Kehidupan sebagai perantau tentunya akan terasa berat, terlebih lagi harus jauh dari anak dan istri membuat rasa rindu, kangen atau apapun bahasanya semakin terasa saja. Beruntung ada komunitas dari pelajar Indonesia atau biasa disebut Persatuan Pelajar Indonesia (PPI), setidaknya inilah saudara dekat saya yang bisa dijadikan tempat untuk berbagi cerita dan pengalaman, dari para pelajar yang sudah terlebih dulu ataupun telah lama berada disini. Berbagai kegiatan yang diadakan oleh teman-teman PPI seperti acara penyambutan bagi mahasiswa yang baru datang, baik yang melanjutkan studinya maupun yang ikut program pertukaran pelajar.
Memasuki bulan Ramadhan ditahun ini, dengan waktu berpuasa 3 jam lebih panjang dari Indonesia atau sekitar 15 jam sehari, ditambah dengan cuaca yang tidak menentu menjadikan puasa lebih bermakna, bertahan dari gempuran godaan yang ada dan kita tahu saat puasa bukan di negara yang mayoritas penduduknya bukan muslim tentunya godaan itu warna-warni bentuknya, dari ‘’pemandangan’’ wanita yang berpakaian minim hingga cuaca yang cukup bisa membuat kita lupa.Â
Namun, ada yang yang menarik dibulan Ramadhan tahun ini yaitu waktu berbuka puasa, dimana waktunya tersebut bersamaan dengan Kota Surabaya meskipun berbeda waktu 2 jam yang tentunya saya dan bisa berbuka bersama dengan istri meskipun tempatnya berbeda.
Tepatnya tanggal 12 Juni 2016, teman-teman dari PPI diminta oleh pihak KBRI Tokyo untuk terlibat dalam kegiatan menyambut kedatangan kapal Spirit of Majapahit, kapal ini bertujuan untuk mengenang kejayaan Kerajaan Majapahit (napak tilas) bahwa pada masa kejayaannya pernah berlayar hingga ke Okinawa, untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Kerajaan Ryukyu. Dan menurut informasi yang saya dapatkan, terdapat keris yang memang dikhususkan sebagai bentuk hubungan antara kedua kerajaan tersebut, kini keris tersebut dapat dilihat dan masih tersimpan baik di Shuri-jo Castle yang berlokasi di Kota Naha, Okinawa.
Meskipun tahun ini tidak dapat hari raya bersama dengan keluarga, setidaknya rasa rindu ini adalah doa yang terindah untuk istri, anak, orang tua, mertua dan saudara-saudara yang ada di Indonesia untuk dapat saling menguatkan bahwa semua ini akan berlalu. Karena perjuangan untuk selalu menjadi manusia yang baik tentunya tidak mudah, emas untuk dapat menjadi lebih bernilai maka ia perlu dilebur, ditempa, untuk dibentuk menjadi perhiasan yang indah. Seperti itulah kiranya manusia, kita mau menjadi manusia seperti apa semua itu kembali ketika kita di uji, dengan ujian tersebut berarti Allah masih sayang dengan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H