Pendahuluan
Pada era saat ini, desas desus hak asasi manusia tengah jadi diskusi hangat di berbagai belahan dunia. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya pelanggaran hak asasi manusia yang timbul di seluruh dunia, salah satunya Indonesia. Hak asasi manusia ialah dasar yang membenarkan keleluasaan juga kedudukan tiap manusia, tanpa melihat ras, agama, atau keyakinan. Namun, ada kalanya konflik internal diantara kelompok agama bisa mengintimidasi juga melewati hak - hak ini. Salah satu contohnya ialah konflik antara kelompok Sunni dan Syiah di Sampang, Madura, yang sudah mengakibatkan pelanggaran hak asasi manusia yang mendalam. Â Konflik sudah menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia, tergolong hak hidup, kebebasan beragama, juga kebebasan dari diskriminasi. Salah satu pokok pelanggaran hak asasi manusia di konflik itu ialah hak hidup. Penyerbuan kepada pemuka agama juga tempat ibadah ini sudah melewati hak kebebasan beragama. Pelanggaran hak asasi manusia lainnya dalam konflik itu ialah hak kebebasan dari diskriminasi. Diskriminasi terhadap Muslim Syiah sudah diungkapkan dalam konflik itu, dengan beberapa manusia menjadi korban sebab keyakinan agama mereka. Diskriminasi berlandaskan agama ialah pelanggaran hak asasi manusia serta tidak untuk ditoleransi.Â
Dari penjelasan tersebut ada beberapa permasalahan atau pertanyaan yang harus kita gali lebih dalam terkait hal ini, yaitu :
1. Apa saja bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi selama konflik internal agama Islam (Sunni dan Syiah) di Sampang Madura?
2. Bagaimana faktor faktor penyebab terjadinya pelanggaran hak asasi manusia dalam konflik internal agama Islam (Sunni dan Syiah) di Sampang Madura?
3. Bagaimana upaya pemerintah dan masyarakat untuk menyelesaikan konflik internal agama Islam (Sunni dan Syiah) di Sampang Madura dan mengatasi pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi?
Pembahasan
- Bentuk Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Terjadi Selama Konflik Internal Agama Islam (Sunni dan Syiah) di Sampang Madura
1. Kekerasan fisik: terdapat serangan fisik juga penyiksaan kepada manusianya atau kolektif yang menandai diri sebagai bagian dari kelompok agama yang beda. Serangan ini bisa meliputi penyerbuan, penawanan terlarang, penganiayaan, atau pemusnahan.
2. Pengusiran paksa: manusianya atau kolektif yang disangka sebagai pengikut agama yang beda bisa mengalami pengusiran paksa dari rumah atau tempat tinggal mereka. Pengusiran sejenis ini melewati hak asasi manusia, tergolong hak untuk dapat tempat tinggal yang aman.
3. Diskriminasi: terdapat diskriminasi berlandaskan agama, yang bisa membatasi akses ke layanan publik, pendidikan, pekerjaan, atau hak - hak pokok lainnya. Diskriminasi sejenis itu melewati hak asasi manusia untuk mendapatkan suatu kesetaraan dan non-diskriminasi.
- Faktor Faktor Penyebab Terjadinya Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam Konflik Internal Agama Islam (Sunni dan Syiah) di Sampang Madura
1. Perbedaan keyakinan agama: perbedaan keyakinan juga pemahaman agama bisa menimbulkan keributan antara kelompok itu. Perspektif yang beda tentang doktrin agama bisa mengakibatkan keraguan, kecemasan, juga pertikaian antara umat Sunni juga Syiah.
2. Ketidaktahuan dan kurangnya pemahaman: ketidaktahuan atau kurangnya pemahaman terkait kepercayaan dan praktik agama yang beda bisa memperkokoh stereotip negatif juga prasangka antara kelompok itu. Kurangnya wawasan terkait hak asasi manusia juga bisa mempengaruhi pengamanan terhadap hak - hak manusianya.
