Mohon tunggu...
Doddy Salman
Doddy Salman Mohon Tunggu... Dosen - pembaca yang masih belajar menulis

manusia sederhana yang selalu mencari pencerahan di tengah perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Survei Kompas Terbaru, Alarm untuk 01

20 Maret 2019   04:29 Diperbarui: 21 Maret 2019   01:48 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Survei Kompas  hari ini (20/3/2019) membuka ruang penafsiran terbaru bagi masing masing pendukung. Hal ini disebabkan hasil survei tidaklah seoptimis survei-survei sebelumnya yang cenderung menampilkan pasangan 01 sebagai pemenang. Survei Kompas kali ini lebih berimbang dan sepertinya memberi "warning" khususnya kepada pendukung 01.

Dari survei ini pendukung 02 boleh jadi makin bersemangat karena perlawanan semakin menghasilkan tren positif.

Jarak elektabilitas makin mendekat yaitu sekitar 11,8%. Hal ini makin mendekati selisih suara kedua pesaing di pemilu 2014 yang berjarak sekitar 6%.

Temuan survei ini memperlihatkan kenaikan pendukung 02 dari kalangan pendidikan berpendidikan tinggi. Survei sebelumnya 38,4% naik menjadi 46,1%. Hal ini menjadi pertanyaan walau juga jangan dilupakan bahwa basis pemilih 01 memang mereka yang berpendidikan menengah ke bawah. 

Dukungan aparatur sipil negara (ASN) yang cenderung lebih banyak mendukung pasangan 02 menyiratkan bahwa ada persoalan besar dengan kebijakan petahana terhadap mereka. Kenaikan gaji sebesar 5% awal April nanti menjadi ujian apakah signifikan dalam mengatrol dukungan aparatur pemerintah ini.

Menurut penulis ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan masyarakat yang cukup signifikan pada survei Kompas kali ini. Pertama adalah dapat disimpulkan narasi-narasi pesimisme yang dilontarkan kubu 02 sukses menjadi kekhawatiran, yang seharusnya tidak diperlukan. 

Persoalan hutang yang terus menumpuk, lapangan kerja yang disebut direbut oleh tenaga kerja asing dan pembangunan infrastruktur yang dicap sebagai buang-buang uang karena berlebihan adalah sebagian narasi negatif yang boleh diduga dipercaya oleh sebagian masyarakat.

Faktor lain yang cukup signifikan mengganggu adalah pembunuhan karakter pasangan 01 yang masif, terstruktur dan sistematis. Khususnya pada kata "pembohong" dan sejenisnya seperti ingkar janji, dusta, tidak dapat dipercaya dan sebagainya. Pasangan 01 sejak awal dibangun dalam konteks sebagai pemimpin yang tidak dapat dipercaya. Meskipun hal ini sebetulnya dapat ditangkal namun kubu 01 tampaknya kurang militan dalam membersihkan sampah-sampah yang dilempar pada pasangan 01.

Persolan militansi pendukung juga menjadi faktor yang cukup mempengaruhi suara masyarakat. Video kampanye dari pintu ke pintu pendukung 02 lebih sering viral daripada kampanye pendukung 01. Para pendukung 01 lebih sering mengandalkan kampanye yang dimobilisasi daripada bertemu muka. Hal ini harus diubah jika pasangan 01 ingin menang 17 April nanti.

Militansi pendukung 02 juga tampak dari banyaknya video yang memperlihatkan rakyat kecil menyumbang dana kampanye. Sebaliknya hak ini minim diperlihatan oleh pendukung 01.

Faktor terakhir yang menurut saya cukup berpengaruh adalah sepertinya pendukung 01 lebih memusatkan kampanye di media sosial daripada door to door. Paradigma ini harus diubah karena pemilu 17 April terjadi di dunia nyata dan bukan maya.

Meskipun survei Kompas juga memperlihatkan bahwa pasangan 01 tetap memiliki presentasi lebih besar untuk menang namun harus ada upaya yang signifikan agar suara dukungan masyarakat lebih besar lagi. Bagaimana caranya?

Narasi bahwa masa depan Indonesia akan buruk jika pembangunan infrastruktur tidak menjadi prioritas harus lebih terstruktur, sistematis dan masal disebarkan kepada masyarakat. Hal ini memang menjadi tantangan namun banyaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia belakangan ini dapat menjadi contoh nyata bahwa infrastruktur, walau tidak langsung dirasakan, sangat penting untuk terus dilakukan pembangunannya.

Pembunuhan karakter terhadap pasangan 01 dapat diminimalisir dengan menyebarkan narasi-narasi bahwa pasangan 01 adalah pemimpin yang amanah, dapat dipercaya, jujur dan semua kata dan kalimat yang membangun kepercayaan kepada pemilik suara. 

Perbendaharaan kenyataan yang hanya dimiliki pasangan 01 harus makin sering divisualisasikan dan disebarkan. Keluarga yang sakinah (anak, istri, cucu), kesholehan (mampu menjadi imam sholat, dapat membaca al-quran) adalah sebagian karakter kuat yang dapat dijual kepada para pemilik suara. Upaya ini mungin menjadi mudah saat iklan kampanye politik diperbolehkan di awal April nanti.

Terakhir yang penting, dan mungkin sangat penting, adalah militansi pendukung 01 harus dibangkitkan dalam praktek kehiduan sehari-hari. Kampanye door to door harus makin digerakkan. Terutama oleh kaum perempuan. 

Visualisasi kampanye juga wajib disebarkan dengan menekankan pada kampanye yang jujur dan sesuai aturan. Penggalangan dana makin dimasifkan dengan menyebarkan keterlibatan masyarakat kecil mendukung pasangan 01.

Kurang dari satu bulan ini perubahan suara masih sangat mungkin terjadi. Isu agama sangat mungkin makin besar digunakan. Ajakan pendukung 02 untuk melakukan sholat subuh akbar, yaitu sholat subuh berjamaah di mesjid secara nasional pada Rabu pagi 17 April 2019, yang sudah menyebar di berbagai media sosial, adalah salah satu contohnya. Upaya ini tentu harus diantisipasi para pendukung 01 jika ingin kemenangan tetap dipastikan terjadi 17 April nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun