Mohon tunggu...
M Retno Daru Dewi
M Retno Daru Dewi Mohon Tunggu... Dosen - Stisip Widyapuri Mandiri

seorang Wdyaiswara Ahli Madya di Badan Narkotika Nasional, juga dosen di STISIP Widyapuri Mandiri Sukabumi. Pengalaman sebagai perawat di RS Sint Carolus 15 tahun (1989-2004), Unit Manajer di PT Astra CMG yang kemudian berubah menjadi PT Commonwealth 5 tahun (2001-2006). Di BNN mulai dari bidang Psikologi, kepala seksi Rehabilitasi swasta, Kepala BNNK Sukabumi dan kini kembali menjadi pendidik para PNS dan Non PNS tentang Kepemimpinan, Bela negara, manajemen, Master nilai2 BNN RI, Psikologi, Adiksi, Gada Utama, Orientasi DPRD,. Pendidikan selain Widyaiswara Utama, PKN II, Lemhannas PPRA 64 juga doktoral dari Unpad (2022). Hobi berorganisasi, dan ilmu yang ada bisa dirasakan oleh semua orang. Selalu ingin maju karena hidup ini terlalu indah bila tidak berkarya,.Topik psikologi, narkoba, Indonesia maju, Politik, Administrasi Publik, Pemerintahan, Kepemimpinan. Berkarya selagi ada kesempatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mafia Narkotika dan Krisis Moral Bangsa, Tantangan Penanganan Narkoba di Indonesia

18 September 2024   09:14 Diperbarui: 18 September 2024   09:35 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MAFIA NARKOTIKA DAN KRISIS MORAL BANGSA: TANTANGAN PENANGANAN NARKOBA DI INDONESIA

Oleh: Dr. M.Retno Daru Dewi, AMK, S.Psi, M.Si

 

Narkoba telah menjadi ancaman nyata bagi Indonesia, menggerogoti moral, ekonomi, dan masa depan bangsa. Dalam sebuah wawancara yang penuh wawasan, Kepala BNN RI, Komjen Pol. Marthinus Hukom menjelaskan betapa parahnya situasi peredaran narkoba di Indonesia. Ia memaparkan bahwa perputaran uang dari bisnis narkoba mencapai angka fantastis, yaitu 500 triliun rupiah per tahun. Lebih dari sekadar masalah kriminal, narkoba telah menjadi bencana moral yang mempengaruhi seluruh lapisan masyarakat, termasuk remaja, yang merupakan generasi penerus bangsa.

Dampak Moral dari Narkoba

Penggunaan narkoba tidak hanya berdampak pada fisik pengguna, tetapi juga pada mental dan moral mereka. Narkoba menyerang sistem saraf, menciptakan ketergantungan, dan mendorong perilaku menyimpang yang sering kali berujung pada kejahatan seperti pencurian dan kekerasan. Dengan lebih dari 3,3 juta pengguna narkoba di Indonesia, dan mayoritas dari mereka adalah remaja, dampaknya terhadap moral bangsa tidak bisa diabaikan.

Dalam konteks moral, narkoba telah merusak nilai-nilai yang membentuk individu dan masyarakat. Pengaruh narkoba pada remaja menjadi perhatian utama, mengingat mereka adalah masa depan bangsa. Berdasarkan survei prevalensi tahun 2023, 312 ribu remaja Indonesia berusia 15-25 tahun terpapar penyalahgunaan narkoba. Kondisi ini jelas mengancam cita-cita Indonesia Emas 2045, di mana generasi muda diharapkan menjadi tulang punggung pembangunan bangsa.

Narkoba sebagai Bisnis Gelap

Salah satu aspek yang menjadikan narkoba sulit diberantas adalah sifatnya sebagai bisnis gelap dengan perputaran uang yang sangat besar. Di Indonesia, peredaran narkoba menciptakan fenomena "patronisasi," di mana bandar narkoba menciptakan ketergantungan ekonomi pada masyarakat. Dalam beberapa kasus, seperti yang terjadi di Kampung Beting, Kalimantan Barat, dan Kampung Putun, Kalimantan Tengah, masyarakat justru melihat bandar narkoba sebagai solusi ekonomi mereka.

