Apakah Perceraian Menjadi Sebuah Solusi?
Nudge Theory dapat diadopsi dan digunakan dalam memecahkan persoalan-persoalan keluarga. Di Indonesia, pasangan yang memilih bercerai menunjukkan tren terus meningkat, yang angkanya mencapai sekitar 15-20 persen setiap tahun, menunjukkan terdapatnya persoalan pernikahan "zaman now". Bisa jadi memang masalah yang dihadapi pasangan "jaman now" lebih kompleks. Alasan utama perceraian adalah ketidakharmonisan dalam hubungan rumah tangga. Pemicunya beragam, mulai dari soal komunikasi yang tidak efektif, mimpi dan fakta pernikahan yang tidak sesuai, campur tangan pihak ketiga, sampai terlalu banyak bermedia sosial, menjadi batu sandungan dalam pernikahan di era modern ini. Juga faktor ekonomi, yang bukan hanya kekurangan dalam ekonomi keluarga, tetapi juga didapati, terutama pada pasangan milenial, suami dan istri sama-sama bekerja sehingga tidak takut bercerai karena istri juga mandiri secara finansial.Â
Perceraian, secara otomatis berpengaruh terhadap kondisi sosial dan finansial kedua belah pihak dan bila dikaruniai keturunan, akan mempengaruhi kondisi psikologis dan masa depan anak. Padahal pernikahan tidak sesederhana dongeng yang pasti berakhir indah. Pernikahan yang langgeng butuh kerja keras dan kesabaran kedua belah pihak. Tantangan pasangan suami istri memang banyak, tergantung bagaimana pasangan tersebut dalam mengikhtiarkan untuk selalu mendapatkan solusinya, dan tidak mudah berakhir dengan menempuh jalan perceraian. Jadi, hampir semua persoalan pernikahan itu muncul karena problemnya ada pada manusianya, yaitu sebagai suami isteri.
Seringkali mediasi, perdamaian dan upaya mempersatukan pasangan suami istri tak menggoyahkan kehendak kedua belah pihak untuk bercerai. Maka, Nudge Theory ini sebenarnya dapat menjadi pendekatan baru. Sebab dalam Nudge Theory, pilihan untuk melakukan sesuatu tetap berada di tangan individu. Selain itu, teori ini bersifat memberikan arahan tentang sesuatu yang sebaiknya dipilih melalui sentuhan psikologis terhadap alam bawah sadar. Menggugah pasangan suami istri tanpa harus memberi arahan atau paksaan, sehingga pasangan suami istri terdorong untuk mencari solusi yang maslahat bagi keluarga, tanpa harus tergesa-gesa memutuskan melalui perceraian.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H