We are spirits in material world
Are spirits in material world
(Spirits in the material world, The Police)
Nyepi is Balinese "Day of Silence". Itulah potongan kalimat pembuka di laman Wikipedia ketika menjelaskan kata Nyepi.Sebagai perayaan tahun baru, Nyepi memang sangat berbeda dengan perayaan tahun baru pada umumnya.
Mulai pukul 6 pagi waktu Indonesia Tengah hingga esok pagi para penganut Hindu Bali melakukan Amati Geni yaitu tidak menyalakan api (termasuk listrik):Amati Karya yaitu tidak melakukan pekerjaan apapun;Amati Lelunganan yaitu tidak bepergian; dan Amati Lelanguan yaitu tidak menikmati hiburan. Inilah yang disebut Catur Brata.
Bali sebagai surga liburan dunia dengan Nyepi menjadi daya tarik tersendiri. Hingar bingar kendaraan mulai dari motor, mobil hingga deru mesin jet pesawat terbang seketika berhenti.
Tawa canda disertai dentuman musik dan sorot lampu terang benderang lenyap. Hanya ada gelap. Jalan-jalan yang macet disesaki kendaraan yang lalu lalang beserta penumpangnya senyap. Hanya Pecalang, polisi adat yang mengawasi dan menjaga keamanan. Para pelancong dipersilahkan tinggal di hotel dengan keadaan gelap gulita.
Harian New York Times dalam artikel opininya tentang Nyepi memberi judul In Bali, holiday for ears (NY 24-3-2006) menyebut In the fantasy, people are so taken with the Nyepi silence they embrace it for weeks, months, years. Terjemahan bebasnya kira-kira:dalam fantasi itu, orang-orang begitu terpesona dengan keheningan Nyepi yang mereka rengkuh selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun.
Fantasi? Ya iyalah. Dalam dunia yang mendewakan Time is Money maka keheningan adalah suasana yang mahal. Ketika tubuh dipaksa bergerak lalu lalang maka diam adalah swarga yang tak terkira.
Dunia kapitalis memaksa manusia yang ada di dalamnya untuk terus dan terus bekerja tergesa-gesa. Istirahat tidur malam hanyalah sekedar membaringkan punggung untuk esok hari kembali tegak dan menari berpeluh demi sebutir berlian dan sesuap nasi. Dunia kapitalis menghitung rugi jika hanya diam tanpa kerja dan karya.
Mungkin milyaran rupiah hilang dalam sehari semalam tanpa kerja satu pulau. Tak ada wisatawan datang baik dari udara, laut maupun darat. Tak ada transaksi di pasar.
Namun di sisi lain dalam 24 jam berapa milyar uang dihemat karena penggunaan listrik berhenti. Udara yang penuh kotoran debu CO2 sehari semalam kembali bersih. Dunia pun serasa kembali segar tanpa harus menanti Earth Day.
Nyepi seperti menyingkirkan keganasan nafsu kapitalis.Walau cuma sehari semalam.Nyepi seperti oase yang memberi kesegaran di tengah sahara politik pilres yang begitu panas dan ganas.
Nyepi memeluk hangat para pelakunya ke dalam pengenalan diri bahwa Sang Maha Penciptalah sesungguhnya tempat bergantung. Bukan api (listrik), bukan karya, bukan bepergian dan bukan hiburan. Gelap, diam dan hening membuka indra rasa meraga sukma bahwa manusia adalah ruh yang dibalut materi. Seperti yang dinyanyikan Sting kawan-kawannya, " We are spirits in material world". Selamat Hari Raya Nyepi 1 Saka 1941.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H