Hampir empat puluh tahun lalu Rona Barret, pembawa acara terkenal saat itu, mewawancarai seorang laki-laki kaya. Â Bertempat di sebuah gedung dengan namanya yang menghadap Central Park Rona menguak ambisi,koneksi keuangan keluarga.
Pada suatu kesempatan Rona bertanya pada pengusaha muda yang masih berusia 43 tahun tersebut.
"Apakah anda berminat menjadi presiden Amerika? Saya tidak yakin akan melakukannya Rona. Problem utamanya adalah televisi. Mereka yang mampu, para bos perusahaan besar, tidak tertarik. Televisi merusak prosesnya karena televise menyukai mereka yang pasrah (inoffensive guys).Â
"Seseorang dengan pandangan yang kuat," ujar pria itu. "Dan seseorang dengan pandangan yang mungkin sedikit tidak populer, yang mungkin benar, tetapi mungkin tidak populer, tidak akan selalu memiliki kesempatan untuk terpilih melawan seseorang yang tidak punya otak yang bagus tapi senyum yang lebar. . .Â
"Abraham Lincoln mungkin tidak akan terpilih hari ini karena televisi. Dia bukanlah pria yang tampan, dan dia tidak tersenyum sama sekali. Dia tidak akan dianggap sebagai kandidat utama presiden, dan itu memalukan, bukan?"
35 tahun kemudian laki-laki yang diwancarai Barret tampil sebagai pembawa acara di saluran NBC selama 14 musim. Acara itu bernama the Apprentice. Tahun 2016 dan ia menjadi presiden Amerika ke-45. Laki-laki yang tidak punya otak yang bagus namun memiliki senyum menawan itu adalah Donald John Trump.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H