Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Editor - nalar sehat N mawas diri jadi kata kunci

RidaMu Kutuju

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam yang Kupahami

13 Februari 2020   06:10 Diperbarui: 13 Februari 2020   06:26 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Islam yang kugenggam hingga nafas terhenti
Islam menurut Imam Syafi'i, Imam Maliki, Imam Hanafi, dan Imam Hambali

Islam menurut Al-Asy'ari, Al-Maturidi, Al Ghazali, dan Al-Farabi
Islam menurut Muhammad Abduh, Ibnu Taimiyah, dan Al-Kindi

Islam menurut Said Quttub, Rasyid Ridha, Ibnu Rusyd, dan Ali Syariati
Dan banyak lagi, tujuh puluh lebih menurut sabda Nabi

Juga mulai dari Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy'ari,

Prof HAMKA, Al-Maududi, Mohammad Iqbal, Djamaluddin Al-Afghani

Amir Biki, Habib Rizieq pentolan FPI, hingga MUI

Masing-masing mengusung kebenarannya sendiri

Aku seperti gamang sendiri

Aku ingin Islam menurut Ilahi

Alquran dan Hadist pun kucoba selami

Tapi yang kudapati Islam menurut diriku sendiri

Kupikir biarlah begitu

Sejauh aku dapat teguh dalam keyakinanku

Ketika akal sehat dan maslahat menjadi acuanku

Aku ingin apa yang kudalami menyucikan jiwaku

Hingga suatu saat nanti aku harus menghadap Tuhanku

'Tuk mereguk siraman Rahmat dan lautan CintaMu
Menemukan kebenaran yang benar menurut versiMu

Mungkinkah...?

Terinspirasi selain oleh sajak KH Mustofa Bisri (Ponpres Rembang) juga pemikiran almarhum Ahmad Wahib, seorang aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) 1960-an dan merupakan teman diskusi cendekiawan muslim Nurkholis Madjid dan Gus Dur, yang mampu memprediksi kejatuhan Presiden ke-2 RI Soeharto sejak awal-awal tampuk kekuasaannya. Ia adalah penulis buku "Pergolakan Pemikiran Islam", salah satu buku "the best seller" diterbitkan LP3ES pada masa puncak kejayaan era Orde Baru (1980-an).

 Hikmah Rahasia Ilahi

Seringkali orang  mengatakan bahwa 'tidak ada satu di dunia ini terjadi secara kebetulan'. Kebenaran atas ungkapan tersebut di kalangan umat Islam dikuatkan oleh pernyataan Alquran berikut.

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).

Al-An'aam 59

Aneh bin ajaibnya, pemberian nama dengan menggunakan angka '212' yang dianggap sakral dan mungkin dikira sebagai "angka keramat" pada pemberian nama 'Aksi 212' yang sempat menimbulkan krisis politik berkepanjangan di tanah air beberapa waktu yang lalu itu, dengan demikian bukanlah suatu kebetulan jika angka tersebut dirujuk pada angka urutan surat dan ayat Alquran justru mengandung makna dan gambaran tentang ciri-ciri golongan kufur dalam arti kaum yang suka menutup kebenaran, sebagaimana termaktub dalam Alquran berikut.

Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas

Al-Baqarah 212

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun