Insentif Investasi: Fasilitas perpajakan bagi investor asing untuk mendorong arus masuk modal.
Kebijakan Moneter: Bank Indonesia menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan melakukan intervensi pasar serta menjaga suku bunga acuan pada level moderat.
Teori Permintaan dan Penawaran Agregat
Teori Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat (AD-AS) menjelaskan bagaimana permintaan total dalam perekonomian (permintaan agregat) dan total penawaran barang dan jasa (penawaran agregat) berinteraksi untuk menentukan tingkat harga dan output dalam perekonomian. Dalam konteks pertumbuhan ekonomi Indonesia, penurunan permintaan agregat dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, seperti perlambatan ekspor dan menurunnya konsumsi masyarakat. Permintaan agregat mencakup konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto (ekspor dikurangi impor). Ketika ekspor mengalami perlambatan akibat penurunan permintaan dari negara mitra dagang utama, hal ini akan mengurangi kontribusi sektor eksternal terhadap permintaan agregat. Selain itu, inflasi yang tinggi dapat menekan daya beli masyarakat, sehingga mengurangi konsumsi domestik. Oleh karena itu, penurunan konsumsi rumah tangga akan langsung mempengaruhi permintaan agregatif secara keseluruhan, sehingga berkontribusi pada melambatnya pertumbuhan ekonomi.
Penawaran agregat mencerminkan total output yang dapat diproduksi oleh perekonomian pada tingkat harga tertentu. Jika biaya produksi meningkat akibat depresiasi nilai tukar atau kenaikan suku bunga yang mempengaruhi biaya pinjaman bagi pelaku usaha, maka penawaran agregatif juga akan tertekan. Hal ini dapat menyebabkan inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Menurut penelitian Soleh (2024), penurunan penawaran agregat dapat disebabkan oleh kenaikan biaya produksi yang diinduksi oleh fluktuasi nilai tukar rupiah.
Model Mundell-Fleming
Model Mundell-Fleming adalah model ekonomi terbuka yang menjelaskan hubungan antara suku bunga, nilai tukar, dan output dalam perekonomian terbuka. Menurut Blanchard & Johnson (2013), model mundell fleming menjelaskan bagaimana kebijakan moneter internasional dapat mempengaruhi kondisi ekonomi domestik. Ketika bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga acuan, maka hal ini akan mempercepat aliran modal keluar dari negara-negara berkembang seperti Indonesia. Depresiasi nilai tukar rupiah yang diakibatkan oleh aliran modal keluar ini akan meningkatkan biaya impor barang-barang penting bagi perekonomian domestik. Biaya impor yang naik akan berdampak positif terhadap inflasi domestik karena meningkatnya harga barang-barang pokok.Â
Selain itu, kenaikan suku bunga juga akan mempengaruhi perilaku investor domestik. Investasi yang tadinya cukup kuat akan mulai menurun ketika biaya pinjamannya meningkat. Perusahaan yang sedang merencanakan proyek baru mungkin akan menunda rencana mereka karena takut terkena risiko keuangan yang lebih besar. Akhirnya, penurunan investasi akan berdampak negatif terhadap kapasitas produksi dan lapangan kerja.Â
DAFTAR PUSTAKAÂ
Alatas I & Lazuardi A. 2024. Kemenparekraf ubah target dan indikator kinerja tahun 2025. Â Diakses pada 12 November 2024. Â https://www.antaranews.com/berita/4313919/kemenparekraf
-ubah-target-dan-indikator-kinerja-tahun-2025Â