Sendiri, Sendiri. Siapa bisa kalahkan diri, pasti menang di akhir nanti. (Quotes dari Ustadz)
*****
Debat sambil berteriak dan mencerca, omel dan umpat, otot dan otak, semuanya. Semua sudah mereka gunakan jika sedang berbicara satu sama lain.Â
Bagi Ramadhan Nugraha, Rania Kharisma adalah musuh, pun sebaliknya. Kerjaannya berantem tiap wajahnya saling bertatap muka. Usia mereka sudah terbilang dewasa, hanya saja sejarah yang membuat mereka tak tampak seperti itu jika sudah bertemu.Â
Sejarahnya, Rani dan Rama adalah teman semasa SD, SMP, SMA, dan kuliah di kampus swasta yang sama. Jurusan yang berbeda tapi tetap saja bertemu di Badan Eksekutif Mahasiswa. Keduanya cerdas, keduanya sama-sama aktif, ulet, bisa diandalkan dan selalu menjadi saingan.
Entah kutukan apa yang menimpa mereka, hari ini, tepat dua tahun mereka bekerja di kantor yang sama. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang advertising. Rama adalah arsitek untuk seluruh desain tender, sedang Rani adalah sekretaris manajer di kantor tersebut. Tidak perlu bertemu dalam satu proyek, tapi bertatap muka hampir setiap hari karena kubikel yang berseberangan.
Seakan semesta selalu mempertemukan mereka di waktu dan tempat yang nyaris selalu sama. Selama 730 hari mereka bekerja di kantor yang sama, sudah tidak ada lagi karyawan yang berani menegur. Kebiasaan yang Rama dan Rani lakukan---bertengkar baik kecil maupun besar---merupakan kebiasaan yang tidak perlu diapa-apakan lagi.
Tapi keduanya patut menyimpan kelegaan, karena setelah acara ceramah yang diadakan kantor hari ini, ada begitu banyak detik yang akan memisahkan mereka berdua karena libur awal Bulan Puasa.
"Apa lagi yang sudah menikah, haduh ...," lalu gelak tawa dari sebagian besar hadirin pecah hanya karena kalimat tak tuntas dari Sang Penasihat di atas panggung.
"Hahahaha, ya ampun. Bener banget tuh Pak Ustadz. Kalau udah menikah 'kan, beuh, apa aja bablas! Makanya, Ran, coba deh tuh perbaiki diri, siapa tahu jodoh makin deket, makin singset." sahut Luna pada Rani, wanita berhijab yang memang sudah menikah dan gelak tawanya terdengar sama kerasnya dengan karyawan lain yang sudah berkeluarga.
"Perlu banget ya gue denger kata-kata sampah dari lo?"