Maka hukum pantul akan berlaku
Siapa pernah menarik nafas, ia akan melepaskannya
Maka mari menengok ke belekang, bukan untuk berkubang, tapi untuk bercermin, dan kira-kira harus bagaimana melangkah ke depan.
Sudah apa saja kita dengan 'puisi'? itu nengok ke belakang
Mau apa kita dengan puisi? itu rencana kini dan ke depan
Kita lihat ke belakang, dengan puisi kita sudah apa saja, dan apa yang dipantulkan puisi kepada kita?
Lalu ia berkata lagi:
Iya, betul Pak. Intinya, mau dijadikan bahan cuan, ya mangga. mau dijadikan bahan masturbasi (kasarnya) ya silakan.
Saya pribadi, masih elab-elob belum luak-leok. masih slow motion, pak.
Suatu hari, jika ada kuncinya (sudah ditemukan lagi) dia akan menuntunku menuju kemahnya yang hangat dan benderang.
(pesan untuk puisi yang pergi)
Lalu aku berkata:
Nah maka, dengan puisi, aku bermaksud menyampaikan pemberitahuan, bahwa kita itu punya potensi yang dapat digali melalui kesadaran, dijabarkan dengan kewarasan, dan disikapi dengan kewajaran.