Toleransi Sejati
Lebih Dari Sekadar Kata, Tetapi Tindakan Nyata
Â
"DAMAILAH INDONESIA"
Â
Oleh:Â
Dr. M. Retno Daru Dewi, AMK, S.Psi, M.Si
Â
Momen Indah Imam Besar Masjid Istiqal Nasaruddin Umar Kecup KepalaÂ
Paus Fransiskus dan Dibalas dengan Ciuman Tangan,Â
Â
Indonesia, dengan keberagaman suku, agama, dan budaya yang begitu kaya, seringkali disebut sebagai miniatur dunia. Dalam keberagaman ini, toleransi menjadi kunci untuk menjaga persatuan dan kedamaian. Namun, toleransi bukanlah sekadar kata-kata indah yang sering kita dengar. Toleransi adalah tindakan nyata yang tercermin dalam setiap interaksi kita dengan sesama.
Salah satu momen yang paling ikonik dalam sejarah toleransi di Indonesia adalah pertemuan antara Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik, dan Imam Besar Masjid Istiqlal, Naarudin Umar, masjid terbesar di Asia Tenggara. Pertemuan ini bukan sekadar pertemuan dua tokoh agama, melainkan sebuah simbol persatuan dan toleransi yang menginspirasi dunia. Ciuman kasih yang terjalin antara keduanya menjadi bukti nyata bahwa perbedaan agama tidak menghalangi kita untuk saling menghormati dan menyayangi.
Pertemuan antara Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengajarkan kita banyak hal tentang toleransi sejati. Damailah Indonesia terjadi dengan momen ini. Berikut beberapa poin penting yang dapat kita ambil:
- Toleransi adalah tindakan nyata: Ciuman kasih yang terekam dalam sejarah menjadi bukti bahwa toleransi bukan hanya sebatas ucapan, tetapi tindakan nyata yang dapat menyentuh hati banyak orang.
- Perbedaan adalah anugerah: Keberagaman agama dan budaya yang ada di Indonesia bukanlah ancaman, melainkan anugerah yang dapat memperkaya kehidupan kita.
- Dialog antaragama penting: Pertemuan antara kedua tokoh agama ini menunjukkan pentingnya dialog antaragama untuk membangun saling pengertian dan kerja sama.
- Toleransi membawa kedamaian: Dengan mempraktikkan toleransi, kita dapat menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis.
- Toleransi adalah tanggung jawab bersama: Toleransi bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab bersama sebagai masyarakat dan bangsa.
"Damailah Indonesia" adalah harapan kita bersama. Pertemuan antara Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar telah menunjukkan kepada kita bahwa toleransi adalah jalan menuju perdamaian. Mari kita jadikan momen bersejarah ini sebagai inspirasi untuk terus membangun Indonesia yang lebih toleran, inklusif, dan damai.
Setiap individu memiliki peran penting dalam mewujudkan toleransi. Kita dapat mulai dari lingkungan terdekat, keluarga, teman, hingga masyarakat yang lebih luas. Dengan saling menghormati, menghargai perbedaan, dan membangun dialog yang konstruktif, kita dapat menciptakan Indonesia yang lebih bersatu dan maju.
Panggilan Aksi, marilah Mulai dari diri sendiri, Praktikkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari; Bangun relasi antaragama: Jalin persahabatan dengan orang-orang dari agama yang berbeda; Lawan diskriminasi: Jangan takut untuk bersuara ketika melihat tindakan diskriminasi; Sebarkan pesan toleransi: Bagikan kisah-kisah inspiratif tentang toleransi kepada orang lain.
Mari bersama-sama mewujudkan Indonesia yang damai dan toleran!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H