3. Politik dan faktor eksternal: konflik agama di Sampang bisa ditaklukkan oleh faktor politik, seperti peran kelompok politik yang menggunakan keretakan agama untuk keperluan mereka pribadi. Faktor eksternal, seperti permusuhan antara kelompok agama di luar daerah yang mengalami konflik itu, juga bisa mempengaruhi konflik internal.
- Upaya Pemerintah dan Masyarakat untuk Menyelesaikan Konflik Internal Agama Islam (Sunni dan Syiah) di Sampang Madura dan Mengatasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Terjadi
1. Penegakan hukum: pemerintah sudah memajukan penegakan hukum bertujuan menyelesaikan tindakan kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia.Â
2. Dialog dan mediasi: ikhtiar sudah dilaksanakan bertujuan memfasilitasi dialog antara kelompok yang ikut serta dalam konflik. Mediasi dan dialog antaragama bisa menolong menciptakan interpretasi saling memahami perbedaan juga kerjasama yang lebih baik.
3. Pendidikan dan kesadaran: pemerintah juga organisasi masyarakat sudah melaksanakan program pendidikan juga kesadaran bertujuan memberitahukan pemahaman yang lebih baik terkait agama, hak asasi manusia dan pentingnya toleransi antaragama
4. Peran pemuka agama: lewat pendidikan juga anjuran beliau, beliau bisa merubah sikap juga perilaku umat untuk menghormati hak asasi manusia dan ikut serta dalam dialog antaragama.
5. Perdamaian dan rekonsiliasi: bertujuan membentuk hubungan baik antara kelompok yang ada dalam konflik. Mengikutsertakan dialog antaragama, pertemuan dengan masyarakat sipil, juga ikhtiar untuk menciptakan keyakinan juga kerjasama di antara semua pihak yang berkontribusi.
Penutup
 Dapat disimpulkan bahwasannya Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam Konflik Internal Agama Islam (Sunni dan Syiah) di Sampang Madura", sudah memberikan beberapa pelanggaran hak asasi manusia yang mendalam, tergolong kekerasan fisik, pengusiran paksa, diskriminasi. Faktor-faktor penyebab terjadinya pelanggaran hak asasi manusia di konflik ini tercatat perbedaan keyakinan agama, ketidaktahuan juga kurangnya interpretasi terkait agama yang berbeda, serta campur tangan politik juga faktor eksternal. Pemerintah juga masyarakat sudah berikhtiar bertujuan penyelesaian konflik juga memadamkan pelanggaran hak asasi manusia yang ada. Ikhtiar ini mengikutsertakan penegakan hukum yang lebih kuat, dialog, mediasi, juga pendidikan terkait agama, hak asasi manusia, serta pentingnya toleransi antaragama. Peran pemuka agama juga menentramkan kericuhan juga mendorong sikap saling menghormati. Program perdamaian juga rekonsiliasi bertujuan membangun hubungan yang lebih baik antara kedua kelompok. Namun, konflik juga pelanggaran hak asasi manusia dalam lingkup agama perlu pendekatan yang berkelanjutan juga berkomitmen. Dalam lingkup pelanggaran hak asasi manusia, penting bagi pemerintah juga masyarakat untuk memastikan pengamanan terhadap hak - hak manusianya, merangkul keanekaragaman agama, menomorsatukan toleransi, juga memberitahukan kesadaran akan pentingnya penghormatan pada hak asasi manusia
Daftar Pustaka
Ardiyanti, Handrini, KoNfliK saMPaNg: seBuaH PeNdeKaTaN sosiologi-KoMuNiKasi, 22542
Humaedi, M. Alie, Kerusuhan Sampang: Kontestasi Aliran Keagamaan dalam Wajah Kebudayaan Madura, Jurnal Multikultural & Multireligius, 13.2 (2014), 11733
Syukron Mahbub, Konflik dan Kekerasan Sunni Syiah Sampang Perspektif Kultur Kekerasan dan Hak Asasi Manusia, Volume 2, Voice Justisia Jurnal Hukum dan Keadilan, No 1, Maret 2018, hlm 92 101.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H