Mohon tunggu...
Desak Pusparini
Desak Pusparini Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang ibu yang gemar membaca dan menulis apa saja. Juga seorang penerjemah lepas dan pengajar privat komputer.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Menyiasati Kenaikan Harga BBM

1 November 2014   23:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:55 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan November ini dipastikan harga BBM akan naik. Kalau tidak pada minggu pertama, mungkin pada minggu ketiga. Itulah berita yang saya dengar. Sebelum ini TDL (Tarif Dasar Listrik) sudah naik duluan, yang kemudian diikuti oleh kenaikan harga Elpiji 15 kg. Saya sendiri tidak ngeh ketika kenaikan tersebut terjadi. Saya baru tahu ketika hendak membeli gas, ternyata ada kenaikan harga. Begitu juga dengan listrik, saya baru sadar ketika membayar tagihan listrik.

Nah, sebentar lagi kita harus bersiap menyambut kenaikan harga BBM dengan segala "ikutannya". Harga sembako dan barang-barang lainnya pasti ikut naik termasuk susu. Sudahlah, tak ada gunanya marah-marah, ngomel-ngomel atau memaki-maki. Kenaikan tersebut tak mungkin batal oleh kemarahan kita. Ketimbang buang-buang energi dan mengeluh sana-sini, lebih baik kita mencari siasat bagaimana caranya agar dampak kenaikan tersebut tak terlalu berat bagi kita. Pemerintah pasti sudah mempertimbangkan segala sesuatunya  dan sampai pada kesimpulan bahwa harga BBM memang tidak bisa dipertahankan lagi pada harga semula. Yakinlah, tak ada pemerintahan yang dengan sengaja membuat rakyatnya menderita.

Salah satu barang yang harganya akan melambung tinggi adalah susu termasuk susu formula. Para ibu dan calon ibu (yang sedang mengandung) harus bisa berpikir dari sekarang bagaimana caranya mengurangi konsumsi susu formula untuk anak-anaknya kelak.  Cara tergampang adalah dengan meningkatkan Air Susu Ibu (ASI). Salah satu keponakan saya yang punya balita bercerita bahwa setiap tiga hari sekali dia harus membeli susu formula senilai dua ratus ribu rupiah, kadang bisa lebih.  Kalau kita bisa memberi ASI tentu budget untuk susu formula bisa dihilangkan, atau minimal dikurangi.

Iwan Fals pernah mengalami hal ini ketika harga BBM naik dan bertepatan dengan kelahiran putra pertamanya. Dasar seniman, dari situasi itu dia pun menciptakan sebuah lagu yang berjudul Galang Rambu Anarki (yang kini sudah almarhum). Lagu itu menceritakan betapa susahnya dia membeli susu untuk anaknya karena harga yang melambung tinggi seiring kenaikan harga BBM.

Kita semua pasti tahu bahwa susu terbaik untuk bayi kita adalah ASI. Tapi kendalanya, seringkali jumlah produksi ASI tak memenuhi kebutuhan si bayi sehingga terpaksa harus ditambah susu formula.  Kita semua juga pasti tahu seberapa besar  manfaat ASI untuk bayi. Saya tak membahas itu. Di sini saya ingin berbagi bagaimana caranya untuk meningkatkan produksi ASI. Saya tak sekadar bicara teori, saya bicara tentang apa yang saya lakukan dulu ketika anak saya masih kecil. Bisa dibilang ASI saya sangat berlimpah sehingga anak saya tak butuh susu tambahan. Saya bahkan menyusui sampai anak saya umur tiga tahun. Bisa dihitung berapa penghematan yang saya lakukan di samping manfaat besar yang diterima oleh anak.

Beberapa jenis makanan yang gampang didapatkan dan sangat membantu produksi ASI adalah sayur bayam, daun katu (orang Bali menyebutnya daun kayu manis). Untuk buah saya banyak makan pepaya karena ini paling gampang ditemukan selain harganya yang relatif murah. Kemudian camilan saya yang utama adalah kacang asin.  Kacang mete juga bagus tapi harganya terlalu mahal. Untuk lauk saya sering makan telor asin dan belut goreng. Sekali-sekali saya juga minum susu tapi sangat jarang berhubung saya tak suka susu. Minuman favorit saya adalah teh (yang tidak terlalu manis). Dalam sehari saya bisa minum teh tiga kali (gelas besar). Dan yang terpenting adalah air putih sebanyak-banyaknya. Apalagi saya banyak makan kacang asin, maka minum air putih yang banyak adalah wajib.

Untuk para ibu yang sedang mengandung atau yang sedang menyusui, bisa mencoba apa yang saya lakukan. Mungkin ada banyak lagi jenis makanan lain yang bisa meningkatkan produksi ASI,  di atas saya hanya menyebutkan jenis makanan yang saya konsumsi dan gampang dicari plus harganya yang terjangkau. Tidak ada yang mahal, bukan? Memang selama menyusui saya tidak melakukan kegiatan di luar rumah sehingga saya bisa memberikan ASI setiap saat dibutuhkan. Bagaimana kalau ibu-ibu yang bekerja? Sekarang ASI sudah bisa dipompa (ada alatnya) dan bisa disimpan di lemari pendingin dan bertahan sampai beberapa jam. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak memberi ASI bayi kita.

Nah, ketimbang kita stress dan khawatir tidak bisa membeli susu karena harga BBM yang tinggi, tidak ada salahnya mencoba saran di atas bukan? :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun