Bayangkan Anda adalah seorang pebisnis.
Anda sedang mengadakan promo besar-besaran dalam waktu yang terbatas.
Kemudian, Anda berniat melakukan email marketing guna menginformasikan promo ini pada seluruh pelanggan dan calon pelanggan Anda yang tersebar di penjuru Indonesia.
Dari konsep, desain, isi konten, hingga alur pembelian, Anda sudah pikirkan matang-matang.
Kemudian Anda tuangkan itu di mail builder yang Anda gunakan, entah DocoBlast atau Zoho.
Anda tekan kirim.
Selama seminggu penuh Anda pantau, open rate bertahan di angka 12% dan click through rate di angka 2.7%.
Angka heran, mengapa promo besar-besaran Anda tidak dihiraukan oleh para pelanggan tersebut?
Karena geram dan heran, Anda ingin kembali mengirimkan email tersebut, email yang persis sama, untuk memastikan bahwa email ini memang terkirimkan dengan berhasil ke pembaca Anda.
"Ya, bisa saja yang sebelumnya tidak terkirim karena alasan teknis," pikir Anda.
Namun, sebaiknya ...
Jangan.
Kirim email bisnis yang sama bisa berpotensi spam
Tidak hanya spam, ini akan melukai reputasi bisnis Anda di kalangan para pelanggan.
Mengapa?
Karena bisa jadi mereka memang tidak tertarik.
Dan Anda seolah-olah sedang menyuapkan sesuatu pada orang yang benar-benar tidak tertartik.
Jengkel, kan, pastinya.
Sekalipun memang kendalanya teknis, mengirim email yang sama, pada contact list yang sama juga merupakan hal yang sebaiknya dihindari.
Penerima email, email server, dan email client bisa menganggap apa yang Anda kirimkan sebagai spam, informasi yang tidak benar, atau bahkan malah email phishing.
Entah kendala sebenarnya adalah rendahnya minat maupun teknis, solusinya bukan dengan mengirimkan email yang sama.
Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan.
Pertama-tama, pastikan contact list Anda tidak mati
Maksudnya, pastikan data yang Anda miliki semuanya terdiri dari email aktif.
Pasalnya, percuma saja kalau daftar email yang Anda miliki semuanya sudah tidak lagi digunakan, salah penulisan, atau hal lainnya.
Tentunya, Anda bisa mengecek kebenaran data ini dulu guna memastikan apakah kendalanya teknis atau tidak.
Dan jika teknis, kendala yang dasar atau tidak.
Dan, jika sudah Anda pastikan, serta mungkin perbaiki, selanjutnya Anda ...
Menganalisis faktor penyebab rendahnya minat pelanggan pada promo di email Anda
Mungkin saja, promonya sangat menarik.
Tapi bisa jadi penyebab rendahnya open dan click adalah email yang kurang menarik.
Misalnya, dari subyek email.
Bisa saja subyek email terlalu panjang, sehingga pesan utama promosinya tidak dapat dibaca secara keseluruhan.
Atau, bisa jadi emailnya memuat gambar-gambar yang berukuran besar.
Akhirnya, loadingnya lama, dan pelanggan malas menunggu email dengan loading lama.
Atau mungkin informasi yang disampaikan tidak dirangkai dalam konten email yang cukup menarik.
Entah kontennya terlalu panjang, gambarnya kurang menjual, atau tidak jelas juga informasi yang dituliskan.
Ada banyak kemungkinan.
Lalu, solusinya apa setelah menganalisis?
Saatnya membuat konten email yang lebih menarik
Rangkai kata-kata dan ringkas email Anda.
Hadirkan kembali dengan kata-kata yang lebih menjual.
Kalau perlu, ringkas keseluruhan isi promo tersebut dalam header image saja. Yang langsung menarik perhatian.
Selanjutnya, badan email cukup memuat detil spesifik apa saja yang penting dalam promo.
Yang terakhir, di bagian bawah sebelum footer, jangan lupa cantumkan CTA.
CTA yang mengarah pada laman pembelian.
Entah di website Anda, atau di laman online shop Anda.
Hal ini akan lebih efektif dan cenderung aman jika dibandingkan dengan mengirimkan email yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H