Mohon tunggu...
Doddi Ahmad Fauji
Doddi Ahmad Fauji Mohon Tunggu... Editor - Jurnalis Mandiri, penulis puisi, aktivis tani ternak

Another Voice

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membunuh Waktu (3)

2 Juni 2022   08:45 Diperbarui: 2 Juni 2022   08:46 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah nyanyian mengalun, memancarkan kepedihan:

orang sepertiku, tak pantas untuk bahagia!

Aku tertegun dan sangat prihatin

ini kualami berkali-kali, aku berjalan di pedalaman diri

bulan Juli di kampungku, adalah puncak musim kemarau

pohon-pohon layu dan meranggas, mengingatkanku

betapa telah kuhabiskan waktu untuk sesuatu yang sia-sia

kegembiraanku meredup, dan aku makin gemar mengurung diri

Telah kureguk semua empedu kehidupan

rasa pahitnya, tersisa abadi di ujung lidah

Wahai pejalan yang linglung, kapan sampai tujuan?

Aku di sini, dan matahari yang mengawasinya

terasa benar aku telah menyia-nyiakan waktu

Bandung, 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun