Jamie Bartlett dalam bukunya yang berjudul “The Dark Net” banyak mengulas tentang asal muasal terciptanya Bitcoin. Bitcoin pada mulanya tidak diciptakan untuk menyokong kegiatan kriminal, namun lebih pada pandangan politis dan sifat kritis para pakar kriptografi terhadap ekonomi dunia yang dikendalikan segelintir orang kuat (Bartlett, 2014). Ide akan adanya sistem pembayaran independen yang tidak bergantung pada pihak sentral pun telah ada sejak lama, dan dianggap terealisasi dengan terciptanya Bitcoin oleh Satoshi Nakamoto.
Namun demikian, sebagaimana pula dialami oleh terobosan teknologi lainnya, para penjahat menemukan cara untuk memanfaatkan Bitcoin ini sebagai sarana pendukung kegiatan ilegalnya. Walaupun Bitcoin dianggap lekat dengan dunia hitam atas kepopulerannya di kalangan para pengguna deep web dan Silk Road, uang keras (cash money) tetap dianggap favorit oleh para kriminal (Bartlett, 2014).
Potensi Bitcoin
Bitcoin didesain sedemikian efisiennya sehingga tidak membutuhkan sumber daya yang besar. Ukuran transaksi yang minimalis membuat sistem ini dapat berjalan dalam lingkungan dengan kecepatan jaringan yang rendah. Oleh karena itu, salah satu visi Bitcoin adalah “banking the unbanked” atau menjangkau mereka yang tidak dapat dijangkau oleh perbankan konvensional.
Keunggulan lain dari Bitcoin adalah biaya transaksi yang sangat rendah jika dibandingkan dengan standar biaya perbankan konvensional, membuat Bitcoin memiliki potensi tinggi untuk digunakan dalam transaksi internasional. Bahkan bank besar seperti Barclays di Inggris mulai menerima Bitcoin sebagai alat pengumpulan sumbangan (Macfarlan, 2015). Bukan mustahil jika di kemudian hari, Bitcoin semakin banyak digunakan dalam transaksi sehari-hari.
Sebagaimana sebuah pisau dapur yang mampu menjadi alat yang mematikan di tangan penjahat, pisau dapur dapat menjadi alat untuk menghasilkan masakan lezat di tangan seorang koki. Demikian halnya dengan Bitcoin. Inovasi teknologi dengan potensi luar biasa besar seperti Bitcoin tidak perlu dimatikan hanya karena disalahgunakan oleh oknum seperti Leopard Wisnu Kumala untuk mendukung aksi kriminalnya, namun justru harus dieksploitasi untuk membawa kebaikan bagi masyarakat luas.
Referensi
Androulaki, E., Karame, G. O., Roeschlin, M., Scherer, T., & Capkun, S. (2013). Evaluating user privacy in bitcoin Financial Cryptography and Data Security (pp. 34-51): Springer.
Bartlett, J. (2014). The Dark Net: The Random House.
Macfarlan, T. (2015). Barclays set to become first UK high street bank to accept bitcoin as it starts taking charity donations in the virtual currency. Retrieved from http://www.dailymail.co.uk/news/article-3216246/Barclays-UK-high-street-bank-accept-bitcoin.html