Mohon tunggu...
Dodi Hertanto
Dodi Hertanto Mohon Tunggu... -

Pengamat kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Susahnya Hidup Sehat

16 Februari 2010   02:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:54 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah kehidupan yang modern ini semuanya serba instan, hampir semua pekerjaan manusia digantikan dengan komputer dan teknologi. Dari komputer saja, misalnya banyak sekali yang begadang hanya karena ingin berselancar di dunia maya, ngeblog atau update status di facebook sehingga dapat menyebabkan kurang tidur. Tidak hanya itu di depan komputer terlalu lama bisa menyebabkan mata menjadi lelah. Apalagi berkomputer ria sambil minum kopi dan merokok dapat menimbulkan sensasi rasa kenyang sehingga tidak makan lagi, yang kelamaan menganggu pola makan. Demikian juga dengan keberadaaan teknologi di gedung dan kantor-kantor seperti adanya lift dan escalator sudah mampu membuat kita kurang aktivitas padahal aktivitas itu perlu sebagai pengganti olahraga.

Hidup sehat itu tidak bisa hanya membatasi konsumsi makanan dan minuman saja tanpa memperhatikan pola tidur dan aktivitas. Pola hidup yang tidak sehat juga termasuk pada mereka yang hanya memperhatikan makanan dan minuman yang sehat namun masih saja kurang tidur dan olahraga.

Pengetahuan masyarakat tentang penyakit sangat kurang sekali, apalagi mau menjalankan pola hidup yang sehat. Ada masyarakat yang menganggap menjaga kesehatan hanya berdasarkan konsumsi makanan dan minuman yang sehat saja, padahal komponen sehat tidak seperti itu. Ada juga masyarakat yang menganggap penyakit itu sepele saja. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa di ruang gawat darurat kebanyakan pasien yang sudah berat dan kritis, sebagian dari rujukan praktek dokter, sebagian lagi ‘terpaksa’ dibawa oleh keluarga karena gagal dengan pengobatan alternatif.

Misalkan saja dari pola tidur. Tidak semua masyarakat memperhatikan pola tidur mereka. Tidak banyak yang menjaga waktu tidurnya atau bahkan tidak tahu berapa jam seharusnya kita tidur dalam sehari. Ada masyarakat yang tidur mulai jam 8 malam, ada juga mulai jam 10 malam dan lebih ekstrim lagi baru tidur jam 12 malam. Kadang-kadang juga sudah tidur cepat malah malamnya tidak bisa tidur lagi karena alasan terbangun akibat buang air kecil dan besar. Pada masyarakat yang modern seperti di Jakarta sangat jarang tidur dibawah jam 9 malam, bisa-bisa pulang dari kantor jam 9 malam atau bahkan jam 10 lalu tidurnya kadang-kadang jam 11 malam malah ada yang tidur jam 12 dan mulai tidur nyenyak nya jam 1 malam. Padahal penyakit akibat kurang tidur sudah mulai mengintai. Banyak sekali penyakit yang dapat saja terjadi pada saat kurang tidur. Tidak sedikit masyarakat modern yang kebanyakan kuratif tidak mengetahui dampak tidur terlalu malam.

Dampak kurang tidur pada orang yang sehat bisa saja menyebabkan timbulnya penyakit, seperti mata lelah, penyakit hati, stroke, kanker, radang paru,jantung dan bahkan diabetes. Apalagi kalau orangnya sudah sakit, seperti penderita hipertensi, diabetes, mantan hepatitis, tifoid karier, mantan penderita stroke,lalu mencoba tidur pada larut malam. Sehingga mereka ini kemudian mencari ’obat’ hanya untuk proteksi akibat begadang. Mulai lah dicoba dengan minum dan makanan suplemen, atau bahkan melakukan diet begadang agar tidak menjadi obesitas akibat kurang tidur.

Padahal pada saat kita kurang tidur, diam-diam penyakit sudah mulai melakukan ’perjalanan’nya di dalam tubuh kita. Memang pada awalnya timbul penyakit tidak begitu ’sakit’. Namun sudah menimbulkan gejala dan tanda-tanda timbulnya penyakit, seperti sakit mata, mata lelah, mata kabur, telinga berdenging, pegal otot, kesemutan, pusing seperti mabok jalan, kadang-kadang sakit kepala, rasa kantuk, adanya halusinasi dan delusi. Bagi sebagian orang, gejala tersebut tidak begitu berat lalu kemudian dibiarkannya. Tapi ada juga orang yang menanggapinya secara serius, mulai mencoba dengan makan obat yang dibelinya sendiri atau sampai dengan mencari alternatif lainnya. Tergantung individu apakah mengusik rasa nyaman ataukah biasa saja. Anehnya bila semua bisa diatasi, masih juga ada individu-individu yang mengulangi kebiasaan begadangnya seolah-olah menantang ’penyakit’. Hanya sedikit saja mereka yang memperhatikan pola tidurnya.

Kebanyakan masyarakat menganggap gejala dan tanda mulainya penyakit akibat kurang tidur itu biasa saja tidak begitu berat dan mudah diatasi. Padahal tahukah mereka kalau itu sebenarnya adalah awal dari penyakit lalu tahukah mereka bahwa dimana nanti berakhirnya ?

Ada sekelompok masyarakat yang mengatasi gangguan tidurnya malah bukan dengan mencukupi jumlah tidurnya. Mereka mencari alternatif seperti konsumsi makanan dan minuman yang sehat, dengan suplemen yang sehat, bahkan olahraga berat pun dilakukan asalkan pola tidur larut malam dapat dipertahankan.

Kesadaran terhadap hidup sehat seolah-olah hanya melalui makanan, minuman dan olahraga saja. Cukup tidur tidak begitu populer dalam menjaga kesehatan. Karena itu tidak jarang ada yang menjadi tua lebih cepat, mendapat penyakit menahun lebih dini bahkan timbulnya kanker pun tidak disadari.

Kembali lagi dengan budaya yang ada pada masyarakat kita. Budaya begadang tampaknya mulai populer. Namun sayangnya malah menimbulkan penyakit. Budaya ini tidak termasuk budaya preventif, promotif dan rehabilitatif. Sebenarnya masih banyak lagi budaya-budaya masyarakat yang tidak sehat, karena itu wajar saja kalau akhir-akhir ini penyakit degeneratif muncul semerbak.

Sehingga tidak salah bila penulis mengatakan bahwa susahnya hidup sehat tidak lain dan tidak bukan akibat dari budaya masyarakat yang jauh dari budaya preventif, promotif dan rehabilitatif.

Lalu pertanyaannya salah siapa tidak bisa hidup sehat ? Apakah karena gagalnya dokter dalam memberikan dan memilih obat ? Apakah dokternya disalahkan karena tidak bisa mendiagnosa penyakit ? Kemudian pertanyaannya berkembang menjadi apakah karena biaya berobat mahal ? Apakah tidak bisa hidup sehat karena biaya berobat mahal ? Apakah selalu menderita sakit akibat dokter tidak tepat mendiagnosa penyakit ?

Semua kalau berhubungan dengan sakit pasti dilimpahkan dan ditujukan sama pelayanan kesehatan dan terutama dokter, semua kesalahan timbulnya penyakit ada pada dokter,padahal masyarakat kita saja yang tidak pernah mau hidup sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun