10) Â Prinsip virtualitas Â
 Tim Jordan (1999: 62-87) memberikan tiga tahap awal prinsip virtualitas di internet : Â
1. Identity fluidity, adalah sebuah proses pembentukan identitas secara online dan offline
2. Renovated Hierarchies, adalah proses di mana ada urutan struktural yang terjadi di dunia nyata direkam untuk kembali menjadi dunia online dalam konteks yang berbeda
3. Informational space adalah informasi yang menggambarkan realita yang hanya berlaku di dunia virtual.
- Sisi Positif Smartphonisasi Agama oleh Generasi Z di Era Metaverse
Sisi positif smartphonisasi agama oleh generasi Z di era metaverse adalah teknologi bisa membarui masyarakat menjadi lebih maju lagi bahkan bisa mewujudkan masa depan yang cerah pada generasi selanjutnya. kemajuan teknologi bisa membuat satu langkah kepercayaan diri meningkat karena bisa menggali informasi lebih mudah dan dapat memahami informasi yang sulit dengan mengulangi mendengarkan informasi tersebut secara berulang untuk meningkatkan pemahaman.Â
kemajuan teknologi dapat diterima dengan baik oleh semua orang, namun untuk pemanfaatannya tergantung bagaimana pengguna tersebut menggunakan smartphone dengan bijaksana atau tidak. Karena saat seseorang memutuskan untuk dominan menggunakan smartphone harus siap menerima keuntungan dan konsekuensi yang didapatkan.
- Sisi Negatif Smartphonisasi Agama oleh Generasi Z di Era Metaverse
Sisi negatif smartphonisasi agama oleh generasi Z di era metaverse adalah teknologi adalah produk sosial budaya masyarakat, dimana teknologi ini diwujudkan untuk menuruti keinginan dan kebutuhan masyarakat tentang apapun itu.Â
Dari pemaparan tersebut jelas adanya bahwasannya masyarakat yang menjadi penggerak adanya teknologi bukan sebaliknya masyarakat yang digerakkan oleh teknologi. Penjelasan tersebut benar bila teknologi digerakkan oleh manusia, karena tergantung apakah manusia ingin menggunakan teknologi itu untuk kegiatannya ataukah tidak.Â
Lalu, tidak semua teknologi dapat memberikan apa yang kita butuhkan dan kita inginkan, karena semua orang bisa mengakses dan semua orang bisa menyampaikan ilmu atau informasi yang dia miliki, jadi teknologi bukanlah jawaban dari semuanya, walaupun manusia sebagai penggerak teknologi pun tidak dapat menjamin bahwa teknologi lebih baik daripada pertemuan langsung, terkadang pertemuan langsung lah yang bisa menunjukkan kebenaran secara nyata, sedangkan melalui teknologi kebenaran terlihat secara samar semata.
- Jadi, fenomena sosial keagamaan seperti smartphonisasi agama, dimana smartphone sebagai bentuk kemajuan teknologi memberikan banyak bantuan manusia terhadap kebutuhan dan keinginannya. Pengguna smartphone terbanyak dari berbagai generasi adalah generasi Z dikarenakan generasi Z adalah generasi yang paling terdampak akibat wabah penyakit sebelumnya yang menjadikan semua kegiatan harus dilakukan secara virtual melalui bantuan teknologi dengan smartphone.Â
Dunia virtual ini adalah bagian dari era metaverse, dimana lebih didominasi secara virtual terkait apapun kegiatan yang dilakukan dalam keseharian, dalam dunia virtual yang diharapkan akan terus melakukan pembaruan maka diperlukan sumber daya manusia yang memadai untuk beradaptasi dan mewujudkan pembaharuan tersebut secara berkala. Smartphonisasi agama oleh generasi Z di era metaverse ini lebih menunjukkan ke ranah mutualisme atau penerimaan pada kemajuan teknologi, karena tidak bisa dipungkiri smartphone menjadi alat yang wajib dimiliki semua orang, semua kalangan, dan semua generasi.
Daftar Pustaka
Nur Handayani. 2022. Mengarahkan Minat dan Bakat Generasi Z
Rifda Arum. 2022. Mengenal Perkembangan Metaverse serta Bagaimana Cara Kerjanya