Situasi ini menegaskan bahwa pemberantasan narkoba tidak hanya bisa dilakukan melalui pendekatan hukum, tetapi juga melalui pendekatan ekonomi dan sosial. Selama masyarakat masih tergantung pada ekonomi gelap yang diciptakan oleh para bandar, upaya untuk menghentikan peredaran narkoba akan selalu terhambat.

Strategi BNN dalam Penanganan Narkoba

Badan Narkotika Nasional (BNN) telah mengambil langkah-langkah strategis untuk menangani masalah narkoba di Indonesia. Salah satu strategi utama yang diadopsi BNN adalah kolaborasi, mengingat spektrum masalah narkoba sangat luas, mencakup aspek ekonomi, sosial, pendidikan, keluarga, dan politik. Kolaborasi ini mencakup kerjasama dengan berbagai kementerian dan lembaga, seperti Kementerian Pendidikan dan Kementerian Sosial, untuk menangani penyebaran narkoba di kalangan pelajar dan masyarakat luas.

Strategi intelijen juga menjadi kunci dalam melawan sindikat narkoba yang terorganisir dengan baik. Banyak sindikat yang membangun kekuatan melalui jejaring sosial dan dukungan masyarakat setempat, seperti yang terjadi di Kampung Aceh di Batam, di mana para bandar dilindungi oleh masyarakat. Melalui pendekatan intelijen, BNN dapat menganalisis kekuatan dan jaringan para bandar narkoba, sehingga upaya penegakan hukum dapat lebih efektif.

Selain itu, BNN juga memperkuat ketahanan sosial di wilayah-wilayah pesisir yang rawan, seperti daerah perbatasan yang menjadi jalur masuk narkoba dari luar negeri. Wilayah-wilayah seperti Golden Triangle di Thailand, Myanmar, dan Laos, serta Golden Crescent di Afghanistan, Iran, dan Pakistan, menjadi perhatian utama dalam pengawasan peredaran narkoba. Penguatan kerja sama dengan lembaga-lembaga intelijen internasional juga menjadi bagian penting dari strategi BNN.

Ancaman Masa Depan Bangsa

Narkoba bukan hanya ancaman bagi individu, tetapi juga bagi masa depan bangsa secara keseluruhan. Dengan meningkatnya jumlah pengguna narkoba di kalangan remaja, masa depan Indonesia terancam. Jika generasi muda yang diharapkan menjadi pemimpin dan inovator di masa depan terjebak dalam jerat narkoba, harapan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 bisa sirna.

Presiden terpilih Prabowo Subianto, dalam salah satu pidatonya, menegaskan bahwa masalah narkotika harus ditangani dengan sangat serius. Pemerintah di bawah kepemimpinannya berkomitmen untuk memberantas peredaran narkoba dengan berbagai cara, termasuk melalui kebijakan yang lebih tegas dan peningkatan kerjasama dengan lembaga internasional.

Penanganan narkoba di Indonesia memerlukan pendekatan yang komprehensif, mencakup aspek hukum, sosial, ekonomi, dan moral. Tantangan yang dihadapi tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari jaringan internasional yang terus mengembangkan modus operandi baru dalam menjalankan bisnis gelap mereka. Oleh karena itu, kolaborasi antar lembaga, intelijen yang kuat, serta penguatan ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat sangat diperlukan.

BNN, dengan berbagai strateginya, telah menunjukkan upaya yang signifikan dalam memberantas narkoba di Indonesia. Namun, tantangan masih sangat besar, dan upaya ini memerlukan dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Hanya dengan kerja sama yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga internasional, bangsa ini dapat mengatasi krisis narkoba dan melindungi moral serta masa depan generasi muda Indonesia.

Salam Indonesia BERSINAR, Bersih dari Narkoba!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun