Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Editor - nalar sehat N mawas diri jadi kata kunci

RidaMu Kutuju

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saatnya Indonesia Berubah

14 April 2014   19:48 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:41 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasianer yang budiman tentu masih ingat “si Kucir dari Senayan (yang sudah tak berkucir lagii tu”), yang lebih Jawa dari orang Jawa, gemar mengutip peribahasa Jawa? Antara lain seperti ini: “kalah ora wirang, menang tanpo ngasorake” (Kalah kagak malu, menang tanpa mempermalukan orang). Selain itu ada juga peribahasa “kalah sebelum perang”, tetapi ada pula “menang sebelum perang”. Nah, sekarang kutipan “si Kucir” itu kelihatannya bakal menjadi kenyataan..!! Lebih-lebih bila ditambah lagi dengan pesan dari Langit (yang mendorong dan mengilhami semacam gerakan perubahan) begini: “ORANG YANG PALING BERUNTUNG ADALAH BILA (KEADAAN) HARI INI LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN. DAN HARI ESOK LEBIH BAIK DARI HARI INI”. Siapa yang pandai berpikir dan mau mengikuti pesan profetik (kenabian) tersebut mau tak mau, suka tidak suka, akan menyimak kenyataan-kenyataan berikut ini. Bahwa Jokowi (sebagai Presiden RI) dan Jusuf Kalla (sebagai Wakil Presiden RI) merupakan pasangan pemimpin nasional yang memiliki “kemistri” (persenyawaan), kelebihan dan keunggulan sebagai berikut: 1. Mereka mewakili generasi muda (yang energik sebagai motor) dan generasi tua (yang punya pengalaman dan kearifan sebagai navigator); 2. Mereka mewakili dikotomi Jawa-luarJawa, sekalipun isu usang tetapi merupakan fakta yang masih relevan; 3. Mereka sama-sama berkarakter low profile (rendah hati) dan merakyat; 4. Mereka sama-sama “punya mata” (untuk melihat kenyataan yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat) dan “punya telinga” (untuk mendengarkan aspirasi dan berempati pada apa yang dirasakan rakyat). Tidak seperti kata Kitab Suci “Punya telinga tapi tidak (mau) mendengarkan, punya mata tapi tidak (mau) melihat” atau tak ubahnya patung (QS 7:195); 5. Mereka merepresentasikan kedaulatan sipil (ciri negara modern) sekaligus menghapus budaya elitis, patron-klien, apalagi feodalisme yang bertentangan dengan spirit egalitarian dari ajaran agama Langit; 6. Secara manajerial mereka sama-sama punya latar belakang wirausaha (swasta). Di dunia swasta berlaku kaidah (harus bermental) “hidup atau mati”, jauh dari bermental “ambtenaar” (pegawai), yaitu kerja atau tidak kerja yang penting “terima gaji”, dapat duit. Kalau perlu dan ada kesempatan,  melakukan korupsi.; 7. Keterwakilan kelompok Islam (tradisional) pada diri dan sosok JK, sebagai salah satu capres yang digadang PKB, dan dan juga Golkar yang “ogah oposisi” (oportunis?). Silakan, mungkin para kompasianer yang budiman mau menambahkan sederet daftar kelebihan atau keunggulan lain dari mereka. Sepertinya kemenangan tinggal menghitung hari …? ( Nonpartisan)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun