang ini melakukan peningkatan dalam hal desain, fitur dan keselamatan serta lingkungan. Salah satu nya pada sektor rangka, yaitu dengan digunakannya rangka eSAF.  Rangka merupakan salah satu komponen utama sepeda motor untuk menopang berbagai komponen. Dilansir dari banyaknya sumber, rangka eSAF merupakan sebuah rangka pembaharuan milik Honda yang sudah diterapkan di beberapa motor andalan mereka. Rangka eSAF adalah struktur di sepeda motor Honda yang menghubungkan bagian depan motor dengan tempat duduk pengendara. Rangka eSAF berbeda dengan rangka biasa. Rangka eSAF diklaim lebih ringan 8% dan diklam dapat lebih menghemat bahan bakar motor juga membuat ruang lebih besar di tangki bahan bakar dan bagasi.

Sumber shutterstock
Sumber shutterstock

Namun belakangan ini marak dimedia sosial mengabarkan bahwa dilapangan banyak ditemukan rangka eSAF yang berkarat dan patah. Hal ini berdampak pada kerugian konsumen bahkan dapat membahayakan pengendara. Atas keluhan tersebut, pihak Honda akan melakukan investigasi. Dilansir dari CNBC Indonesia Rabu (23/8/2023) atas penyataaan GM Corporate Communication Astra Honda Motor Ahmad Muhibbuddin yaitu "Sedang kita tangani ya. Kita berusaha berikan yang terbaik untuk konsumen". Selain itu himbauan juga datang dari Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Ditjen PKTN) Kementerian Perdagangan yang mengimbau AHM untuk melakukan recall atau menarik sepeda motor Honda yang diproduksi menggunakan rangka eSAF. Namun, Astra Honda Motor (AHM) masih belum mau melakukan recall dengan alasan belum ada perintah dari pemerintah.

Rilisan terbaru dikutip dari CNBC Indonesia bahwa pada 31 Agustus 2023, AHM menegaskan belum mau melakukan recall, namun melayani pengecekan untuk konsumen yang menyampaikan keluhan terhadap sepeda motornya.

Teori Pengambilan Keputusan Beretika

Dalam berbisnis pengambilan keputusan yang tepat haruslah beretika. Karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Jika keliru dapat membuat kerugian materiil dan non materiil. Seperti pengeluaran berlebih atas biaya yang timbul akibat tuntutan kelalaian (tindakan kesengajaan) dan mengakibatkan reputasi dan penjualan menurun. Berikut ini adalah beberapa pedoman yang dapat digunakan pengambilan keputusan beretika:

Sniff Tests & Common Rules of Thumb – Preliminary Tests of the Ethicality of a Decision

Sniff test merupakan semacam  preliminary test yang dapat dilakukan dengan cepat sekedar untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil telah melalui beberapa test etika. Berikut ini sniff test yang biasanya digunakan:

  • Apakah saya nyaman jika tindakan atau keputusan ini muncul besok pagi di halaman pertama surat kabar nasional?
  • Apakah saya bangga dengan keputusan ini?
  • Apakah ibu saya bangga dengan keputusan yang saya ambil?
  • Apakah keputusan ini sesuai dengan misi dan kode etik perusahaan?
  • Apakah saya nyaman dengan keputusan ini?

Selain itu, banyak eksekutif menggunakan semacam rule of thumb dalam proses pengambilan keputusan beretika, sebagaimana contoh di bawah ini:

  • Golden rule: Jangan perlakukan orang lain yang kamu tidak ingin mereka lakukan terhadapmu,
  • Disclosure rule : Jika anda nyaman dengan tindakan dan keputusan yang akan diambil setelah menanyakan pada diri sendiri, apakah anda tidak berkeberatan jika rekan kerja, teman, dan keluarga anda mengetahui hal ini.
  • Intuition ethics: Lakukan apa yang “kata hati” anda katakana
  • Categorical imperative: Anda dapat menerapkan prinsip ini jika secara konsisten juga dapat diterapkan oleh orang lain
  • Professional ethics: Lakukan hanya yang dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan  kepada Komite, jika diminta
  • Prinsip utilitarian: Lakukan yang terbaik (paling bermanfaat) bagi sebanyak mungkin orang
  • Prinsip virtue: Lakukan apa yang dapat menggambarkan virtue yang diharapkan.

Dari kasus dan penjelasan teori diatas bahwasannya diperlukan etika dalam setiap pengambilan keputusan karena dampaknya dalam bisnis sangat signifikan. Maka dari itu harapan kedepannya akan ada keputusan terbaik dari HONDA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun