Surat menyurat juga menjadi penanda resmi hubungan politik antara pimpinan negara seperti yang termuat dalam surat pemimpin spiritual Iran Imam Khomeini kepada pimpinan Uni Soviet Mikael Gorbachev. Dalam surat yang ditulis 1 Januari 1989 itu Khomeini menyatakan bahwa komunisme sudah berada dalam museum politik: http://liputanislam.com/opini/surat-legendaris-ayatullah-khomeini-kepada-presiden-uni-soviet-mikhail-gorbachev-2/
Yang Mulia Gorbachev, sangatlah jelas bagi semua orang bahwa mulai sekarang dan seterusnya, kehendaknya orang mencari komunisme dalam museum sejarah politik dunia, karena Marxisme tidak mampu memenuhi kebutuhan hakiki manusia.
Jauh sebelum Soekarno dan Khomeini surat menyurat, di tahun 1891 di kota Ales kepulauan Sardinia Italia lahirlah seorang laki-laki. Ayahnya adalah seorang pns sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga yang akhirnya ikut bekerja setelah suaminya masuk penjara. Dalam kehidupan selanjutnya anak laki-laki itu menjadi mahasiswa dan aktivis politik. Begitu merasuknya kegiatan politik kampus pun ia tingalkan.Karir politiknya mencapai puncak ketika menjadi wakil ketua parlemen Italia. Namun musuhnya kini pun bukan orang sembarangan. Ia adalah Benito Mussolini. Pemimpin fasis itu  memerintahkan untuk menangkapnya. Pengadilan menjatuhkan hukuman penjara 20 tahun empat bulan lima hari. Dari penjara iniah lahir surat-surat berisikan pikiran cemerlang. Kelak surat-surat itu dibukukan dan diberi judul Catatan-catatan  Penjara (The Prison Notebooks). Laki-laki itu dikenal sebagai Antonio Gramsci.
Tak boleh kita lupakan pula surat menyurat Raden Ajeng Kartini kepada kawan-kawannya di negeri Belanda. Surat-surat itu berisikan pemikiran-pemikirannya tentang kaum perempuan. Tahun 1911, kumpulan surat menyurat Kartini diterbitkan dalam buku berjudul "Habis gelap terbitlah terang". Buku ini terbit terbit 7 tahun setelah Kartini wafat. Kepada  kawannya di Belanda bernama Stella  di surat tertanggal 18 Agustus 1899 ia menulis:
"Bagi saya hanya ada dua macam keningratan, keningratan fikiran (fikroh) dan keningratan budi (akhlak). Tidak ada manusia yang lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya dari pada melihat orang membanggakan asal keturunannya. Apakah berarti sudah beramal sholih orang yang bergelar macam Graaf atau Baron?... Tidaklah dapat dimengerti oleh pikiranku yang picik ini"
 Tak hanya dunia politik, surat menyurat juga eksis di dunia hiburan. Lagu Mr Postman yang dilantukan grup band Inggris The Beatles adalah salah satunya.Lagu ini dinyanyikan pertama kali Lennon dan kawan-kawannya tahun 1962. Lagu ini aslinya dinyanyikan kelompok vocal The Marvels tahun 1961. Suara Lennon mengubah lagu awal yang semula adalah vocal anggota grup Marvels yang perempuan. Liriknya menjelaskan betapa waktu itu tukang pos begitu penting:
Wait, oh yes, wait a minute, Mister Postman
Wait, wai-ai-ai-ait Mister Postman
Mister Postman look and see
(Oh, yeah) Is there a letter in your bag for me?
(Please, please, Mister Postman) I been waiting a long, long time
(Oh, yeah) Since I heard from that girl of mine
There must be some word today
From my girlfriend so far away
Please, Mister Postman, look and see
If there's a letter, a letter for me
I been standing here waiting, Mister Postman
So patiently
For just a card or just a letter
Saying she's returning home to me
Jagad musik Indonesia juga mencatat bagaimana surat menjadi topik menarik dalam percintaan muda-muda dalam suatu masa. Simak saja lirik lagu  Suratku karya Yovie Widianto yang dilantukan Heidi Yunus di tahun 1996. Musik dan syairnya yang syahdu membuat lagu ini disukai terutama mereka yang patah hati:
Kekasih Terbacakah tulisan hatiku