Mohon tunggu...
Dodi Ariyanto
Dodi Ariyanto Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Mendengar, Berbicara, Membaca, dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingkah Pendidikan?

28 Januari 2021   13:52 Diperbarui: 28 Januari 2021   13:53 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sering saya mendengar bahwa apa yang dikatakan orang yang sudah sukses atau berhasil, akan terlihat selalu benar. Apa yang dikatakannya menjadi sesuatu yang diamini oleh banyak orang, terutama bagi orang-orang yang belum sukses.

Kesuksesan sejatinya dapat diperoleh dari berbagai cara. Ada yang sukses karena orang tuanya sudah sukses, sehingga dia hanya meneruskan kesuksesan yang telah dirintis oleh orang tuanya atau pendahulunya. Ada juga orang yang sukses karena keberuntungan. Keberuntungan inilah yang seringkali tidak bisa diukur dengan indikator-indikator kesuksesan yang selama ini kita ketahui. Karena, keberuntungan sejatinya sudah menjadi ketetapan Tuhan, sehingga hal itu tidak bisa dihindari maupun diingkari. Dan yang terakhir, kesuksesan diraih karena karja keras.

Kerja keras yang saya maksud yaitu memanfaatkan potensi yang kita miliki dengan sebaik-baiknya sehingga terciptalah peluang-peluang sukses yang bermuara pada sebuah kesuksesan. Banyak orang masih meyakini, termasuk saya, bahwa salah satu jalan terbaik meraih kesuksesan yaitu dengan berpendidikan. Artinya, dengan berpendidikan, kita mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang seluas-luasnya. Dengan ilmu dan pengetahuan yang kita peroleh itulah, pola pikir, tindakan, dan cara hidup seseorang menjadi lebih baik. Dengan memiliki ilmu dan pengetahuan yang luas, potensi untuk sukses menjadi lebih besar.

Pertanyaannya, bagaimana orang yang tidak berpendidikan tetapi ternyata dapat meraih kesuksesan, bahkan lebih sukses dari orang yang berpendidikan. Pertanyaan semacam inilah yang kadang harus saya sanggah dengan sangat hati-hati. Jika merunut pertanyaan tersebut, dapat saya jelaskan bahwa kemungkinan orang yang tidak berpendidikan (katakanlah hanya lulus SD, atau bahkan tidak lulus SD) dapat sukses dikarenakan mereka punya pengetahuan yang cukup, potensi yang sesuai bidang yang dijalani, dan cara hidup yang benar. Dan semuanya itu diperoleh dari lingkungan di luar bidang pendidikan (bukan diperoleh di sekolah, pesantren, maupun sejenisnya). Namun begitu, perbandingan orang yang sukses tetapi tidak berpendidikan dengan orang sukses yang memiliki tingkat pendidikan yang baik, tentu sangat jauh, saya pikir perbandingannya 1:10, 1 untuk orang yang tidak berpendidikan, dan 10 untuk orang yang berpendidikan. Meski saya akui belum ada data statistik (penelitian) yang valid mengenai hal itu.

Pendapat bahwa orang sukses tidak perlu harus berpendidikan (bersekolah, mondok di pesantren, dll.) merupakan anggapan yang tidak baik, bukan hanya tidak baik tetapi lebih ekstrimnya yaitu hipotesis yang keliru. Hipotesis keliru tersebut jika tidak kita sanggah, akan menjadi rujukan bagi mereka (orang-orang yang tidak mau bersekolah) untuk membenarkan pilihannya.

Kita sebagai pendidik, tentu harus selalu menekankan pentingnya pendidikan bagi anak didik kita. Pendidikan tidak hanya akan menjadi modal untuk hidup di masa yang akan datang, tetapi lebih dari itu, yaitu untuk mencapai hakekat tertinggi manusia, yaitu manjadi mahkluk yang bermanfaat dan bermartabat dengan selalu berpegang teguh pada konsep ‘memanusiakan manusia’.

Keyakinan bahwa pendidikan akan mengubah hidup seseorang menjadi lebih baik menjadi falsafah yang harus kita tanamkan kepada setiap orang. Tidak hanya anak didik kita, tetapi juga semua unsur masyarakat yang ada di sekitar kita. Karena dengan berpendidikan, peradaban manusia, khususnya di Negara tercinta kita ini menjadi peradaban (kemajuan kecerdasan dan kebudayaan lahir batin) manusia yang tinggi, yang bermartabat, yang toleran, yang jujur, ulet, optimis, kerja keras, mandiri, bertanggung jawab, dan hal-hal yang baik lainnya. Itulah mengapa pendidikan tidak hanya sekadar penting, tetapi ‘sangat penting’.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun