Email marketing ialah satu dari sekian strategi bisnis yang hingga saat ini masih populer digunakan.
Popularitas email marketing bukanlah tanpa sebab. Strategi ini masih dinilai efektif guna memenuhi kebutuhan marketing, branding, penjualan, hingga customer nurturing sebuah perusahaan.
Dengan kirim email marketing, bisnis bisa menjangkau jumlah pelanggan yang sangat banyak dalam waktu dan biaya yang seminimal mungkin.
Kendati demikian, bisnis tidak boleh seenaknya sendiri dalam mengirimkan email. Ada etika yang sebaiknya dipatuhi untuk kebaikan bisnis dan juga pelanggannya.
Etika pertama yang wajib dipatuhi adalah
Kirimkan email marketing hanya pada database email yang didapatkan secara organik
Jangan kirimkan email marketing pada database yang dibeli dari pihak ketiga maupun dicuri dari sumber tertentu.
Pasalnya, selain melanggar privasi dan keamanan data, hal ini juga akan merugikan bisnis dari segi branding.
Bisnis yang tertangkap basah membeli database email akan kehilangan reputasinya secara signifikan, baik dari pelanggannya saat itu maupun dari pelanggan-pelanggannya di kemudian hari.
Dan lagi, pembelian database email juga bisa dibilang lebih banyak buntung daripada untungnya.
Bisa jadi data yang didapatkan banyak yang tidak berkualitas, dalam artian sudah tidak dapat dihubungi, tidak dipakai lagi, atau malah bahkan data kontak palsu.
Selain dilarang mengirimkan email ke database kontak yang tidak organik, bisnis juga tidak boleh
Mengirimkan pesan beruntun atau spam
Jika kampanye email marketing suatu perusahaan menjumpai open rate dan engagement yang rendah, langkah yang harus dilakukan ialah melakukan evaluasi konten dan database, serta memastikan tidak ada kendala lain yang menyebabkan performa pengiriman email tidak maksimal.
Bukannya berulang kali mengirimkan konten yang sama atau mirip pada pelanggan yang tidak melakukan interaksi dengan email yang sudah dikirim.
Pengiriman konten beruntun dalam waktu dekat justru akan memperparah keadaan dan merugikan bisnis.
Bisa jadi, bisnis akan kehilangan kepercayaan dari pelanggan dan dicap sebagai spam.
Selain itu, server email penerima bisa saja menandai email yang dikirimkan bisnis sebagai email yang berbahaya dan mencurigakan karena dikirimkan berulang dalam interval yang cukup singkat.
Namun, selain spam, bisnis juga dilarang mengirimkan email marketing yang
Tidak memberikan opsi unsubscribe
Adanya fitur unsubscribe pada email marketing tidak hanya memberikan keuntungan bagi pelanggan yang tidak ingin lagi menerima email dari bisnis tersebut.
Namun, fitur unsubscribe juga menguntungkan bisnis karena mampu menjadi alat penyaring leads atau kontak yang lagi tidak berkualitas.
Sebabnya, percuma saja bisnis menghabiskan uang, waktu, dan tenaga mengirimkan email penawaran pada orang yang sejak awal sudah tidak tertarik dengan penawarannya.
Ditambah lagi, menghilangkan fitur unsubscribe juga akan menurunkan reputasi bisnis karena dianggap tidak demokratis dan pro-pilihan bagi para penggunanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H