Dapat disimpulkan bahwasannya Pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam Konflik Internal Agama Islam (Sunni dan Syiah) di Sampang Madura", sudah memberikan beberapa pelanggaran hak asasi manusia yang mendalam, tergolong kekerasan fisik, pengusiran paksa, diskriminasi. Faktor-faktor penyebab terjadinya pelanggaran hak asasi manusia di konflik ini tercatat perbedaan keyakinan agama, ketidaktahuan juga kurangnya interpretasi terkait agama yang berbeda, serta campur tangan politik juga faktor eksternal. Pemerintah juga masyarakat sudah berikhtiar bertujuan penyelesaian konflik juga memadamkan pelanggaran hak asasi manusia yang ada. Ikhtiar ini mengikutsertakan penegakan hukum yang lebih kuat, dialog, mediasi, juga pendidikan terkait agama, hak asasi manusia, serta pentingnya toleransi antaragama. Peran pemuka agama juga menentramkan kericuhan juga mendorong sikap saling menghormati. Program perdamaian juga rekonsiliasi bertujuan membangun hubungan yang lebih baik antara kedua kelompok. Namun, konflik juga pelanggaran hak asasi manusia dalam lingkup agama perlu pendekatan yang berkelanjutan juga berkomitmen. Dalam lingkup pelanggaran hak asasi manusia, penting bagi pemerintah juga masyarakat untuk memastikan pengamanan terhadap hak - hak manusianya, merangkul keanekaragaman agama, menomorsatukan toleransi, juga memberitahukan kesadaran akan pentingnya penghormatan pada hak asasi manusia
Daftar Pustaka
Ardiyanti, Handrini, KoNfliK saMPaNg: seBuaH PeNdeKaTaN sosiologi-KoMuNiKasi, 22542
Humaedi, M. Alie, Kerusuhan Sampang: Kontestasi Aliran Keagamaan dalam Wajah Kebudayaan Madura, Jurnal Multikultural & Multireligius, 13.2 (2014), 11733
Syukron Mahbub, Konflik dan Kekerasan Sunni Syiah Sampang Perspektif Kultur Kekerasan dan Hak Asasi Manusia, Volume 2, Voice Justisia Jurnal Hukum dan Keadilan, No 1, Maret 2018, hlm 92 101.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H