Mohon tunggu...
Doddy Salman
Doddy Salman Mohon Tunggu... Dosen - pembaca yang masih belajar menulis

manusia sederhana yang selalu mencari pencerahan di tengah perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Datang Tahun Berpikir Kritis

2 Januari 2018   11:19 Diperbarui: 2 Januari 2018   11:33 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

2. Mendefinisikan permasalahan

Tahapan selanjutnya adalah mampu merumuskan permasalahan. Masalah sendiri muncul berkaitan dengan pemahaman, kebiasan, cara berpikir. Kemampuan memahami permasalahan menentukan solusi yang harus dicari.

3. Menguji bukti

Menguji bukti tak selalu dalam laboratorium. Dalam kehidupan sehari-hari pengujian atas suatu  pernyataan atau kesimpulan atau opini dapat dilakukan. Informasi yang diperoleh dibenturkan dengan informasi  yang sudah ada.

4. Menganalisis asumsi dan bias.

Bias dan prasangka adalah rambu-rambu yang harus diwaspadai para pemikir kritis. Tak hanya kepada orang lain, namun sangat utama dilakukan kepada diri sendiri. Apakah argumentasi yang diberikan hanyalah sekedar balasan karena memang sudah benci dari awal? Apakah pernyataan dikeluarkan karena mengharap keuntungan?

5. Hindari memberikan alasan dengan dasar emosi.

Jauhilah pernyataan bahwa sesuatu anda dukung karena perasaan. Jauhi pula pernyataan yang  mengklaim benar karena perasaan. Perasaan ada tempatnya. Sedangkan berpikir kritis bergerak menuju kebenaran secara saintis dan kemajuan zaman.

6. Hindari penyederhanaan.

Pintu dari menyederhanakan permasalahan adalah generalisasi. Stereotype tentang orang tidak dapat menjadi alasan pembenaran suatu pernyataan. Laki-laki itu tidak boleh menangis. Kalau menangis itu perempuan. Itu contoh generalisasi. Penyederhanaan. Lalu jika ibu anda wafat atau anak anda meraih juara karena kerja kerasnya anda yang laki-laki tidak boleh menangis setidaknya menangis haru?

7.Pertimbangkanlah pendapat orang lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun