Micro-management ditandai oleh kontrol yang berlebihan, pengawasan yang ketat, dan kecenderungan untuk mengatur setiap detail dari tugas atau proyek. Ini sering melibatkan manajer yang memantau tindakan karyawan secara cermat, seringkali ikut campur dalam pekerjaan mereka, dan menggunakan otoritas atas proses pengambilan keputusan.
Berikut adalah beberapa aspek kunci untuk dieksplorasi tentang micro-management:
1. Karakteristik Micro-Management:
  - Pengawasan Detail: Manajer mikro memantau dan mengawasi setiap aspek pekerjaan karyawan mereka dengan cermat.
  - Kurangnya Otonomi: Karyawan mungkin merasa tidak berdaya karena manajer mikro cenderung membuat keputusan atas        nama mereka.
  - Intervensi Konstan: Manajer mikro seringkali ikut campur dalam pekerjaan bawahan mereka, memberikan instruksi bahkan      untuk tugas-tugas kecil.
  - Fokus pada Proses daripada Hasil: Manajer mikro mungkin memprioritaskan pengendalian proses daripada menekankan         hasil atau tujuan.
  - Lingkungan Berbasis Ketakutan: Micro-management dapat menciptakan budaya ketakutan di mana karyawan takut untuk       membuat keputusan atau mengambil inisiatif tanpa persetujuan.
2. Dampak pada Karyawan:
  - Penurunan Moral: Pengawasan yang konstan dan kurangnya kepercayaan dapat menyebabkan demotivasi dan penurunan         kepuasan kerja karyawan.
  - Penurunan Kreativitas dan Inovasi: Karyawan yang dimikro-manajemen mungkin ragu untuk mengajukan ide atau solusi         baru, menghambat inovasi dalam organisasi.